Pembunuh & pemerkosa bocah SD masih buron, warga ungsikan anak gadis
Merdeka.com - Warga Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Palembang, resah. Beredar kabar terduga pemerkosa dan pembunuh bocah SD berinisial NP (8) mengincar anak perawan lainnya. Warga menyebut terduga pelaku berinisial I. Namun polisi belum memberikan konfirmasi.
warga memilih mengungsikan anak gadisnya ke rumah kerabat. Sulasih (40) mengaku pernah bertemu dengan terduga pelaku sehari setelah kejadian. Bahkan, saat itu dia sempat bertatap muka sejenak dengan terduga pelaku. "Dia (I) bilang mau cari perawan lain, omongannya mau mengancam," ungkap Sulasih, Senin (22/5).
Lantaran takut, Sulasih tak sempat berteriak. Setelah I pergi, Sulasih memanggil warga sekitar. "Badan gemetaran, takut. Mau teriak tak bisa lagi," ujarnya.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa otak pemerkosaan siswi SMP? D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Warga lain, Kevin (18) juga mendengar informasi bahwa I ingin mencari dua perawan lagi untuk melengkapi syarat ilmu hitamnya. Tak ingin terjadi apa-apa, dia rela mengantar dan menjemput adik perempuannya ke sekolah.
"Saya antar jemput, takut kenapa-kenapa. Karena orang itu (I) mau cari korban lain," ujarnya.
Sementara itu, ketua RT setempat, Sudarioso (50) mengakui warganya semakin resah lantaran pihak kepolisian belum juga menangkap pelaku. Warga sejak kemarin mengungsikan anak perempuannya ke rumah kerabat di kampung lain.
"Kami khawatir ancamannya itu benar-benar terjadi. Kami minta polisi segera menangkap pelaku biar kampung kami aman," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengaku masih terus berupaya mengidentifikasi dan mencari predator seksual yang mengincar anak-anak dibawah umur
Baca SelengkapnyaPelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap dua siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan pelaku yang sama.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca SelengkapnyaDari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap.
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca SelengkapnyaPolisi mengerahkan anjing pelacak saat melakukan pengecekan TKP yang ke 5.
Baca SelengkapnyaSaat digerebek, pelaku sedang melancarkan aksi tak terpujinya.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada unsur pembunuhan berencana pada kasus pencabulan dan pembunuhan seorang bocah perempuan terbungkus karung di Bekasi.
Baca SelengkapnyaPetugas kahwatir ayah korban tak bisa mengendalikan emosi sehingga menimbulkan keributan di kantor polisi.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Rudapaksa Staf Kelurahan di Tangsel Heran Laporan Tak Ada Kelanjutan, KPAI Desak Polisi Bekerja Serius
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan bocah perempuan berinisial GH (9) ini terungkap berawal dari orang tua korban yang melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Metro Bekasi Kota.
Baca Selengkapnya