Pendemo Lurah Susan perlu diajari akar keberagaman Lenteng Agung
Merdeka.com - Sebagian warga Lenteng Agung menolak kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam penempatan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. Alasannya karena berbeda keyakinan dengan mayoritas warga yang dianutnya.
Susan yang mengikuti lelang jabatan camat dan lurah beberapa waktu lalu terpilih menjadi Lurah Lenteng Agung sesuai dengan surat keputusan pengangkatan.
Sikap sebagian warga ini seakan mengingkari asal-usul Lenteng Agung yang lekat dengan keberagaman.
-
Dimana Klenteng Talang berada? Sam Po Toa Lang adalah nama Tionghoa dari klenteng yang ada di Jalan Talang No.2, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
-
Siapa yang membangun Klenteng Talang? Pembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
-
Kenapa Masjid Langgar Tinggi disebut Langgar Tinggi? 'Jadi kenapa namanya Langgar Tinggi, karena tempat salatnya di atas. Pada saat itu belum ada tempat salat yang di atas (lantai dua), maka dinamai Langgar Tinggi. Lantai bawahnya buat tempat istirahat pedagang,' terang Assegaf.
-
Kenapa Klenteng Talang dulunya Masjid? Tahun 1400 masehi menjadi masa berkembangnya Agama Islam di nusantara. Di tahun itu, pasukan Islam telah banyak menyebar ke berbagai daerah termasuk wilayah Cirebon. Pengaruh ini yang kemudian membuat berdirinya sebuah masjid di wilayah tersebut.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
-
Dimana lokasi Kelenteng Hok An Kiong? Mengutip Beritamagelang.id, Kompleks Kelenteng Hok An Kiong berada di atas tanah seluas 3.120 meter persegi.
Nama daerah Lenteng Agung sendiri berasal dari nama tempat peribadatan etnis Tionghoa yaitu Klenteng. Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengatakan warga Lenteng Agung seharusnya diberi pemahaman bahwa saat ini era demokrasi.
Menurut dia, warga Lenteng Agung yang menolak kehadiran Lurah Susan tidak memahami Indonesia secara luas. Nama Lenteng Agung sendiri berasal dari Klenteng karena memang daerah Lenteng Agung sebelum tahun 1945 banyak etnis Tionghoa yang menetap di daerah tersebut.
"Kan sekarang masih banyak warga asli Lenteng Agung yang keturunan warga Tionghoa," kata dia kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (3/10).
Dia menuturkan daerah sekitar Lenteng Agung seperti Depok dan Pondok Cina lebih didominasi oleh bangsa Belanda jadi penolakan warga Lenteng Agung tidak berdasar dengan keadaan sejarah wilayah tersebut.
Penduduk Lenteng Agung sekarang sudah berbagai macam etnis termasuk etnis Tionghoa sehingga warga yang menolak Lurah Susan harus diberi pemahaman. "Jadi diberi pemahaman agar mereka lebih menerima perbedaan yang ada. Kan asal usul mereka juga berbeda," tegas dia.
Ridwan menambahkan setelah tahun 1945 hingga 1955, Lenteng Agung lebih didominasi oleh warga asli Lenteng Agung yang kebanyakan keturunan etnis Tionghoa. Dia mengimbau agar masyarakat Lenteng Agung memberi waktu untuk Lurah Susan bekerja terlebih dahulu.
"Jadi kasihlah waktu buat Lurah Susan untuk bekerja selama enam bulan. Kan pak Gubernur Jokowi juga akan evaluasi hasil pelelangan jabatan yang dia buat. Tunggu saja sampai enam bulan," pungkas dia. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Klenteng ini jadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang
Baca SelengkapnyaSaat ini Klenteng Sian Djin Ku Poh telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang bebas dikunjungi.
Baca SelengkapnyaPeradaban Tionghoa di Banyumas yang tertua berada di daerah Sokaraja
Baca SelengkapnyaKelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
Baca SelengkapnyaPembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
Baca SelengkapnyaKelenteng itu dibangun pada tahun 1746. Nama “Tay Kak Sie” sendiri memiliki makna “Kuil Kesadaran Agung”.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaDulunya Gua Suran digunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig saat belum membuat masjid.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan kampung Sunda Kristen di Lembang, Bandung. Ternyata menyimpan banyak sejarah.
Baca SelengkapnyaKlenteng ini jadi saksi masa kejayaan orang Tionghoa di Kota Pahlawan
Baca SelengkapnyaLokasi ini juga jadi salah satu tempat wisata religi yang ada di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaPesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK
Baca Selengkapnya