Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak serta merta membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Pasca deklarasi kemerdekaan Indonesia, pasukan Belanda bersama tentara Sekutu berulang kali mengadakan operasi militer.
Salah satu operasi militer yang terkenal pasca kemerdekaan Indonesia adalah Agresi Militer Belanda ke-II yang dimulai pada 19 Desember 1948.
Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
Sehari sebelum agresi militer belangsung, pada 18 Desember 1948, warga Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban digemparkan dengan kedatangan kapal perang di desanya.
(Foto: Instagram @kambangputih_heritage)
Pada pukul 16.30 WIB, Komandan KDM Tambakboyo Letda B.K Nadi menerima laporan dari Komandan Pos Pantai Glondong. Sekitar 10 mil dari Pantai Glondong tampak tiga kapal perang besar dan tujuh kapal kecil.
Usai menerima laporan, Letda B. K. Nadi bersama Camat Dwijosumaeto, Serma Lasiban dan Brigpol Martodiharjo segera datang ke Glondong untuk mengadakan peninjauan.
Benar saja, kapal perang dan kapal kecil berbendera merah putih biru tampak semakin jelas menuju arah Pantai Glondong.
Usai mendapat kepastian kedatangan pasukan Belanda di Desa Glondonggede, Letda B.K Nadi memerintahkan penduduk sekitar pantai Glondong untuk mengosongkan desa dan segera mengungsi ke daerah Selatan.
Sebelum pasukan Belanda bersandar ke pantai Glondong, mereka menurunkan satu tim yang menaiki perahu karet untuk melihat keadaan di darat. Tim ini memutus kawat telepon agar komunikasi warga ke pusat kota terputus.
(Foto: Freepik)
Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
Mengutip Instagram @kambangputih_heritage, ada dua rute yang dilewati. Pertama, rrute ke selatan menuju Cepu melalui Kecamatan Kerek. Kedua, rute ke timur melalui Tuban kota menuju Babat kemudian menuju Kertosono.
Selama perjalanan menuju lokasi tujuan, pasukan Belanda melakukan serangan-serangan ke daerah yang dilewatinya. Bahkan, pusat pemerintahan Kabupaten Tuban sempat berpindah-pindah karena terdampak serangan sporadis agresi militer Belanda II.
Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaKyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Baca SelengkapnyaMomen ini jadi yang langka di msasa penjajahan Belanda. Terlebih saat itu situasi politik tengah memanas
Baca SelengkapnyaTentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaIstri Lettu Agam sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat UU ITE usai memviralkan dugaan perselingkuhan suaminya.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca Selengkapnya