Peliknya ungkap dalang pembakar hutan hingga libatkan agen rahasia
Merdeka.com - Kebakaran hutan di Indonesia saban tahun terus terjadi. Berbagai cara ditempuh, tetapi kejadian itu selalu berulang.
Saking peliknya permasalahan ini, pemerintah sampai rela menggelontorkan duit dalam jumlah besar. Berbagai cara ditempuh. Namun hasilnya seolah nihil.
Bahkan ide terbaru dilontarkan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles Brotestes Panjaitan. Dia menyatakan akan menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) dalam mengatasi kebakaran hutan.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Menurut Raffles, agen telik sandi dibutuhkan guna mengungkap dalang di balik kebakaran hutan terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
"Kita sudah melakukan komunikasi dengan BIN. Walaupun di daerah-daerah itu seharusnya ada intelijennya. BIN akan lakukan investigasi di sana," kata Raffles di Jakarta kemarin.
Menurut Raffles, dalam kasus kebakaran hutan ini sudah seharusnya pihak berwajib mengejar siapa dalang di balik peristiwa ini. Sehingga, lanjut dia, aparat tidak terkesan hanya getol mengejar siapa yang melakukan pembakaran.
"Banyak pelaku pembakar ditangkap, tapi dalangnya belum terungkap," ujar Raffles.
Sampai saat ini, lahan terbakar totalnya mencapai 180 ribu hektare. Terdiri dari 3 ribu hektare di Sumatera Utara, 20 ribu hektare di Jambi, dan 68 ribu hektare di Sumatera Selatan. Pihak pemerintah pun telah menetapkan sepuluh nama perusahaan sebagai tersangka pembakar hutan, yaitu PT PMH, PT RPP, PT RBS, PT LIH, PT MBA, PT GAP, PT ASP, PT KAL, PT RJP dan PT SKM.
Analisa lain datang dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Riau, Intsiawati Ayus. Dia curiga besarnya anggaran dikucurkan pemerintah dalam menangani asap akibat kebakaran lahan dan hutan, dijadikan proyek bagi instansi terkait. Kecurigaan itu lantaran kebakaran kerap terjadi saban tahun.
"Saya melihat indikasi ke sana," kata Intsiawati dalam acara dialog Kamis lalu.
Intsiawati mengatakan, Badan Nasional Penanggulang Bencana (BNPB) saban tahun menghabiskan anggaran hingga Rp 1 triliun hanya buat pemadaman api. Jumlah itu sepertiga anggaran BNPB setahun bagi penanggulangan banjir dan longsor.
"BNPB sendiri pernah merilis biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi asap, biaya pemadaman api di Riau per tahun menghabiskan sepertiga anggaran atau Rp 1 triliun," ujar Intsiawati.
Di Riau, lanjut Intsiawati, kebakaran telah berlangsung sejak 17 tahun terakhir. Menurutnya, pemimpin daerah, mulai dari gubernur, bupati dan walikota tidak menganggap kebakaran ini sebagai bencana.
"Kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Riau ini sudah terpelihara selama 17 tahun. Sepi penegakan hukum dan sepi penanggulangan," ucap Intsiawati.
Intsiawati menambahkan, penegakan hukum bagi pelaku kebakaran lahan dan hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan tidak maksimal. Hal tersebut bisa dilihat dari terus terulangnya kebakaran tiap tahun dan dianggap seperti agenda tahunan.
Intsiawati mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera mengeluarkan sanksi administrasi. Dia menyebut kebakaran hutan dan lahan di Riau sebagai kejahatan kemanusiaan.
"Keputusan sanksi administrasi tidak menunggu keputusan pidana dan perdata," lanjut Intsiawati.
Intsiawati menyampaikan, terkait penanganan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, keduanya seakan saling lempar tanggung jawab. Pemerintah daerah menyebut hal itu kewenangan pusat yang telah membagi-bagi wilayah Riau bagi industri.
"Tinggal masyarakat Riau yang mendapat remah-remah," tutup Intsiawati. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuno sejak Sabtu (26/8) diduga dipicu aktivitas pemburu yang beroperasi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.
Baca SelengkapnyaDiduga membakar lahan seluas 1 hektare di Kabupaten Bengkalis, hingga kini masih buru dalang dibalik bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaKejati Sulsel menemukan dugaan mafia tanah dalam pembangunan Bendungan Passeloreng di Kabupaten Wajo yang merugikan negara hingga Rp75,6 miliar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaLahan milik perusahaan yang disegel luasnya mencapai ribuan hektare.
Baca SelengkapnyaKejagung menilai kasus ini terbilang mirip dengan perkara Duta Palma,
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memaparkan sejumlah temuan mengejutkan dalam proses politik
Baca SelengkapnyaKebakaran di kawasan Gunung Arjuno berlangsung sejak Sabtu (26/8). Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaMotifnya untuk membuka lahan atau untuk menanam bibit kelapa sawit seluas 3 hektare.
Baca Selengkapnyaejauh ini sudah melakukan berbagai penyitaan terhadap aset perusahaan berupa 53 unit ekskavator, lima smelter, dan dua unit bulldozer.
Baca SelengkapnyaDalam pengusutan dugaan TPPU tersebut, Polri menemukan indikasi pola-pola pencucian uang.
Baca Selengkapnya