Pemilik toko online ini tak cuma jual pakaian, tapi juga gadis
Merdeka.com - Seorang penjual pakaian online ditangkap anggota Satreskrim unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polrestabes Surabaya. Pasalnya, selain menjual pakaian secara online, ternyata juga menjadi seorang muncikari menjual anak di bawah umur ke pria hidung belang.
Penjual itu adalah Teddy Daru Murti, warga Jalan Bratang Binangun 3A, Surabaya. Kini dia harus merasakan pengapnya hotel prodeo, untuk memertanggung jawabkan atas perbuatannya.
"Tersangka ditangkap di hotel Cleo Jalan Basuki Rahmat Surabaya. Saat itu dia (Teddy Daru Murti) sedang menunggu dua korban yang sedang melayani tamunya yakni pria hidung belang yang ada di dalam kamar hotel," terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette, Rabu (13/4).
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Kapan prostitusi ini terjadi? Peristiwa tak layak ini dilakukan oleh warga Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur sejak 2023 lalu.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
Bisnis prostitusi online yang dilakukan tersangka, berawal dari mencari teman melalui akun media sosial facebook. Jika sudah mendapatkan teman perempuan, tersangka menawarkan memberikan pekerjaan, dan dijanjikan akan mendapatkan komisi cukup besar.
Dengan catatan, pekerjaan itu harus melayani pria hidung belang. Kebetulan yang menjadi korban adalah SSL, dan SE yang masih berusia 16 tahun dan duduk di bangku sekolah SMA. Keduanya mengiyakan, dan menunggu informasi lanjut dari tersangka.
"Tersangka itu sebenarnya menjanjikan pekerjaan sebagai SPG, tapi oleh tersangka justru dijual ke pria hidung belang dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Dan korban nanti akan diberi komisi setengahnya dari perjanjian harga," ucap Takdir.
Tersangka di depan penyidik mengaku, menjalankan bisnisnya itu baru empat bulan. Rata-rata yang menjadi pelanggannya adalah orang yang dikenalnya melalui media sosial facebook. "Saya tidak tahu siapa orangnya, karena kenalnya lewat facebook. Kalau ada yang minta dicarikan gadis iya saya pesankan sesuai dengan keinginan pria itu," aku tersangka.
Salah satu korban sendiri mengakui kalau sebelumnya sudah ada niatan untuk menjajakan diri pada pria hidung belang. "Kebetulan baru kenal dengan dia. Ternyata ada tawaran iya saya mau aja, karena saya juga butuh uang untuk belanja. Biasa anak muda," ujar salah satu korban.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan mempekerjakan 21 anak, Mami Icha memasang tarif dibagi dua klaster.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaNE dicokok Rabu, 14 Agustus 2024. Setelah dilaporkan oleh orang tua korban I usai merasa kecurigaan akan tingkah laku anaknya tersebut.
Baca SelengkapnyaDL berperan sebagai mucikari/mami dibantu RA sebagai operator menyediakan dua wanita UYN dan AF dengan tarif Rp500ribu sekali kencan.
Baca SelengkapnyaPara korban diperjualbelikan untuk melayani pria hidung belang melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar praktik prostitusi online terhadap dua remaja di bawah umur.
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya mengungkap bisnis video gay anak atau video gay kids (VGK) di media sosial. Dua tersangka ditangkap, termasuk seorang remaja.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan akun Facebok dengan nama 'Pemersatu Bangsa'. Pelanggan kemudian akan diarahkan ke akun Instagram lalu mengunduh konten di aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaPelaku berkomplot menjual korban kepada lelaki hidung belang dengan tarif berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp700 ribu melalui aplikasi media sosial MiChat.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaOmzet yang didapatkan dari baju anak unik untuk satu kali ekspor bisa mencapai Rp100 juta. Sedangkan untuk omzet dalam negeri biasanya Rp30 juta.
Baca Selengkapnya