Pantang ngemis, abah Tarsa jadi pemulung & tanam singkong buat makan
Merdeka.com - Di gubuk berukuran 2x3 meter, disitulah Abah Tarsa tinggal. Pria 82 tahun tersebut tinggal di gubuk yang terbuat dari triplek dan kayu bekas.
Jangan membayangkan kebanyakan rumah pada umumnya, sebab gubuk tersebut jauh dari kata layak untuk dijadikan tempat tinggal. Di dalam gubuknya hanya ada kasur untuk tempatnya beristirahat dan lemari tua. Ruangannya sempit dan pengap, tanpa ventilasi. Jika ingin buang air kecil dan BAB, Abah harus menumpang di tempat orang lain.
"Abah sudah tinggal 2 tahun di gubuk ini," ujar Abah Tarsa saat berbincang di gubuknya tepat di belakang SMP 49 Jalan Antapani, Kamis (20/4).
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Siapa yang menemukan makam ibu dan anak? Sumber: Arkeonews Makam ini ditemukan 2004 selama proyek pembangunan di daerah yang dikenal sebagai pemakaman Romawi kuno di timur kota Ovilava (kini Wels di Austria Hulu).
-
Siapa yang merasakan kehilangan Bapak? Kepergianmu membuatku kehilangan bagian terpenting dari hidupku.
-
Kenapa Gunawan ditinggal anak istrinya? Anak-anak mereka tengah menempuh pendidikan di sana, sehingga Lala perlu melakukan perjalanan bolak-balik untuk mengurus keperluan di Melbourne.
-
Di mana almarhum meninggal? Kabar duka datang dari Mekkah, Arab Saudi.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Abah tinggal di gubuknya seorang diri. Dia ditinggal oleh istri dan anaknya yang telah meninggal dunia.
Abah Tarsa ©2017 merdeka.com/dian rosadi
Bila diperhatikan, fisik Abah Tarsa memang nampak berbeda dari manusia normal. Kepalanya miring ke sebelah kiri bukan tegak lurus ke depan seperti manusia pada umumnya.
Rupanya, Abah Tarsa memang sedang mengidap penyakit. Dirinya pun tidak mengetahui penyakit ada yang sedang diidapnya tersebut. Kepalanya terus miring ke sebalah kiri dan sulit untuk digerakan. Sehingga untuk berbicara pun dalam posisi miring.
"Pertamanya leher abah kesemutan. Dikirain ya biasa aja ga ada apa-apa. Tapi tiba-tiba kepala abah miring ke kiri. Terus miring kayak sekarang," kata Abah Tarsa.
Bukan tanpa usaha, Abah Tarsa pun sudah mencoba untuk mengobati penyakitnya tersebut. Dia mendatangi dokter di rumah sakit hingga pengobatan alternatif. Namun hingga saat ini kondisinya masih belum berubah.
"Abah juga sudah mencoba berobat kemana-mana, tapi belum bisa sembuh. Abah juga enggak dikasih tau ini penyakit apa," ucapnya.
Kondisi ekonomi yang cukup sulit membuatnya hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini. Namun dirinya tetap semangat menjalani hidup dengan bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari
"Abah sudah sepuh, jadi mulung. 'Milari' (mencari) barang-barang bekas dijual kepada pengepul," katanya.
Abah Tarsa ©2017 merdeka.com/dian rosadi
Selain aktifitasnya sebagai pemulung, Abah Tarsa pun rupanya gemar berkebun. Dia menanam singkong di lahan di depan gubuknya. Hasil dari dia berkebun dikonsumsi untuk makanan sehari hari.
"Lumayan hasilna kanggo tuang (lumayan hasilnya untuk makan). Embung ngemis ka batur mah (enggak mau ngemis ke orang). Tapi kalau ada yang kasih saya makan atau apa saya terima," ungkapnya.
Dalam kondisinya saat ini, Abah Tarsa pantang meminta-minta. Dia tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Meski fisiknya tak lagi kuat namun dirinya tetap semangat menjalani hari.
Sementara itu, Elis (47) yang merupakan saudara Abah Tarsa mengatakan jika sesekali dia selalu menengok Abah Tarsa untuk mengetahui kondisinya bila sedang tidak bekerja. Dia pun membawa makanan untuk Abah Tarsa jika datang ke gubuknya.
Merasa prihatin dengan kondisi Abah, Elis pun mengaku sudah mengajak Abah Tarsa untuk pindah. Namun Abah Tarsa selalu menolak setiap kali diajak pindah.
"Abah tidak mau diajak pindah. Dia selalu menolak kalau diajak pindah ke kontrakan Saya. Saya juga cuma bisa bantu seadanya saja," ungkap Elis.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Kuntoro alias Toro, anak PNS di lingkungan TNI AD yang kini hidup sebatang kara di rumah yang terbengkala.
Baca SelengkapnyaPemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaViral pria bagikan kondisi rumah setelah satu tahun tanpa ibunya. Momen ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaWalaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca Selengkapnya