Pangdam-Kapolda Sulsel Selidiki Kesalahpahaman Anggota TNI dan Polres Jeneponto
Merdeka.com - Adanya dugaan kesalahpahaman yang terjadi antara anggota TNI AD dari Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka dengan Satuan Reskrim Polres Jeneponto tengah menjadi sorotan. Kejadian salah paham itu terjadi sebelum insiden penyerangan Mapolres Jeneponto, oleh sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK) Kamis (27/4) dini hari.
Atas adanya isu kesalahpahaman tersebut, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen Totok Imam Santoso menyampaikan bahwa persoalan itu tengah diselidiki oleh masing-masing atasan anggota yang terlibat kesalahpahaman.
"Mungkin rekan-rekan sudah mendengar kejadian di Kabupaten Jeneponto yang beberapa hari lalu. Yang lalu 2 hari yang lalu adanya kesalahpahaman oknum dari TNI Angkatan Darat dan sedang melaksanakan cuti dari Kodam 5 Brawijaya dan dari Kodam 13 Manado dengan oknum dari Polres Jeneponto. Kalau tidak salah dari sat Reskrim," kata Totok saat jumpa pers, Kamis (27/4).
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
"Permasalahan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh pimpinan masing-masing baik dari Polres dan Polda sudah dilakukan Kapolda dan juga dari pihak Kodam 5 Brawijaya dan Kodam 13 Manado," tambah dia.
Totok mengatakan persoalan kesalahpahaman ini telah ditangani oleh Pom Kosam masing-masing kesatuan. Dengan titik temu seluruh anggota yang terlibat akan diambil keterangan minta dalam beberapa hari kedepan.
"Intinya kami komitmen bahwa soliditas kebersamaan yang utama antara TNI Polri. jangan sampai dipengaruhi pihak-pihak lain kemudian dimanfaatkan sebagai nya. Permasalah tersebut kita juga sudah komitmen secara transparan," katanya.
Totok menegaskan dalam kasus ini telah ada komitmen antara kesatuan untuk menindak tegas setiap anggota yang terbukti melakukan pelanggaran. Dengan membuka seterang-terangnya hasil pemeriksaan dari setiap kesatuan.
"Dari TNI juga sama dan kita masih menunggu dari hasil visum dan hasil pemeriksaan dari masing-masing institusi. saat ini Danpomdam kedua kodam (Kodam Brawijaya dan Kodam Manado) tersebut masih di Jeneponto untuk mengambil keterangan," ucapnya.
"Kemudian dari pihak Polda sudah diambil alih oleh Propam dan semoga tidak lama dan bisa disampaikan. Sehingga harapannya sudah ditangani dengan baik dan yakinkan bahwa tidak ada yang setiap masalah yang selama ini disampaikan kalau TNI dengan Polisi bermasalah langsung damai, peluk-pelukan selesai, tidak," sambungnya.
Padahal, Totok menyinggung terkait insiden kesalahpahaman itu sebenarnya telah dilakukan kesepakatan berdamai antara kedua belah pihak baik TNI maupun Polri di wilayah. Sehingga, persoalan tersebut seharusnya sudah diselesaikan masing-masing institusi.
"Namun ada kejadian malam yang di Polres Jeneponto. Padahal kita sudah koordinasi siangnya untuk masing-masing menjaga bahkan ada surat dari pihak Polres kepada Kodim untuk membantu menjaga markas Kodim. Waktu itu tiba-tiba ada informasi ada pelemparan orang tidak dikenal," kata dia.
Akibat serangan oleh OTK ke Mapolres Jeneponto, lanjut Totok, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polda Sulsel masih melakukan penyelidikan. Karena, kejadian serangan berlangsung dengan cepat dan tidak diketahui siapa pelakunya.
"Kapolres dan Kasrem 141 hadir di sama, dan Dandim dan beberapa pejabat dari Polres dan Kodim langsung ke lokasi. sudah diadakan koordinasi, diadakan komunikasi, dan hasilnya akan disampaikan," ucapnya.
"Dan penyerangan dan pelemparan itu pun juga tidak ada sampai saat ini tidak ada kaitan dengan TNI tidak ada. Jadi saat ini kita bicara orang tidak dikenal yang melakukan itu. nanti pihak TNI ada POM, Staf Intel dari Polda ada Propam," kata dia.
Arahan Kapolda Sulsel
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso menyampaikan pihaknya tengah menyelidiki kasus kesalahpahaman dan pengerusakan yang terjadi. Oleh karena itu, ia mengimbau agar tidak ada sikap reaktif terhadap kejadian yang terjadi di Jeneponto.
"Kepada anggota moril tetap harus tinggi, pelayanan kepada masyarakat diutamakan, jangan reaktif dengan kejadian tersebut. Kita tetap waspada dan bertindak secara profesional untuk mengungkap kasus ini bersama-sama dengan TNI dari Pom TNI," imbaunya.
Setyo Boedi meminta jajarannya bertindak cepat dan tegas dalam menangani kasus ini. Dalam rangka menjaga sinergi serta soliditas kepada TNI untuk menjaga suasana Sulawesi Selatan yang tetap nyaman dan aman.
"Jadi kita sudah jelaskan kalau kita sepakat Apabila ada dalam penyelesaian kasus ini ada anggota yang salah kita sepakat untuk memberikan sanksi. Kemudian Kabid Propam sudah saya perintahkan untuk kerja sama dengan TNI bersama-sama untuk menyelesaikan kasus ini dengan sebaik-baiknya," bebernya.
Dilakukan Penyelidikan
Secara terpisah, Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Rio Purwantoro menyampaikan bahwa terkait kesalahpahaman yang terjadi antara personel Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka dengan personel Polres Jeneponto sebelumnya masih dalam investigasi.
"Kodam XIV/Hasanuddin akan terus membantu dan mendampingi proses penyelidikan dan investigasinya sampai dengan selesai," kata dia.
Meski tidak menjelaskan secara rinci, namun Rio membenarkan adanya kejadian salahpaham yang terjadi antara anggota TNI dengan Polisi.
"Ada kejadian salah paham Anggota yonif Raider 500 Kodam Brawijaya & Anggota Denpal dari Kodam Merdeka dengan Anggota Polres," singkatnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaPuspom TNI akan mendalami latar belakangkasus Mayor Dedi Hasibuan.
Baca SelengkapnyaAlexander mengatakan, saat melakukan tangkap tangan, tim dari KPK sudah mendapatkan setidaknya dua alat bukti.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaPomdam Brawijaya akan mendalami terkait dengan motif penyiksaan yang dilakukan para prajurit tersebut.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai langkah penyelesaian dalam penanganan perkara prajurit TNI menyerang Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca Selengkapnya