Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyandera kru TB Charles berlogat melayu Malaysia

Penyandera kru TB Charles berlogat melayu Malaysia ABK TB Charles ancam mundur dari PT Rusianto Bersaudara. ©2016 Merdeka.com/Nur Aditya

Merdeka.com - Salah seorang ABK TB Charles yang lolos dari penyanderaan, Syahril (33) berbagi cerita terkait penyanderaan 7 rekannya oleh militan bersenjata. Penyandera pertama, tidak mengenakan topeng dan bicara dengan logat melayu Malaysia.

Saat itu, Selasa (22/6) sekitar pukul 12.30 WITA, Syahril sedang tidur. Edi datang sambil berteriak, membangunkan dia bahwa datang dua perahu menghampiri tugboat dan tongkang, dari sisi kanan dan kiri.

"Edi Suryono datang teriak Abu Sayyaf Abu Sayyaf, saya terbangun dan sempat duduk sebentar. Begitu saya keluar ruang kapal, saya lihat ada 2 perahu mendekat sekitar jarak 20 meter," kata Syahril dalam perbincangan bersama merdeka.com, Rabu (29/6) malam.

"Orang-orang di atas perahu menodongkan senjata, kita pasrah, 13 orang keluar ke buritan kapal dengan sikap menyerah sambil jongkok menghadap ke lambung kanan. Ada perompak naik dari lambung kiri, ada yang bersenjata, ada yang tidak bersenjata, ada juga pakai parang. Saya tidak tahu persis berapa jumlahnya saat itu," tambahnya.

Mereka yang naik ke atas kapal, lantas menjarah isi kapal. Baik itu televisi, peralatan navigasi dan persediaan makanan.

"Dalam posisi menjongkok, menyerah, sebelah kiri saya adalah Mabrur, sebelah kanan saya nakhoda kapten Ferry Arifin. Mereka (militan) bertanya, mana masinis, dalam bahasa Melayu, seperti bahasa Indonesia. Mereka dalam bahasa seperti bahasa melayu Malaysia. Ditanya masinis, Edi angkat tangan," terang Syahril.

"Kapten Ferry lalu digabung dengan Edy, diikat oleh penyandera, dengan tangan terbujur ke depan. Kemudian masih dalam bahasa melayu itu, kemudian cari masinis lagi," sebut Syahril.

Syahril menjelaskan, proses penyanderaan pertama itu berlangsung cepat, hanya sekitar 15 menit. Dia dan rekan-rekannya hanya pasrah, manakala penyandera berniat menembak mereka satu per satu.

"Kalian mau ini satu per satu (menunjukkan peluru). Tapi dia bilang bercanda, maaf sedang bercanda," katanya menirukan penyandera.

Selain tidak mengenakan topeng dan berlogat melayu Malaysia, para penyandera juga mengenakan celana loreng panjang, bersabuk peluru. "Ada juga yang bawa granat," ungkap Syahril.

Pasca tiga orang dari atas kapal yakni kapten Ferry Arifin, Edy Suryono (masinis II) dan Muhammad Mabrur Dahri (KKM) diculik dan dibawa pergi, handphone yang tersisa di atas kapal, langsung digunakan untuk menghubungi kantor dan keluarga 10 orang ABK.

"Ada handphone yang tersisa. Kami 10 orang ABK berunding dan naik ke anjungan cari signal buat telpon ke perusahaan dan keluarga. Tidak ada signal. Tongkang saat itu, masih ada," terang Syahril.

Pascapenyanderaan juga, tugboat yang masih menarik tongkang Robby 152 lantas bergerak ke arah pulau Basilan, masih di perairan Filipina. Tujuannya, untuk meminta pertolongan, meski akhirnya diputuskan agar segera kembali Indonesia.

"Nah, ketika mengarah balik ke Indonesia, tidak lama terlihat lagi 3 perahu terlihat mengejar kita. Itu yang melihat pertama kali 3 kapal itu, saya dan Robin Piter. Robin perintahkan lepas tali tongkang, supaya tugboat bisa bergerak lebih lanjut. Saya sempat berpikir, jangan-jangan tiga perahu itu mengembalikan 3 teman kita. Ternyata perkiraan saya salah," ujarnya.

Perompakan kedua, tidak berlogat bahasa melayu Malaysia, melainkan berbahasa Inggris. Pada kesempatan tersebut, para penyandera memerintahkan para ABK untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Tanpa mengetahui maksud mereka, akhirnya seluruh kru kapal mengikuti keinginan Abu Sayyaf.

"Tidak, tidak ada pengakuan, baik dari kelompok penyandera pertama maupun penyandera kedua dari kelompok mana. Empat teman Ismail dan Robin, Nasir dan Sofyan, akhirnya mereka bawa. Nasir yang berada di atas perahu penyandera, sempat bilang, ada handphone-nya di geladak dalam bahasa Makassar ke saya terangnya lagi," jelas Syahril.

"Begitu kita masuk di perairan Berau di sekitaran Maratua, baru ada signal. Dengan itu, kita secepatnya mengabarkan ke kantor, ke keluarga terkait penyanderaan 7 teman kita. Sepertinya, 2 kelompok itu tidak saling kenal," tutupnya. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Prajurit TNI AD Telusuri Kapal Perang TNI AL, Tirukan Suara Klakson ‘Duiiit’
Momen Prajurit TNI AD Telusuri Kapal Perang TNI AL, Tirukan Suara Klakson ‘Duiiit’

Prajurit TNI telusuri bagian kapal dari dalam sampai luar. Temukan kertas doa sekaligus tirukan suara klakson kapal.

Baca Selengkapnya
Aksi Heroik Anggota TNI Nyebur ke Laut Selamatkan Penumpang Sengaja Lompat ke Air, Momennya Dramatis
Aksi Heroik Anggota TNI Nyebur ke Laut Selamatkan Penumpang Sengaja Lompat ke Air, Momennya Dramatis

Seorang penumpang Kapal KM Ciremai yang nekad menceburkan diri ke lautan dan diselamatkan oleh sosok prajurit TNI.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sehari Usai Prabowo Dilantik, Bakamla Usir Kapal Coast Guard China Dari Natuna
VIDEO: Sehari Usai Prabowo Dilantik, Bakamla Usir Kapal Coast Guard China Dari Natuna

Kapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara

Baca Selengkapnya