Perahu nelayan tenggelam saat terjadi gempa 6,5 SR di Aceh
Merdeka.com - Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) tidak hanya menimbulkan korban di darat. Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo menyatakan, sebuah perahu nelayan yang berisi tiga orang nelayan Indonesia terbalik dan tenggelam setelah terkena dampak gempa bumi tersebut.
"Jadi nelayan itu kejadiannya pada saat terjadi gempa itu. Kalau saya lihat jam, itu hampir sama dengan waktu terjadinya gempa. Sehingga saya memperkirakan begitu terjadi gempa karena (posisinya) tidak jauh dari episentrum. 90 Persen itu akibat dari gempa," jelasnya kepada merdeka.com di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (7/12).
Dia melanjutkan, beruntung tiga orang nelayan tersebut berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Singapura yang saat itu tengah melintas. Tiga nelayan itu diketahui bernama Efendi (31), Munir Muhammad (59) dan Reka Febrian Saputra (21).
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Siapa yang disebut terselamatkan? Jadi, demikianlah deretan potret dan kabar terbaru Nadya Arifta yang disebut netizen terselamatkan.
-
Siapa yang selamat dari KM Soneta? Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang menemukan kapal tersebut? Dilansir Arkeonews, kapal ini ditemukan pada Oktober 2023 oleh tim peneliti Institut Ilmu Laut Dalam dan Teknik Akademi Sains China.
"Ditemukannya oleh kapal berbendera Singapura. Kebetulan ada kapal yang sedang lewat kemudian diselamatkan. Kemudian kontak TMCC, kita komunikasi dengan kaptennya ternyata itu nelayan kita," beber Kabasarnas.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketiga nelayan itu saat ini masih berada di kapal berbendera Singapura.
"Sudah kita kontak, besok pagi jam 05.00 WIB di intersep. Intersep itu dicegat kapal itu kemudian dipindahkan ke kapal kita untuk kita bawa kembali," tutup Soelistyo.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaDaya tampung ojek perahu yang tenggelam idealnya ditumpangi 14-15 orang. Tetapi pada saat kejadian peristiwa diisi 40 lebih orang penumpang.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaMomen kru kapal evakuasi enam nelayan yang terombang-ambing di lautan karena kapalnya tenggelam ini bikin warganet terharu.
Baca SelengkapnyaSatu korban terseret ombak di kawasan Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap, Kabupaten Malang, ditemukan selamat, sedangkan empat lainnya masih hilang.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian berenang dan terbawa arus ombak di kawasan terlarang Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran.
Baca Selengkapnya