Polda Bali autopsi mayat Aipda Sudarsa yang tewas di Pantai Kuta
Merdeka.com - Polda Bali akhirnya melakukan autopsi jenazah Aipda Wayan Sudarsa, setelah mendapat izin keluarga. Ini perlu dilakukan guna memudahkan penyelidikan.
Sudarsa merupakan polisi tewas diduga dibunuh di Pantai Kuta, Bali. Saat ditemukan, kondisi mayat tragis.
"Autopsi ini agar memudahkan kita dalam menyelidiki kasus ini. Kami ingin tahu penyebab kematian korban itu seperti apa," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Anak Agung Made Sudana di RSUP Sanglah Denpasar Bali, Jumat (19/8).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Apa yang diminta polisi ke korban? Setelah itu, ia melaporkan peristiwa tersebut ke polsek terdekat. Beberapa hari kemudian, ia iseng melihat forum jual beli di media sosial Facebook. Tanpa sengaja, ia menemukan ada akun yang menjual motornya. Keesokan harinya, ia melaporkan hal itu ke Polsek. Namun, seusai membuat laporan, ia dimintai uang oleh anggota kepolisian untuk beli bensin dan makan.
-
Siapa yang membantu istri polisi ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Siapa istri Kapolri? Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menutup Pendidikan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tingkat IV Angkatan ke-55 Batalyon Satya Dharma Tahun 2024. Tidak sendiri, Listyo hadir bersama dengan sang istri yaitu Juliati Sapta Dewi Magdalena.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Kenapa polisi mengancam keluarga buron? 'Ancaman itu sudah kami sampaikan ke keluarga agar turut membantu polisi menangkap para pelaku,' jelas Umi.
Sebenarnya istri korban, Ni Ketut Arsini, beserta keluarga berharap jenazah langsung dipulangkan dan segera dilangsungkan persiapan upacara pengabenan. Namun, akhirnya mereka menuruti proses autopsi meski berat.
Begitu akan dilaksanakan proses autopsi, istri korban terlihat lemas. Kerabat korban berusaha menguatkan dan meminta untuk ikhlas.
Sudana menambahkan, penyidik sudah memberikan masukkan kepada keluarga. Proses autopsi harus dilakukan guna menguatkan bukti pelaku bila tertangkap.
"Meskipun keluarga korban tidak mau jenazahnya ini tidak diotopsi. Mau tidak mau hal ini harus dilakukan, tadi sudah disampaikan dan ikhlas," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, korban yang bertugas di area Pantai Kuta, pada Rabu 17 Agustus 2016, pagi ditemukan dalam keadaan tewas di pinggir Pantai Legian. Kondisi korban saat itu, dari mulut hidung hingga mata dipenuhi pasir laut.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazah Putu Satria Ananta Rustika, taruna di STIP tiba di Pulau Bali
Baca SelengkapnyaSatu jasad ditemukan tergeletak di lantai bagian dapur. Jasad kedua di atas tempat tidur dengan pintu kamar terkunci.
Baca SelengkapnyaJenazah mantan bupati Jembrana dan istri pertama kali ditemukan oleh menantu korban.
Baca SelengkapnyaKetika ditemukan, kedua korban dalam kondisi mengenaskan dengan mengeluarkan bau menyengat
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan tubuh korban kulitnya sudah terkelupas, kepala membusuk dan kedua tangannya terlihat daging.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban merasa proses autopsi dipersulit oleh pihak kepolisian Polresta Denpasar, padahal kuat dugaan korban tewas dibunuh.
Baca SelengkapnyaKorban diduga merupakan mantan Bupati Jembrana, Bali, periode 1980-1990 yaitu Ida Bagus Ardana dan istrinya, Bu Ardana
Baca SelengkapnyaBA tewas diduga akibat dianiaya dua personel Polresta Palu yakni Bripda CH dan Bripda M.
Baca SelengkapnyaKorban tewas ditembak oleh rekaannya yakni Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaSeorang pria bernama Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa (39) tewas tergantung setelah bertengkar dan menembaki istrinya menggunakan senapan angin.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca Selengkapnya