Polisi buru pengupload video produksi beras plastik
Merdeka.com - Masyarakat begitu resah mendengar peredaran beras mengandung plastik. Apalagi, sebuah video proses pembuatan beras plastik juga tersebar luas setelah diunggah ke Youtube.
Pihak kepolisian segera menelusuri siapa pembuat dan pengunggah video tersebut. "Kita akan melacak siap pengunggah video tersebut," kata Kasubudit Sumbdaling, AKBP Adi Vivit, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (21/5).
Menurut Adi, tayangan di Youtube itu sangat meresahkan masyarakat. Apalagi beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
-
Apa yang dicari warga saat rebutan beras? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Kenapa Jokowi cek stok beras? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Kenapa Pertamina menebar paket sembako? Kegiatan ini digelar untuk memberikan kebermanfaatan dan berkah di Bulan Suci Ramadan bagi masyarakar sekitar dalam semangat energi kebersamaan.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Siapa yang mengumpulkan beras? Bupati Banyuwangi saat itu, R. Oesman Soemodinoto, menjadi ketua komite yang mengurus pengumpulan beras dan proses pemberangkatan kapal ke India.
"Dalam tayangan video tersebut dipraktikkan cara membuat beras berbahan plastik. Kalau pakai logika, ngapain menjual beras dicampur plastik keuntungan di mana," jelasnya.
Tapi sejauh ini, kata Adi, memang terdapat keterangan dari beberapa konsumen yang sama-sama membeli beras di toko tersebut. Sebagian mengatakan tak menemukan beras mengandung plastik.
"Yang unik, dari kasus ini adalah pembeli lain yang membeli beras yang sama di toko beras tidak ada masalah," ungkap Adi.
Kasus ini terungkap setelah beredarnya video Youtube dan beberapa laporan dari konsumen yang menyebutkan beras tersebut berbahan plastik.
Untuk diketahui, beredar beras palsu atau beras berbahan plastik tersebut sudah ditemukan di kota besar, Bekasi dan Depok. Hingga kini, pihak kepolisian telah memeriksa tiga orang sebagai saksi yang terdiri dari penjual dan pembeli beras yang diduga palsu tersebut.Kini, penyidik telah mengirimkan sampel beras palsu tersebut ke Puslabfor Polri untuk dilakukan penelitian.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihaknya sempat kesulitan untuk masuk kedalam gudang beras yang telah diindikasi melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaPihak perusahaan ternyata mengizinkan warga mengambil susu tersebut.
Baca SelengkapnyaRekaman video memperlihatkan petugas Dishub Medan memeras pedagang
Baca SelengkapnyaKepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaPolisi bagi-bagi takjil di jalan tapi tidak ada yang mau ambil lantaran dianggap razia.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP merupakan program pemerintah yang digulirkan melalui Perum Bulog sejak 2023 untuk menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaViral Anggota Dishub Medan Minta Martabak ke Pedagang saat Tertibkan Kendaraan, Ini Penjelasan Kadishub
Baca SelengkapnyaAda-ada saja kejadian unik yang terjadi di jalan raya.
Baca SelengkapnyaAmin langsung mengejar Julianto dan merekam petugas Dishub tersebut yang menempelkan surat larangan parkir usai tidak diberikan martabak.
Baca SelengkapnyaViral pengungsi Rohingya merasa kurang saat diberi nasi bungkus, begini respon warganet.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor Mohammad Agus, keberatan bocah G (6) yang tinggal di wilayahnya viral karena mengaku kelaparan.
Baca SelengkapnyaMark up impor beras diduga menimbulkan kerugian senilai Rp8,5 triliun.
Baca Selengkapnya