Penyebab jatuhnya Golden Eagle selamanya bakal menjadi misteri
Merdeka.com - Insiden jatuhnya pesawat jet latih militer T-50i Golden Eagle milik TNI Angkatan Udara masih menyisakan duka. Bagi dunia dirgantara tanah air, pesawat itu menjadi kebanggaan. Sebab selama ini, umur alat utama sistem persenjataan Indonesia selalu dipermasalahkan.
Hanya saja, peristiwa itu membuka mata musibah selalu tak bisa diperkirakan. Hanya saja, penyebab kecelakaan itu tidak bisa diumbar ke khalayak, mengingat burung besi itu buat keperluan militer.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoops AU) II, Marsekal Muda TNI Dody Trisunu, menyatakan tidak akan melakukan gelar perkara terkait hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat T-50i di Yogyakarta, Minggu (20/12).
"Tidak akan ada gelar perkara seperti di kepolisian. Apapun hasil temuan tim nanti, filosofinya adalah tidak mencari kesalahan apa ataupun siapa, namun lebih cenderung agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," kata Dody usai menjadi inspektur upacara pemakaman militer jenazah Letkol Penerbang Marda Sarjono, di TMP Madiun, Jawa Timur, kemarin.
Menurut Dody, tidak ada batasan waktu dalam proses investigasi pesawat latih tempur tersebut. Penyelidikan bisa berlangsung tiga bulan, enam bulan, satu tahun, ataupun lebih.
"Lamanya tahap proses investigasi tergantung dari tim. Tergantung juga dari kebutuhan bahan yang ditemukan dan diselidiki oleh tim. Hal itulah yang mengakibatkan lama waktu investigasi tidak dapat ditentukan," lanjut Dody.
Dody mengaku belum dapat menjelaskan penyebab kecelakaan yang melanda pesawat latih tempur buatan Korea Selatan itu.
"Saya tidak berani menyatakan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Sebab, saat tim investigasi masih bekerja. Termasuk juga memastikan terkait tidak ataupun belum sempat digunakannya kursi pelontar oleh para pilot dalam peristiwa tersebut," ujar Dody.
Sementara itu, TNI Au juga belum berencana mencari pengganti pesawat jatuh itu. "Kami belum mau beli lagi, yang ada sekarang ini dipakai saja," kata Kadispen TNI AU, Marsekal Madya Dwi Badarmanto.
Dwi mengatakan, Skuadron XV Madiun masih ada 15 pesawat Golden Eagle bisa digunakan. Pesawat itu dibeli dari Korea Aerospace Industry, Korea Selatan, tiga tahun lalu.
"Kita beli lengkap, satu skuadron, total satu lost. Sisa ini yang masih akan dipakai untuk latihan," ujar Dwi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Kepala Terasa Melayang dan Gejalanya, Ketahui Cara Mengatasinya
Kepala terasa melayang dapat disebabkan oleh beragam faktor.
Baca SelengkapnyaMengintip Kecanggihan Hawk 200 Jet Tempur TNI AU Andalan Skadron Macan Kumbang
pesawat Hawk 200 yang memiliki kemampuan terbang rendah untuk peperangan ringan di udara
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Angkut 153 Penumpang, Pilot Batik Air Tertidur Sebabkan Pesawat Keluar Jalur di Ketinggian 36.000 Kaki
Penerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaSejarah 1 Januari 1945: Jerman Melancarkan Operasi Bodenplatte untuk Lumpuhkan Kekuatan Udara Sekutu
Operasi Bodenplatte adalah upaya Luftwaffe untuk melumpuhkan kekuatan udara Sekutu selama Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaKronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan
Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaBandaranya Ekstrem Pilotnya Bernyali, Penampakan Pesawat di Papua Jadi Taksi Warga
Begini penampakan bandara ekstrem di Papua dengan landasan tanah. Di tempat ini pesawat jadi taksi warga.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap KNKT soal Pilot dan Copilot Batik Air Tidur saat Terbangkan Pesawat, Sempat Mengelak Alat Komunikasi Rusak
Keduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.
Baca Selengkapnya