Pasien Covid-19 Ringan dan OTG Boleh Berpuasa di Ramadan
Merdeka.com - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Junior Doctor Network (JDN), Vito A. Damay tidak melarang pasien COVID-19 bergejala ringan atau tanpa gejala (OTG) berpuasa di bulan Ramadan, asalkan kondisinya masih memungkinkan.
"Setahu saya kalau pasien COVID-19 masih memungkinkan untuk berpuasa tidak dilarang berpuasa apalagi kalau tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," ujar dia dalam diskusi via daring, ditulis Kamis (15/4).
Dalam kesempatan itu, pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia, Putri Sakti menyarankan pasien berkonsultasi dulu ke dokter untuk memastikan kondisinya memungkinkan berpuasa atau tidak. Menurut dia, pasien terutama yang berada dalam masa pemulihan cenderung tidak bisa menyeimbangkan antara asupan makanan dan kebutuhan mereka, sehingga dapat memperburuk kondisi.
-
Kenapa penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum puasa? Dr. Andrew menyarankan agar ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat sebelum memutuskan untuk berpuasa, terutama jika memiliki penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko kesehatan.
-
Siapa yang perlu konsultasi dokter sebelum puasa? 'Penderita penyakit, termasuk bagi Ibu hamil dan Ibu menyusui disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi,' ujarnya.
-
Kenapa pasien diabetes harus konsultasi dengan dokter sebelum puasa? Individu dengan diabetes memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dari perubahan asupan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh,' kata Martha dilansir dari Antara.
-
Mengapa penderita diabetes harus berkonsultasi dengan dokter sebelum puasa? 'Untuk kondisi diabetes, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah kondisi diabetesnya masih memungkinkan untuk berpuasa,' kata Luciana.
-
Siapa yang perlu konsultasi tentang obat saat puasa? Bagi individu yang mengonsumsi obat tertentu untuk kondisi kronis, berpuasa dapat menimbulkan risiko. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara minum obat dengan tepat saat menjalani puasa Ramadan.
-
Siapa yang disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter? Meskipun beberapa orang mungkin memiliki kondisi tangan berkeringat sebagai bawaan lahir, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi masalah keringat berlebih pada sebagian besar individu. Jika masalah ini terus berlanjut atau sangat mengganggu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mencari solusi yang lebih lanjut.
Jadi, apabila setelah berkonsultasi dengan dokter kondisi tidak memungkinkan maka dia bisa mengganti puasa di bulan lain apabila sudah pulih.
"Orang sedang sakit butuh recovery, metabolismenya lebih tinggi sedangkan mereka ini konsumsi makanannya tidak bisa bagus apalagi yang (kondisi sakit COVID-19 berat), jadi dari segi asupan dan kebutuhan enggak balance malah bisa memperburuk kondisi mereka. Di Islam diperbolehkan kalau kondisi tidak memungkinkan berpuasa diganti di hari lain ketika kondisinya sudah membaik. Konsultasikan dulu dengan dokter," kata Putri.
Selama pemulihan, Putri menyarankan pasien mencukupi kebutuhan makanan mereka mulai dari memperbanyak protein nabati dan hewani rendah lemak, memvariasikan hidangan sayur dan buah agar bisa mendapatkan vitamin, mineral dan antioksidan yang juga bervariasi.
"Kalau merasa asupan tidak bisa optimal boleh dipertimbangkan suplemen, tetapi tidak boleh single dosis kecuali vitamin D (Orang Indonesia 90 persen ada gangguan genetik jadi boleh misalkan ditambah vitamin D 1000 unit). Sementara vitamin lain tidak perlu single dosis kecuali dokter menyarankan," demikian tutur dia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Datangnya bulan Ramadan sudah dalam hitungan hari, persiapan untuk puasa penting dilakukan oleh siapa saja termasuk pada pasien diabetes.
Baca SelengkapnyaDemi kesehatan dan penyesuaian dengan waktu, konsumsi obat perlu diatur kembali saat menjalani puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaJika memiliki riwayat penyakit, Habib Ja'far menyampaikan berobat ke dokter atau minum obat merupakan upaya agar sembuh dari penyakit tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Baca SelengkapnyaNgemil di malam hari merupakan hal yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi di kala menjalani puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pasien diabetes tetap bisa berpuasa di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaDalam membiasakan anak untuk berpuasa tetap penting untuk memperhatikan kebutuhan gizi dan nutrisinya.
Baca SelengkapnyaPuasa dapat memberikan banyak manfaat bagi penderita diabetes, namun perlu diperhatikan risiko lonjakan gula darah.
Baca SelengkapnyaIni 3 Waktu Paling Terbaik untuk Berolahraga saat Puasa Berikut Keuntungannya
Baca SelengkapnyaDikutip dari Baby Centre, menyatakan bahwa meskipun berpuasa dapat memengaruhi kandungan ASI, perubahan tersebut kecil dan tidak signifikan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi nutrisi yang penting sangat penting bagi ibu hamil, terutama bagi mereka yang memutuskan untuk berpuasa.
Baca Selengkapnya