Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PAN nilai banyak kepala daerah korupsi karena biaya politik tinggi

PAN nilai banyak kepala daerah korupsi karena biaya politik tinggi Bupati Jombang ditahan KPK. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Banyak kepala daerah yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Terbaru, dua kepala daerah yakni Gubernur Jambi Zumi Zola dan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko. Keduanya terjerat kasus dugaan menerima suap.

Bupati Nyono misalnya. Dia diduga menerima suap terkait dana kapitasi kesehatan di Puskesmas se-Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Nyono juga mendapat jatah terkait perizinan sebuah rumah sakit swasta di Jombang. Nyono menerima suap untuk membiayai kegiatan politiknya dalam kontestasi Pilkada Bupati Jombang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno mengatakan, banyaknya kepala daerah tergoda menerima suap atau melakukan tindak pidana korupsi tidak lepas dari faktor biaya politik tinggi di Indonesia.

Orang lain juga bertanya?

"Secara keseluruhan ini adalah akibat politik biaya tinggi, Pak Zulkifli menyatakan bahwa biaya politik Indonesia sangat tinggi," katanya dalam diskusi di The Atjeh Connection, Jakarta Selatan, Selasa (6/2).

Dia mencontohkan, seorang yang ingin maju bertarung sebagai kepala daerah, saat kampanye harus mengumpulkan massa, butuh tempat dan keperluan lain. Itu semua membutuhkan biaya yang sangat tinggi.

"Atribut, snack, makan atau nasi bungkus. Yang datang harus dikasih uang transport minimal Rp 20.000. Bukan satu kali tapi berkali-kali. Itu kabupaten gimana gubernur. Oleh karena itu harus ada yang kita tata untuk cegah jangan sampai biaya politik ini jadi akses korupsi)," jelasnya.

Karena itu, kata dia, alangkah baiknya jika biaya politik ditanggung pemerintah. Tapi dia menyadari itu sangat sulit. "Rasanya masih berat, untuk dana bantuan parpol dari Rp 108 jadi Rp 1.000 per suara saja berat," katanya.

Untuk itu perlu dicari cara lain untuk menekan biaya politik yang mahal. Calon kepala daerah harus mampu menekan biaya atau pengeluaran yang mahal dan dinilai tak diperlukan. Sebab, yang dibutuhkan adalah komunikasi efektif dengan masyarakat.

"Terkait arak-arakan, ada penyanyi dangdutnya sudah dikurangi. Pendekatan langsung pada kelompok masyarakat,"

Dia juga berpesan kepada seluruh kader PAN baik yang telah menjabat sebagai kepada daerah ataupun yang akan maju di Pilkada Serentak 2018, untuk menghindari praktik korupsi.

"Kami sangat menekankan pada para kader, korupsi merupakan hal yang dapat mematikan karir. Jangan sampai salah langkah lalu terjerat maka habis sudah karirnya," ucapnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kejagung Bongkar Tren Pelanggaran Pilkada, Kepala Desa Kerap Untungkan Petahana
Kejagung Bongkar Tren Pelanggaran Pilkada, Kepala Desa Kerap Untungkan Petahana

Kepala desa biasanya memiliki hubungan dengan petahana sehingga dapat mendobrak atau mengurangi suara politisi tersebut.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Lugas Mahfud Ungkap 'Borok' Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD, Jorok & Penuh Kecurangan!
VIDEO: Lugas Mahfud Ungkap 'Borok' Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD, Jorok & Penuh Kecurangan!

Mahfud menambahkan, hal tersebut akan menimbulkan banyak cukong, yang nantinya akan menghambat kinerja para kepala daerah

Baca Selengkapnya
Pj Wali Kota Pekanbaru Ditangkap, Eks Penyidik KPK Sebut OTT Efektif Tangkap Koruptor
Pj Wali Kota Pekanbaru Ditangkap, Eks Penyidik KPK Sebut OTT Efektif Tangkap Koruptor

Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa baru menjabat sekitar enam bulan di sana.

Baca Selengkapnya
Mendagri Dukung Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD: Kita Lihat Sendiri Besarnya Biaya Pilkada
Mendagri Dukung Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD: Kita Lihat Sendiri Besarnya Biaya Pilkada

Mendagri Tito Karnavian sependapat dengan usulan Presiden Prabowo Subianto soal kepala daerah dipilih oleh DPRD.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Kepala BPKP Bongkar 'Ladang Korupsi' Kepala Daerah, Berawal dari Rancangan Anggaran
Blak-blakan Kepala BPKP Bongkar 'Ladang Korupsi' Kepala Daerah, Berawal dari Rancangan Anggaran

Mengakali anggaran jadi modus yang kerap dilakoni para kepala daerah untuk 'melipat' anggaran negara.

Baca Selengkapnya
Pimpinan KPK: Semakin Dikejar, Korupsi Makin Buas dan Canggih Modusnya!
Pimpinan KPK: Semakin Dikejar, Korupsi Makin Buas dan Canggih Modusnya!

Wakil Ketua KPK ungkap setiap kasus yang ditangani modus korupsinya semakin berevolusi.

Baca Selengkapnya
Ini Dampak Buruk yang Terjadi Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD
Ini Dampak Buruk yang Terjadi Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD

Tingginya biaya politik menjadi dalih pejabat partai politik hingga eksekutif, untuk melanggengkan wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD.

Baca Selengkapnya
Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif
Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif

Wahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah polisi korupsi.

Baca Selengkapnya
Ketua KPK Singgung Oknum Bekingi Korupsi di Sektor Tambang Depan 3 Paslon Capres-Cawapres
Ketua KPK Singgung Oknum Bekingi Korupsi di Sektor Tambang Depan 3 Paslon Capres-Cawapres

Nawawi mengatakan, praktik korupsi masih marak terjadi di pelbagai sektor.

Baca Selengkapnya
Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan
Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan

Kasus Korupsi di Indonesia memang sudah banyak diungkap dalam kurun waktu yang panjang.

Baca Selengkapnya
PKB: Pemilu Biayanya Besar dan Mahal
PKB: Pemilu Biayanya Besar dan Mahal

Untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) membutuhkan biaya yang besar.

Baca Selengkapnya
Terang-terangan, Cak Imin Ungkap 1 Suara di Pilkada Harganya Rp300 Ribu
Terang-terangan, Cak Imin Ungkap 1 Suara di Pilkada Harganya Rp300 Ribu

Cak Imin mengungkapkan bahwa dalam Pilkada 2024, biaya politik uang mencapai Rp300 ribu untuk setiap suara. Apakah hal ini mengancam kualitas demokrasi kita?

Baca Selengkapnya