Pihak Gus Ipul bantah bikin program dana hibah
Merdeka.com - 150 warga Rungkut, Surabaya menjadi korban penipuan mengatasnamakan Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas. Saat dikonfirmasi, pihak Gus Ipul membantah mengadakan program dana hibah seperti yang digunakan terduga pelaku untuk menipu ratusan warga.
"Gus Ipul-Mas Anas tidak pernah mengadakan program dana hibah ataupun bentuk lainnya yang meminta untuk menghimpun dana dari masyarakat. Apalagi yang disertai janji-janji yang tak masuk akal," kata Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Anas, Hikmah Bafaqih, Jumat (29/12).
Atas kejadian menimpa warga Rungkut, Hikmah berharap kasusnya cepat selesai. "Saya harapkan bagi relawan Gus Ipul-Mas Anas, supaya lebih meningkatkan kewaspadaan dan komunikasi agar kejadian-kejadian semacam ini dapat dideteksi lebih dini dan bisa dilakukan pencegahan," tuturnya.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? Laporan tersebut mengungkap bahwa sang ayah, yang berasal dari daerah Nantou, Taiwan bagian tengah, telah menjadi korban penipuan investasi daring.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Sebelumnya diberitakan, 150 warga Surabaya yang menjadi korban penipuan dengan mencatut nama calon Gubernur dan wakil Gubernur Jatim yakni Gus Ipul-Anas.
Mereka semua, rata-rata warga yang tinggal di wilayah Rungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Pelaku yang disebut-sebut bernama Santi, mengaku sebagai tim sukses Gus Ipul dan Azwar Anas di pilgub Jatim 2018. Dia memintai uang kepada warga. Kisarannya Rp 40.00-500.000 per orang.
Pelaku berdalih, uang yang itu untuk membuka rekening awal. Dengan maksud digunakan untuk mencairkan dana bantuan pengembangan UMKM sebesar Rp 15 juta per orang. Nantinya, jika sudah buka rekening baru maka uang warga akan ditransfer ke rekening masing-masing. Dia memanfaatkan janji Gus Ipul dan Azwar Anas untuk memberikan bantuan dana pengembangan UMKM.
Padahal yang disampaikan pelaku hanyalah modus untuk melakukan penipuan terhadap warga. Seperti diucapkan salah satu korban yakni Supriadi (36), warga Rungkut Kidul III gang Kauman. Dia menceritakan, pada Minggu (24/12), pelaku menghubungi kerabatnya bernama Mudjib. Kemudian pelaku berpura-pura menanyakan kondisi dan kabar kerabatnya yang ternyata sudah meninggal. Pelaku menyampaikan bahwa warga Rungkut banyak mendapat dana hibah dari Gus Ipul dan Azwar Anas untuk persiapan Pilgub 2018.
Pelaku meminta Mudjib mengumpulkan warga. Keesokan harinya, Selasa (26/12), pelaku mendatangi rumah Mudjib di Rungkut Kidul III gang Kauman. "Awalnya saya tidak percaya dengan bantuan dana hibah itu. Tapi, begitu mendengar syarat-syaratnya yang begitu mudah, saya dan warga lainnya akhirnya mengumpulkan uang itu ke Santi (pelaku)," kata Supriadi.
Saat uang sudah terkumpul, langsung diterima Santi. Warga diminta untuk kembali ke rumah masing-masing dan menggunakan taksi online yang sudah dipesan. Santi lagi-lagi berdalih, minta warga pulang ke rumah sambil menunggu informasi lanjut darinya. "Dari situ, Santi langsung menghilang," ujar dia.
Supriadi bersama warga yang merasa seperti ditipu langsung mendatangi Kantor Kepolisian Sektor Rungkut untuk membuat laporan atas peristiwa yang menimpa warga.
"Ini masih baru berapa korban yang diperiksa mengenai laporan penipuan itu. Pastinya nanti korban akan dipanggil satu persatu. Termasuk orang yang bernama Mudjib akan diperiksa," kata Kapolsek Rungkut Kompol Esti Setija Oetami, Kamis (28/12) malam.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski donasi seharusnya digunakan untuk membantu yang membutuhkan, sejumlah kasus justru memperlihatkan dana tersebut diselewengkan.
Baca SelengkapnyaMantan Bupati Indramayu, Lucky Hakim mengaku tidak pernah memberikan sokongan dana untuk Pondok Pesantren (ponpes) Al-Zaytun.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka ada yang mengajukan pinjaman kecil hingga hanya dipinjam namanya oleh seseorang.
Baca SelengkapnyaPetisi itu dibuat sebagai bentuk kekecewaan donator terhadap Agus.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaPolres Bogor hingga kini masih mendalami kasus tersebut, termasuk mencari tahu keterlibatan pihak-pihak lain dalam aksi YS.
Baca SelengkapnyaDua ibu rumah tangga di Condet menjadi korban penipuan investasi bodong dengan modus bisnis katering.
Baca SelengkapnyaKorban arisan bodong yang dilakukan korban mencapai ratusan dengan total kerugian Rp1,9 miliar.
Baca SelengkapnyaDari para korban total tersangka mendapatkan uang sebesar Rp7,4 miliar.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Sahbirin Noor sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca SelengkapnyaPutri Dakka dilaporkan atas penipuan ratusan jemaah dan pencemaran nama baik. Pemilik travel juga dilaporkan dugaan pencemaran nama baik.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca Selengkapnya