Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pola hidup berubah, masyarakat sekitar Citarum mulai sadar lingkungan

Pola hidup berubah, masyarakat sekitar Citarum mulai sadar lingkungan Sungai Citarum. ©REUTERS/Darren Whiteside

Merdeka.com - Kesadaran masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mulai berubah seiring dengan program 'Citarum Harum' yang digalakkan Presiden Jokowi. Sebagian masyarakat di sekitar sungai terpanjang di Jawa Barat itu kini sudah mengubah pola hidup mereka demi merawat lingkungan tempat tinggal mereka.

Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III Siliwangi, Kolonel Arh Desi Ariyanto menjelaskan, sebagian masyarakat di bagian hulu Citarum sudah mulai mengubah pola bertani. Tidak lagi hanya mengedepankan aspek ekonomi hasil pertanian, tetapi juga ekologi.

"Permasalahan di hulu itu kan hutan gundul dan masyarakat kebanyakan kerja jadi buruh tani perkebunan kentang. Sekarang mereka sudah mulai sadar bahwa hal itu akan merugikan," ujar Desi di Bandung, Rabu (25/4).

Orang lain juga bertanya?

Kentang adalah tanaman semusim tak ramah lingkungan karena menanamnya perlu menggemburkan tanah sehingga mempermudah laju erosi. Memanen kentang juga harus mencabut akarnya sehingga mengoyak tanah.

Menurut data Balai Besar Sungai Citarum tahun 2016, lahan kritis Sungai Citarum sudah mencapai 26.022 hektare (20 persen) dan terjadi erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun

Kini, kata Desi, para petani di sekitar Citarum mulai menanam buah-buahan, kopi dan tanaman berbatang keras lainnya. Keinginan mengubah komoditas pertanian ini juga difasilitasi oleh Satgas Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Citarum dengan menyediakan bibit.

"Kita akomodir mereka pengennya tanam apa, misalnya buah-buahan kita wadahin juga. Siapkan bibitnya, dan sudah ribuan pohon ditanam. Jadi tidak tanam lagi sayuran yang tidak punya kekuatan ekologis atau menahan longsor," kata Desi.

Dia menyadari, perubahan komoditas pertanian ini tidak akan langsung berdampak bagi lingkungan sekitar Citarum. "Tapi ke depannya mereka sudah mandiri dalam bertani, dan setidaknya kini sudah tidak lagi jadi buruh," katanya.

Soal limbah, masyarakat sekitar Citarum juga sudah diedukasi sehingga tumbuh kesadaran untuk tidak membuangnya sembarangan. Hal ini sangat penting mengingat akhir tahun 2017, Tim Survei Kodam III Siliwangi mencatat sebanyak 20.462 ton sampah organik dan anorganik dibuang ke Sungai Citarum. Tinja manusia 35,5 ton per hari dan kotoran ternak 56 ton per hari.

Untuk limbah sampah, kata Desi, Satgas Citarum menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di dekat permukiman warga.

"Kenapa banyak sampah di Citarum? Ternyata mereka bingung mau dibuang ke mana. Tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum. Setelah sosialisasi, akhirnya di beberapa tempat dibuat TPS sementara," paparnya.

Untuk pengelolaan sampah sementara, Satgas Citarum memberikan kepercayaan Babinkamtibnas dan Babinsa setempat menjadi penanggungjawab bank sampah. "Bahkan Babinsa, Babinkamtibnas jadi direktur bank sampah," terangnya.

Tidak hanya limbah sampah, masyarakat juga diajarkan bagaimana mengelola limbah kotoran hewan dan manusia. Persoalan limbah manusia ini banyak terjadi di sektor dua DAS Citarum yakni Kecamatan Kertasari dan Pacet.

"Masyarakat di sana sudah diajari bagaimana mengelola limbah menjadi pupuk. Daur ulang sehingga tidak ada yang sia-sia," katanya.

Sementara untuk penanggulangan limbah industri, Satgas Citarum mengedepankan proses hukum yang berkepastian. Penindakan hukum dilakukan Satgas Gakkum Citarum di bawah Polda Jabar.

"Kemajuan positifnya begini. Dulu kalau kita ngelaporin pabrik ada yang buang limbah pasti nunggu lama, itu pun belum tentu disentuh. Kalau sekarang dengan Perpres 15 Tahun 2018 (tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum). Misalnya masyarakat lihat ada pabrik buang limbah, Direskrimsus langsung turun. Jadi cepet sistemnya sekarang," tegasnya.

"Bahkan setelah diambil samplenya, langsung di-police-line lokasi IPAL-nya (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sebagai barang bukti. Ini sudah banyak ditindak," imbuhnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi DAS Citarum Membaik, Ridwan Kamil  Minta Pemerintah Pusat Terus Bantu Tanggulangi Pencemaran
Kondisi DAS Citarum Membaik, Ridwan Kamil Minta Pemerintah Pusat Terus Bantu Tanggulangi Pencemaran

Kondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.

Baca Selengkapnya
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah

Kali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Menengok Gaya Luhut Bercelana Jeans Dikawal Sang Mantu Kasad Jenderal Maruli Cek Inovasi Citarum
Menengok Gaya Luhut Bercelana Jeans Dikawal Sang Mantu Kasad Jenderal Maruli Cek Inovasi Citarum

Gaya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengecek program Citarum Harum bersama Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak mencuri perhatian.

Baca Selengkapnya
Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum
Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum

Sungai Citarum jadi bukti kalau orang Sunda zaman dulu merupakan bangsa akuatik.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah
Ini Penyebab Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah

Daerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.

Baca Selengkapnya
BRI Edukasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lewat Program Jaga Sungai Jaga Kehidupan
BRI Edukasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lewat Program Jaga Sungai Jaga Kehidupan

BRI terus berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kotornya Kawasan Ini, Banyak Sampah Plastik Hambat Aliran Kali Jatibaru
FOTO: Kotornya Kawasan Ini, Banyak Sampah Plastik Hambat Aliran Kali Jatibaru

Sampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.

Baca Selengkapnya
Selain Jaga Daerah Aliran Sungai, Sekardadu Banyuwangi Merambah Sektor Wisata
Selain Jaga Daerah Aliran Sungai, Sekardadu Banyuwangi Merambah Sektor Wisata

Program ini mengedukasi para pelajar dan mahasiswa secara aktif bagaimana menjaga kebersihan sungai dan lingkungannya.

Baca Selengkapnya
Ternyata Sektor Kesehatan Sumbang 5 Persen Efek Gas Rumah Kaca, Begini Cara Mengatasinya
Ternyata Sektor Kesehatan Sumbang 5 Persen Efek Gas Rumah Kaca, Begini Cara Mengatasinya

Perlu dilakukan intervensi demi masyarakat berkembang dan perekonomian tumbuh pesat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan

Sampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.

Baca Selengkapnya