Pencarian 61 Warga yang Hilang di NTT Terhambat Cuaca Buruk
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan bahwa cuaca buruk menjadi kendala utama dalam mencari 61 warga yang masih dinyatakan hilang akibat bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat berat yang diharapkan dapat membantu proses pencarian belum bisa dikirimkan ke lokasi karena kapal pengangkutnya belum dapat berlayar.
Saat ini tim Basarnas mencari korban yang hilang menggunakan peralatan seadanya. Padahal kata Doni, sebagian wilayah juga mengalami tanah longsor yang dipenuhi bebatuan besar. Dia pun berharap malam ini cuaca bersahabat sehingga proses evakuasi bisa dilakukan secepat mungkin.
"Cuaca masih belum begitu bagus, sejumlah kapal yang mengangkut alat berat masih belum berlayar. Mudah-mudahan cuaca malam ini semakin baik, sehingga alat berat bisa dikirim dari Larantuka ke Pulau Adonara," kata Doni dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/4).
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Siapa yang mencari korban longsor di Bandung Barat? ‘’Tim K-9 Polda Jabar sudah diterjunkan untuk membantu Tim SAR dalam mencari korban yang tertimbun,’’ kata Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, di lokasi kejadian, Senin (25/3) petang.
-
Bagaimana BNPT bantu penyintas? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Bagaimana Doni Monardo menangani bencana? Pengalamannya yang kaya dalam menghadapi situasi darurat membuatnya menjadi ahli dalam bidang ini.
-
Dimana pencarian korban longsor difokuskan? Pencarian difokuskan di di Kecamatan Koto XI Tarusan dengan laporan mobil terseret arus banjir. Kemudian di Kecamatan Sutera juga terjadi longsor. Selanjutnya di Kecamatan Bayang dengan laporan orang terseret arus banjir.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Bukan hanya pengiriman alat berat untuk evakuasi saja yang terganggu, pengiriman logistik juga terhambat karena hujan lebat dan berkabut. "Tadi saya sama Pak Gubernur semula mau ke Adonara tapi hujan lebat di Larantuka, di Adonara berkabut, jadi penerbangan mengalami hambatan," ujarnya.
"Semoga besok cuaca membaik sehingga daerah yang terisolir bisa terjangkau," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi juga berharap cuaca bisa segera membaik. Senada dengan Doni, Henri membenarkan bahwa proses evakuasi warga yang hilang menjadi lebih sulit karena peralatan yang seadanya.
"Kita berharap cuaca bisa membaik sehingga peralatan untuk membantu proses pencarian bisa segera tiba, sehingga bisa memenuhi tugas utama, yaitu mencari dan menemukan orang-orang yang dinyatakan hilang, seperti arahan Pak Jokowi," kata Henri
Untuk mempercepat pencarian warga yang hilang, dia mengatakan bahwa pihaknya akan menambah jumlah pasukan. Rencananya, Basarnas akan menambah puluhan personel inti. Namun pemberangkatan mereka juga tertunda karena tingginya gelombang laut.
"Kapal dari Kupang sampai sekarang belum bisa berangkat karena tingginya gelombang, sehingga belum memungkinkan kapal untuk masuk ke Flores atau daerah bencana," ujarnya.
Sebagai informasi, bencana yang melanda NTT sejak 4 April lalu mengakibatkan 138 orang meninggal dunia, 1.700 KK atau 4.829 jiwa terdampak. BNPB juga mencatat ada 1.992 rumah rusak. Rinciannya, 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan. Sementara itu, 87 fasilitas umum terdampak, 24 di antaranya rusak berat.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Evakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaBantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaProses pencarian korban terdapat terkendala karena sulitnya akses alat berat menuju lokasi tanah longsor.
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaBencana tanah longsor terjadi di areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (7/7).
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban tewas akibat terjangan banjir bandang di Sumbar ini tercatat sebanyak 50 orang. Sementara, 27 orang lainnya dilaporkan hilang.
Baca Selengkapnya