Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemukiman makin padat ancam keberadaan Situs Singhasari

Pemukiman makin padat ancam keberadaan Situs Singhasari Situs Singhasari. ©2015 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Amelia Driwantoro mengkhawatirkan pesatnya pembangunan permukiman di Kawasan Singhasari dan sekitarnya. Bangunan-bangunan tersebut mengancam keberadaan benda-benda purbakala yang menjadi peninggalan sejarah.

Tidak hanya benda purbakala yang sudah ditemukan dan digali yang terancam, keberadaan daerah yang diduga menyimpan benda-benda cagar budaya di bawahnya pun terancam. Para arkeolog memperkirakan pada radius 1 kilometer dari Candi Singhasari masih banyak benda-benda pusaka yang masih tertanam.

"Sepanjang Jalan Pagentan dari rumah nomor 16 sampai 30 itu padat sekali. Pembangunan permukiman semakin pesat dan mengkhawatirkan terutama ke arah Pangentan dan Candirejo," kata Amelia di Malang, Jumat (15/5).

Jika sudah menjadi bangunan, pemerintah akan semakin kesulitan untuk melakukan penggalian, sehingga makin kecil kesempatan mengungkap sejarah.

Selama puluhan tahun Amelia melakukan penelitian sejarah Singhasari dan sekitarnya. Banyak titik-titik yang hingga kini belum bisa dilakukan penggalian, tetapi justru kalah cepat dengan banyaknya hunian masyarakat.

Pihaknya juga tidak tahu apakah bangunan-bangunan tersebut sudah memiliki studi kelayakan untuk didirikan atau belum. "Saya sendiri mempertanyakan, apa ada studi kelayakan atau tidak," katanya.

Amelia sendiri pernah melakukan penggalian dalam sistem pengairan zaman Singhasari di bawah pasar Dinoyo, yang kini sudah tidak mungkin dilakukan karena menjadi bangunan. Kawasan Tembalangan juga semakin padat, dan kemudian perumahan mewah Riverside juga bernasib sama.

"Kuto Bedah dipastikan kaya benda arkeologi tapi tidak bisa kita apa-apakan lagi. Tlogo Mas dan Mendit, semakin terdesak oleh pesatnya pembangunan pemukiman," ungkapnya.

Dalam lingkar 1 kilometer persegi itu, Amelia mengidentifikasi berbagai benda cagar budaya. Seperti kawasan Pesantren Bungkuk, Singhasari ditemukan adanya hunian bersejarah diduga tempat tinggal kaum elit kerajaan. Di tempat tersebut pernah ditemukan genting berukel serta keramik mahal asal China.

Sementara di sisi utara ada situs Candi Sumberawan, kemudian Petirtan (Kedungbiru), Gorong-Gorong, Kepala Kala (Ngujung), selain itu juga ada arca raksasa Dwarapala, candi, profan dan pemandian.

"Ada situs juga yang pindah posisi dari letak semula. Mungkin sebagaian orang menganggap untuk melindungi, tetapi dengan mengeser atau memindahkan mempunyai arti lain bagi seorang arkeolog," katanya. (mdk/siw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Luas dan Ketinggiannya Kian Menyusut, Gumuk Pasir Parangtritis Segera Direstorasi demi Wujudkan Geopark Nasional
Luas dan Ketinggiannya Kian Menyusut, Gumuk Pasir Parangtritis Segera Direstorasi demi Wujudkan Geopark Nasional

Terdapat sejumlah masalah lain yang mengancam kelestarian kawasan gumuk.

Baca Selengkapnya
Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo
Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo

Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib

Baca Selengkapnya
Banyak Ditemukan Sampah Molusca, Ini Fakta Menarik Situs Bukit Kerang di Aceh Tamiang
Banyak Ditemukan Sampah Molusca, Ini Fakta Menarik Situs Bukit Kerang di Aceh Tamiang

Kerang yang menumpuk di situs ini sudah mulai berkurang, karena masyarakat sekitar banyak yang mengambilnya untuk keperluan bahan baku kapur.

Baca Selengkapnya
Dulu Tempat Berburu Harta Karun, Situs Peninggalan Mataram Kuno di Jombang Ini Penuh Teka-teki
Dulu Tempat Berburu Harta Karun, Situs Peninggalan Mataram Kuno di Jombang Ini Penuh Teka-teki

Situs peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.

Baca Selengkapnya
Di Gua Malaysia Arkeolog Temukan Kerangka Utuh Manusia Prasejarah Berusia 16.000 Tahun dan Artefak Kristal
Di Gua Malaysia Arkeolog Temukan Kerangka Utuh Manusia Prasejarah Berusia 16.000 Tahun dan Artefak Kristal

Di sebuah lembah di utara Kuala Lumpur, arkeolog menemukan kerangka manusia prasejarah di gua-gua terpencil.

Baca Selengkapnya
Situs Liyangan di Temanggung Akan Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini Faktanya
Situs Liyangan di Temanggung Akan Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini Faktanya

Banyak hal menarik yang bisa diteliti di Situs Liyangan.

Baca Selengkapnya
Kronologi Penemuan Gading Gajah Purba di Sragen, Ternyata Bukan Pertama Kali
Kronologi Penemuan Gading Gajah Purba di Sragen, Ternyata Bukan Pertama Kali

Gading gajah purba itu memiliki panjang lebih dari dua meter.

Baca Selengkapnya
Melihat Peninggalan Era Hindu-Buddha di Kulon Progo, Penuh Misteri yang Belum Terpecahkan
Melihat Peninggalan Era Hindu-Buddha di Kulon Progo, Penuh Misteri yang Belum Terpecahkan

Sebagian besar peninggalan kuno itu sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Permukiman Neolitikum Berusia 7.000 Tahun, Luasnya Sampai 13 Hektar
Arkeolog Temukan Permukiman Neolitikum Berusia 7.000 Tahun, Luasnya Sampai 13 Hektar

Tim menggunakan metode geofisika, arkeolog berhasil mengukur luas permukiman ini.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Wates Umpak, Permukiman Elite pada Masa Jawa Kuno Kini Dikelilingi Sawah
Potret Candi Wates Umpak, Permukiman Elite pada Masa Jawa Kuno Kini Dikelilingi Sawah

Bekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga

Baca Selengkapnya