Polisi Sebut Pistol Penyebab Tewasnya Sejoli di Tasik Bukan Organik
Merdeka.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, AKP Agung Tri Poerbowo menyebut bahwa pistol yang digunakan ST (56) unuk menembak WD (43) dan bunuh diri bukan organik. Hal tersebut diungkapkan setelah dilakukan pemeriksaan lebih jauh terkait senjata api, selongsong dan proyektil yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Dari hasil olah tempat kejadian perkara dibantu tim Identifikasi Polda Jabar terkait tewasnya sejoli di dalam kamar kos telah mengamankan barang bukti berupa pisau belati, senjata api jenis pistol, dua proyektil, dua selongsong. Dan hasil tersebut terdapat kesesuaian penyebab tewasnya sejoli di kamar kos dari autopsi tapi pistol yang digunakan bukan organik,” sebut Agung, Kamis (28/10).
Agung mengungkapkan bahwa penyidikan kasus di kontrakan di Kampung Cibodas Pasar, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Sabtu (25/10) dihentikan oleh pihaknya. Langkah penghentian tersebut karena pelaku ST meninggal dunia karena langsung melakukan bunuh diri.
-
Mengapa eksekusi dihentikan? Ia mengatakan, pada pertengahan abad ke-19 hukuman itu sudah dihapus, diganti dengan hukuman gantung biasa.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Di mana lokasi kejadian bunuh diri? Motif satu keluarga bunuh diri sebuah Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara, masih misterius.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Bagaimana kasus Butet dihentikan? Namun kasus itu berakahir dengan permainan langsung dari Jokowi untuk mencabut laporan Butet.
“Ini sesuai dengan pasal 77 KUHP yang berbunyi hak menuntut hukum gugur lantaran seorang terdakwa meninggal dunia hingga penyidik menghentikan kasus tersebut,” ungkapnya.
Agung menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa WD meninggal dunia lebih dulu setelah ditembak ST di bagian leher. Setelahnya, SL bunuh diri dengan cara menembakkan senjata api ke bagian dada.
Ia memastikan bahwa aksi tersebut tidak melibatkan orang lain sehingga kasus tersebut dianggap selesai dan kasusnya dihentikan.
“Barang bukti yang ditemukan dari kamar kosan tetap kami sita,” katanya.
Untuk identitas keduanya, menurut Agung, yang perempuan diketahui berinisial WD yang bekerja sebagai satpam dan berstatus janda. Sedangkan ST adalah pensiunan TNI asal Cimahi. Diduga keduanya adalah pasangan kekasih.
“Kedua mayat itu, ditemukan dalam kondisi saling berpelukan dan anggota menemukan senjata api jenis pistol, pisau belati, proyektil hingga selongsong di lokasi kejadian," ujarnya.
Sebelumnya, seorang satpam perempuan berinisial WD, warga Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya ditemukan meninggal dunia di dalam kontrakan di Kampung Cibodas Pasar, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (23/10) sore. Teman laki-lakinya juga ditemukan tewas di dalam kontrakan itu.
Polisi menemukan senjata api (senpi) dan senjata tajam dari lokasi kejadian. Kedua senjata itu ditemukan tepat berada di samping jenazah.
"Kami akan berupaya melakukan koordinasi dengan Sub Denpom terkait penemuan kedua mayat termasuk temuan senjata api yang berada di kamar kosan korban, apakah senjata itu ada kaitannya dengan kematian keduanya atau tidak," ungkap Aszhari, Minggu (24/10).
Polisi berhasil mengidentifikasi dua jenazah yang ditemukan di dalam kontrakan di wilayah Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Sabtu (23/10) sore. Keduanya adalah WD (43), warga Kabupaten Tasikmalaya, dan ST (56), warga Kota Cimahi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menghentikan penyidikan kasus kematian Brigadir RA anggota Polresta Manado, Sulawesi Utara, yang tewas di dalam mobil karena semua telah terbukti.
Baca SelengkapnyaKematian Brigadir RAT diyakini akibat bunuh diri menembakan kepalanya saat berada di dalam mobil Toyota Alphard
Baca SelengkapnyaKorban tertembak senjata api jenis HS-9 yang dibersihkannya.
Baca SelengkapnyaPolisi menutup kasus kematian Brigadir RAT sedangkan motif masih didalami.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menyimpulkan dalam kasus ini, tidak ada tindak pidana.
Baca SelengkapnyaTemuan itu sejalan dengan kondisi hasil rontgen kepala korban yang tidak ditemukan anak peluru dalam rongga kepala.
Baca SelengkapnyaAnggota Polresta Manado ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanya.
Baca SelengkapnyaPolres Metro Jakarta Selatan memastikan kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RAT) adalah kasus bunuh diri.
Baca SelengkapnyaDugaan bunuh diri itu setelah serangkaian penyelidikan dilakukan Polres Metro Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaPolisi Pastikan Kematian Brigadir RAT Bunuh Diri, Kasus Ditutup
Baca SelengkapnyaKepastian penyebab kematian Ipda BS diperkuat dari hasil olah TKP dan autopsi jenazah Ipda BS di RS Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap penyebab kematian anggota Polresta Manado Brigadir RA bunuh diri dengan menembak kepala di Jaksel.
Baca Selengkapnya