Peneliti: Pencari batu akik rusak situs prasejarah di Papua
Merdeka.com - Fenomena batu akik kian marak tersebar di pelbagai daerah di Indonesia, sebab batu yang biasanya jadi hiasan cincin ini bisa dengan mudah dibuat. Namun untuk mendapatkan bahan batu akik, masyarakat terkadang tidak memedulikan keadaan alam sekitar.
Peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto menduga pencari batu akik telah merambah Bukit Srobu yang terletak di Distrik Abepura, Jayapura. Hal ini dinilai berpotensi merusak situs prasejarah yang ada di tempat itu.
"Pencari batu akik telah merambah situs prasejarah Bukit atau Gunung Srobu. Berdasarkan laporan yang kami terima, mereka (pencari batu akik) melakukan penggalian liar sehingga merusak situs," kata Hari, di Kota Jayapura, Papua, dilansir Antara, Selasa (2/6).
-
Artefak apa yang ditemukan di lubang? Ternyata di dalam lubang tersebut, wanita tersebut menemukan pecahan keramik berusia 2.000 tahun, seperti dikutip dari laman Daily Galaxy, Selasa (15/10).
-
Apa yang ditemukan di lokasi penggalian? Sejumlah artefak kuno, termasuk koin ditemukan di lokasi penggalian. Arkeolog Temukan Permukiman Berusia 3.000 Tahun di Lokasi Galian Pipa, Lebih Unik dari Stonehenge Arkeolog menemukan bukti adanya pemukiman sejak 3.000 tahun lalu di dekat Waduk Abberton, dekat Colchester, Inggris, ketika melakukan penggalian sebelum pembangunan pipa air sepanjang 19,5 km. Artefak yang ditemukan termasuk koin Romawi dan tembikar dari Zaman Besi dan Perunggu.
-
Di mana lubang itu ditemukan? Kawah aneh ini pertama kali terlihat dua tahun lalu ketika tim suaka Wisconsin Shipwreck Coast Maritime Sanctuary (WSCMS), kawasan konservasi Danau Michigan diketahui telah menjadi rumah bagi sedikitnya 36 bangkai kapal.
-
Apa dampak negatif dari merusak lingkungan? Dampak dari kerusakan alam juga mencakup pencemaran lingkungan, kebakaran hutan, dan pemanasan global.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di situs penggalian? Arkeolog dari Universitas Innsbruck, Austria menemukan benda peninggalan kuno yang luar biasa di situs penggalian gereja di Austria selatan.Dengan menemukan sebuah kuil marmer, mereka menemukan kotak gading langka berusia 1.500 tahun yang dihiasi dengan motif-motif Kristen, yang diyakini berhubungan dengan Nabi Musa dan Sepuluh Perintah Tuhan.
-
Dimana longsor tambang emas terjadi? Sebagai informasi, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, pada Sabtu (6/7), dan ada jiwa yang terancam dan membutuhkan pertolongan.
Menurut Hari, selain mencari batu alam warna ungu yang dikenal dengan istilah batu lavender, mereka juga mengambil artefak alat batu berwarna ungu. Akibatnya, penggalian liar yang dilakukan mengakibatkan kerusakan lingkungan, seperti tanah longsor.
"Penggalian liar yang dilakukan di lereng dan puncak bukit itu, telah menyebabkan data arkeologi yang ada di situs rusak, juga bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan yaitu tanah longsor," imbuh Hari.
Selain batu akik, situs Gunung Srobu ini juga terancam keselamatannya akibat ulah para pencari cangkang kerang laut. Alumnus Universitas Udayan Bali itu menjelaskan cangkang kerang laut tersebut digunakan sebagai bahan pembuatan kapur untuk makan pinang.
Oleh karena itu, Hari mengimbau agar pemerintah setempat memasang papan peringatan bahwa situs tersebut dilindungi oleh Undang-Undang Cagar Budaya nomor 11 tahun 2010. Selain itu, perlu adanya sosialisasi UU tersebut pada masyarakat sekitar, agar mereka tidak merusak alam.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Abepantai, Jayapura, Rina Imelda Tjoe melakukan pengecekan atas informasi mengenai sejumlah toko dan pasar yang diduga menjual batu akik dari Gunung Srobu.
"Setahu saya hal itu tidak ada. Tapi ini kan informasi jadi harus dicek lagi, jangan sampai benar terjadi. Tapi kalau warga yang mencari kerang untuk dibuat jadi kapur sebagai bagian dari makan pinang, memang hal itu sudah lama terjadi," ujar Rina.
Rina mengimbau kepada semua pihak dan warga sekitar agar menjaga kelestarian Gunung Srobu yang akan didorong menjadi laboratorium raksasa untuk tempat penelitian dan destinasi wisata Kota Jayapura. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban terakhir berhasil dievakuasi ke posko oleh tim gabungan sekitar pukul 08.20 WIB.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca Selengkapnya4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca SelengkapnyaSitus peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaPara korban cepat dilarikan ke puskesmas setempat dan Rumah Sakit Yulidin Away Tapaktuan.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaLeonard lantas meminta pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka peka terhadap situasi tersebut.
Baca SelengkapnyaPrasasti ini sering dikaitkan dengan penemuan situs kampung kuno di Liyangan
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah masalah lain yang mengancam kelestarian kawasan gumuk.
Baca SelengkapnyaViral Pengerukan Tebing Pecatu Diduga untuk Hotel, Sandiaga: Kemurnian Alam Bali Harus Dijaga!
Baca Selengkapnya