Polisi buru 7 pemerkosa anak SMP di Luwu Sulsel yang melarikan diri
Merdeka.com - Kapolda Sulsel Irjen Muktiono mengatakan, anggotanya tengah memburu tujuh dari 21 pemerkosa seorang siswi SMP di Kabupaten Luwu. Tujuh pelaku itu diduga melarikan diri sementara 14 lainnya sudah amankan pihak kepolisian.
"Ini warning bagi kita semua untuk menjaga anak-anak kita. Dan saya sudah tekankan ke anggota di sana (Luwu) untuk mengusut tuntas kasus tersebut," kata Muktiono ditemui usai kegiatan panggung prajurit sinergi TNI dan Polri di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (25/10).
Sementara Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, belum mengetahui persis kasus tersebut. Hanya saja dia menyakini kalau jajarannya di tingkat kabupaten tentu sudah turun tangan.
-
Dimana Tim Patroli menemukan 7 remaja? Sebanyak sembilan anggota tim patroli perintis Polres Bekasi Kota diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya setelah tujuh remaja ditemukan tewas di kali.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Siapa otak pemerkosaan siswi SMP? D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Saya belum tahu persis seperti apa kejadiannya, saya monitor dulu. Tapi saya mau katakan begini, kasus ini adalah satu petunjuk bagi pemerintah daerah untuk menggalakkan pembinaan pendidikan, pemahaman agama dan terlebih pengawasan oleh keluarga. Bukan ketika nanti ada masalah atau kasus baru bergerak," kata Syahrul ditemui di tempat sama.
Sebelumnya, gadis belia yang masih duduk di bangku kelas I SMP di Kabupaten Luwu, Sulsel berinisial Sna, (13) menjadi korban perkosaan oleh 21 pemuda. Peristiwa keji itu terjadi lima bulan lalu, tepatnya Juni 2017 saat bulan Ramadan.
Kasus ini dilaporkan oleh nenek korban ke Polres Luwu, 11 Oktober lalu. Sejak saat itu, polisi mengejar para pelaku dan telah tertangkap 14 orang. Tujuh orang di antaranya masih buron termasuk Dk, salah seorang pemuda yang diduga pemicu tindak perkosaan dan memanggil puluhan rekan lainnya untuk turut melakukan hal serupa.
Kapolres Luwu, AKBP Ahmad Yanuari Insan yang dikonfirmasi via ponselnya, Selasa malam, (24/10) menjelaskan, kedua orang tua korban ini adalah Tenaga Kerja Indonesia di negeri jiran Malaysia sehingga dititipkan ke neneknya yang berdiam di Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.
Peristiwa perkosaan itu sendiri terjadi di bulan Ramadan lalu, selepas korban salat tarawih. Malam itu, gadis Sna pulang sendiri. Dalam perjalanan pulang itu, dia bertemu dengan remaja laki-laku berinisial Dk yang tengah berkumpul dengan teman-temannya di pinggir jalan.
Hubungan antara Dk yang usianya diperkirakan beberapa tahun di atas usia Sna, dalam bahasa anak-anak sekarang ada cinta-cinta monyet. Sna termakan bujuk rayu dan mau diajak pergi memisahkan diri dari kelompok pemuda lainnya. Mereka ke pinggir sungai. Di situ, Dk menyetubuhi Sna. Usai mengerjai Sna, kata AKBP Ahmad Yanuari Insan, Dk menelpon teman-temannya yang lain dan mengajaknya melakukan hal serupa.
"Datanglah tujuh orang pemuda lainnya. Mereka kemudian memperkosa Sna secara bergantian. Agar Sna tidak berontak, tubuh Sna dipegangi kiri dan kanannya. Setelah itu korban dibawa lagi ke rumah salah seorang pelaku yang bernisial Da, di situ diperkosa lagi secara bergiliran. Korban diinapkan di rumah ini, besok siangnya baru dipulangkan. Tapi paginya digilir lagi di dekat sumur rumah itu setelah pelaku memanggil lagi rekan-tekannya yang lain. Korban Sna diantar pulang tapi tidak sampai ke rumah neneknya," kata AKBP Ahmad Yanuari Insan.
Total pelaku, kata Kapolres Luwu ini, sebanyak 21 orang. Mereka adalah kelompok pemuda yang kerap nongkrong di tempat-tempat tertentu untuk menenggak ballo, sejenis minuman keras khas di daerah itu.
Dijelaskan, setelah kejadian itu, korban Sna tidak berani cerita ke neneknya mengenai kejadian nahas yang menimpanya. Tetapi cerita tentang adanya seorang perempuan yang diperkosa ramai-ramai itu mulai jadi buah bibir. Saat dua ibu dari dua di antara 21 orang pelaku itu cekcok terdengar oleh nenek Sna. Nenek ini baru tahu kalau perempuan yang dimaksud itu adalah cucunya.
"Nenek ini kemudian memanggil keluarga yang lain. Si cucu ditanyai dan akhirnya mengaku tapi Sna cucunya itu sudah lupa siapa-siapa saja pelaku yang telah memperkosanya," kata AKBP Ahmad Yanuari Insan.
Setelah menerima laporan dari keluarga korban, tambahnya, langsung dilakukan visum terhadap korban, kemudian diambil keterangan untuk penyelidikan. Dicari tahu kejadiannya bagaimana dan setelah mendapatkan fakta-fakta lapangan, langsung dilakukan pengejaran.
"Ditangkap 14 orang dan tujuh lainnya masih DPO. Totalnya ada 21 orang pelaku, mulai berusia 13 hingga 30 tahun. Pelaku terancam pasal 81 UU No 35 tahun 2013 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara," kata AKBP Ahmad Yanuari Insan.
Sementara ini, tambahnya, kasus ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Luwu dan Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Luwu. Hasil pemeriksaan, korban Sna negatif dari kehamilan pasca perkosaan, tetapi saat ini masih diteliti kondisi psikologisnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu empat buronan penyekap dan pemerkosa siswi SMP inisial NA.
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca SelengkapnyaPelaku telah ditahan oleh polisi. Korban saat ini masih trauma.
Baca SelengkapnyaTujuh remaja tewas saat kabur dari anggota kepolisian yang melakukan patroli.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaAksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaPolisi mengaku masih terus berupaya mengidentifikasi dan mencari predator seksual yang mengincar anak-anak dibawah umur
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca Selengkapnya