Polda Riau tangkap pengedar narkoba bungkus 38 kg sabu dalam bungkus abon
Merdeka.com - Jajaran Polda Riau menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu dan ekstasi dengan 4 tersangka dan barang bukti 38 kilogram sabu serta 68.070 butir ekstasi. Sebuah mobil sedan Camry turut disita polisi.
Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo mengatakan, keempat pelaku yaitu MK, MS, FZ dan RA. Dia menyebutkan, ini merupakan hasil yang cukup besar di wilayahnya. Penangkapan dilakukan polisi ini di tiga tempat kejadian perkara yang berbeda.
"Pertama di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, lalu di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, kemudian pengungkapan di Dumai," ujar Widodo, dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (25/10).
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang diselundupkan? Pria Ini Ketahuan Selundupkan 100 Ular Hidup di Celananya, Begini Cara Dia Menyimpannya Ratusan ular itu hendak diselundupkan ke China dari Hong Kong.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
Widodo menyebutkan, para pelaku menggunakan modus baru dalam mengedarkan narkoba. Yakni dengan cara sabu dibungkus dalam kemasan teh berwarna hijau. Selain pelaku juga menggunakan kemasan produk makanan jenis abon.
"Untuk modus pelaku menggunakan kemasan abon ini, kita pastikan barangnya bukan diproduksi di Riau. Kita menduga pelaku merupakan jaringan terbesar di Indonesia," ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Resnarkoba Polda Riau Kombes Hariyono mengatakan, merupakan pengungkapan tiga kasus yang berbeda. Untuk penangkapan di Dumai pihaknya meringkus pelaku RM dengan barang bukti sebanyak 5 kilogram sabu.
"Pelaku RM sudah 2 kali menjalankan aksi ini. Aksi pertama pelaku diupah sebesar Rp 25 juta dengan jumlah narkoba yang cukup besar. Kemudian ini aksi keduanya kita gagalkan," katanya.
Sementara lokasi penangkapan di Pekanbaru tepatnya di jalan Arifin Akhmad dengan tersangka FZ. Dari tangan FZ polisi mengamankan 20 kilogram sabu dan 20 ribu butir pil ekstasi.
Modusnya pelaku yang datang dari wilayah Medan, Sumut sesampai di terminal Akap Payung Sekaki kemudian dijemput dengan orang yang tak dikenal dan kemudian dibawa mutar-mutar Pekanbaru menggunakan sepeda motor.
"Mobil ditinggal dengan keadaan mesin harus menyala. Nah saat itulah, pelaku lain kemudian memasukkan narkoba ke dalam mobil jenis Camry yang dikendarai FZ," paparnya.
Menurut keterangan tersangka, Ia tidak kenal dengan orang yang memasukkan narkoba tersebut. Namun ini jaringan terputus, sehingga kita sulit melakukan pengembangan lagi. "Tersangka mebgaku baru kali pertama melakukan pekerjaan ini," kata dia.
Selanjutnya, Polresta Pekanbaru bersama petugas Avsec dimana pihaknya awalnya mengamankan sekitar 40 gram narkoba jenis sabu yang disembunyikan dalam pembalut wanita digunakan pelaku MK.
"Setelah mengamankan MK, kita kembali melakukan pengembangan dan berhasil menangkap rekan pelaku berinisial MS di salah satu hotel di Pekanbaru," ujar Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto.
Di hotel itu, polisi menemukan 1 paket sedang yang diduga berisikan sabu dan 1 paket sedang diduga berisikan 70 butir pil ekstasi logo Instagram yang ditemukan di tas selempang milik tersangka.
Setelah ditemukan barang bukti awal dari badan tersangka maka dilakukan kembali interogasi kepada tersangka. Dia mengakui ada lagi barang bukti di tas ransel warna hitam dan travel bag warna juning yang berisikan 40 bungkus dalam kemasan abon.
"Dari 40 bungkus tersebut 22 bungkus berisi sabu dan 18 bungkus berisi pil ekstasi. Jadi total barang bukti sekitar 18.070 butir ekstasi dan 8,8 kilogram sabu,"
Pelaku mengaku akan diberi upah Rp 400 juta jika upaya penyelundupan barang haram ini berhasil dilakukan. Saat ini polisi terus upayakan pengembangan dan pendalaman tentu juga berkoordinasi dengan Polda daerah lain.
"Sementara kemasan itu diproduksi di Surabaya yang memang khusus dibuat untuk mengedarkan narkoba," tutupnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
kelima tersangka memiliki peran tersendiri untuk menyelundupkan narkoba
Baca SelengkapnyaIrjen Iqbal menyebutkan pihaknya akan terus konsisten dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika.
Baca SelengkapnyaTim gabungan mendatangi rumah pelaku di Jalan Beringin Raya, Lorong Kayu Ara, Kecamatan Ilir Timur III Palembang
Baca SelengkapnyaEmpat pelaku mengedarkan narkoba jenis sabu ratusan kilogram dan puluhan butir ektasi ditangkap.
Baca Selengkapnya"Tapi yang keluar hanya plastiknya saja, sabunya sudah habis karena plastiknya koyak (sobek) saat dikunyah," ujar Kapolsek Lubuk Batu Jaya Ipda Ripal
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi kurang lebih 3 minggu untuk mengungkap kasus.
Baca SelengkapnyaPria berinisial RA (49) ditangkap polisi di Jalan Mayjen Yusuf Singadekane, Palembang. Dia tertangkap tangan membawa 2 Kg sabu-sabu.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami jaringan narkoba tersangka R dan A ini.
Baca SelengkapnyaMereka mengaku belum menerima upah, karena baru mendapatkan uang jalan saja.
Baca SelengkapnyaKP mengakui tidak pernah bertemu dengan pemilik sabu atau bandar
Baca SelengkapnyaTerkait siapa temannya A, Ikhlas belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, karena perkaranya masih dilakukan pendalaman.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan warga negara Malaysia yang tinggal di Samarinda bersama istrinya.
Baca Selengkapnya