Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Kegiatan Tanara Clean Up merupakan aksi bersih-bersih limbah dan sampah di Sungai Cidurian.
Kegiatan Tanara Clean Up merupakan aksi bersih-bersih limbah dan sampah di Sungai Cidurian.
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berpartisipasi aktif mendukung kegiatan Tanara Clean Up sebagai komitmen nyata perusahaan untuk selalu menjaga kualitas air sungai, yang penting bagi kehidupan.
Kegiatan Tanara Clean Up merupakan aksi bersih-bersih limbah dan sampah di Sungai Cidurian, Kecamatan Tanara, Kabupatan Serang, Provinsi Banten, sepanjang 1.800 meter.
Bersamaan kegiatan Tanara Clean Up, juga dilaksanakan penanaman pohon tabebuya kuning dan edukasi tentang pemilahan sampah.
Dalam aksi lingkungan, yang diikuti pemangku kepentingan termasuk industri, yang beroperasi di wilayah Banten itu, terkumpul sampah seberat 1.000 ton.
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin mengungkapkan, kegiatan bersih sungai dan penanaman pohon menjadi gerakan, yang bisa memberikan banyak manfaat, baik dari segi kesehatan, kebersihan, maupun keberlanjutan lingkungan.
"Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat. Marilah kita jadikan kegiatan ini sebagai komitmen bersama untuk menjadikan Indonesia lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan," kata Wapres Ma’ruf Amin.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, perubahan iklim yang mengancam penduduk dunia harus dimitigasi, salah satunya dengan menanam dan memelihara pohon dan memperbaiki lingkungan.
Hal tersebut juga menjadi upaya pemerintah dalam mendukung dan mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's).
"Dampak akibat perubahan iklim seperti udara yang sangat panas dan kita rasakan sekarang ini, kondisi banjir, longsor dan lain-lain, perlu kita mitigasi. Karena itu, perlu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dari limbah akibat aktivitas manusia yang masuk ke sungai sampai masuk ke laut. Kita bisa melakukan pengurangan sampah dan limbah dengan mengurangi beban sampah atau reuse, reduce, dan menggunakan kembali atau recycle," paparnya.
Dalam kegiatan tersebut, PT PLN Indonesia Power mengerahkan sekitar 200 pegawai, yang berasal dari PLTU Lontar, PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, dan PLTGU Cilegon, serta satu unit ekskavator untuk pengerukan sedimen.
"Kami di sini bersama dengan beberapa unsur lainnya bersama-sama dalam satu tujuan yang sama, yaitu untuk Indonesia bersih dan sadar lingkungan," kata Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra.
Menurut dia, aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju, yang diawali dari sosial dan lingkungan.
Edwin menambahkan, kegiatan juga merupakan bagian dari aksi tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang mengacu pada tiga pilar ESG, yaitu environmental atau menjaga lingkungan, social atau dampak bagi masyarakat sekitar, dan governance atau tata kelola dan kepemimpinan yang baik.
"Sebagai perusahaan yang patuh dengan kebijakan pemerintah, PLN Indonesia Power menganut prinsip ESG, sehingga kegiatan operasi perusahaan menjunjung tinggi kelestarian lingkungan untuk keberlangsungan makhluk hidup kini dan akan datang," imbuhnya.
Pemerintah perlu mengajak seluruh elemen untuk berkontribusi dalam adaptasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaIndonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKementerian Perhubungan memprediksi 193,6 juta orang atau 71,7 persen penduduk Indonesia melakukan perjalanan mudik lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diingatkan BMKG untuk meminimalisir paparan sinar matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim adalah isu penting yang tidak boleh diabaikan.
Baca Selengkapnya