Pencuri Sepeda Motor di Garut Ditembak Polisi karena Melawan

Merdeka.com - DS, warga Nagreg Kabupaten Bandung dilumpuhkan polisi karena melawan petugas. Dia berusaha kabur saat polisi tengah melakukan pengembangan kasus pencurian. Ia ditangkap bersama rekannya yang berinisial NR, warga Leles.

Kepala Kepolisian Sektor Leles, Garut, Iptu Erwin mengatakan bahwa penangkapan terhadap DS berawal dari laporan warga Desa Dano, Kecamatan Leles yang telah mengamankan seorang pelaku pencurian sepeda motor.

"Kami bergerak ke lokasi yang dilaporkan warga dan melakukan negosiasi dengan warga agar menyerahkan pelaku NR. Saat itu kondisinya memang sudah mengalami luka karena berupaya kabur dengan cara loncat dari air terjun setinggi 50 meter, untuk menghindari kejaran warga," kata Erwin, Jumat (25/3).

Setelah bernegosiasi, warga akhirnya menyerahkan NR kepada polisi. NR kemudian dibawa ke RSUD dr Slamet Garut untuk mendapatkan perawatan intensif, karena kondisi lukanya yang cukup memprihatinkan.

Setelah kondisi NR cukup pulih, polisi melakukan pemeriksaan guna melakukan pengembangan. Dalam prosesnya, NR mengaku sudah melakukan aksi pencurian berulang kali di wilayah Kabupaten Garut dan Bandung.

Dalam proses pemeriksaan yang dilakukan, NR juga mengaku melakukan aksi pencurian tersebut dilakukan bersama DS, warga Kabupaten Bandung. "Kami langsung bergerak mencari pelaku DS, dan Alhamdulillah pelaku bisa kita amankan," sebut Erwin.

Setelah berhasil menangkap DS, polisi memeriksanya dan melakukan pengembangan lanjutan. Dalam proses pengembangan tersebut, DS berupaya kabur dan melawan petugas.

"Kami terpaksa melakukan t tegas dan terukur kepada DS untuk melumpuhkan aksinya itu. Hasil pengembangan, DS dan NR ini memang dua sejoli pelaku pencurian di sejumlah lokasi. Dari tangan kedua pelaku, kami amankan 10 barang bukti motor hasil curian," jelasnya.

Dalam setiap menjalankan aksinya, NR dan DS mencuri motor milik korban menggunakan letter T dan memasukkan kunci palsu untuk mengelabui warga, agar tidak mencurigai aksi pencurian.

"Atas perbuatan para pelaku, kami kenakan pasal 363 ayat 1 ke 3e dan 5e, juncto pasal 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun," ucapnya.