Politikus PPP sebut sikap Tjahjo Kumolo bikin buruk citra Jokowi
Merdeka.com - Sikap Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, dalam menanggapi isi demo relawan Basuki T Purnama (Ahok) dianggap membuat citra buruk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tindakan Tjahjo dianggap membuat gaduh dan tak sesuai dengan keinginan atasannya.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, menyayangkan tindakan marah Tjahjo. Itu setelah Tjahjo merasa tersinggung disebut rezim Joko Widodo lebih kejam dibanding era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jokowi kan pernah bilang, dia tidak suka terhadap kegaduhan yang dilakukan para menterinya, ingat kan dulu ada kegaduhan di kabinetnya lalu dicopot itu menteri sama dia. Jangan seperti itulah, bukan hanya berdampak ke dia (Tjahjo Kumolo) saja tapi juga bisa ke presiden," kata Tamliha di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/5).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
Seharusnya, kata dia, Tjahjo bisa bersikap wajar. Apalagi menyampaikan hak di muka umum dilindungi undang-undang. Sebab, membandingkan zaman kepemimpinan bukan era sekarang saja. Dia mengingat ketika ada tulisan di belakang truk membandingkan rezim SBY dengan Soeharto.
"Wajar sih menurut saya warga negara menyampaikan pendapatnya seperti itu, asal sesuai dengan fakta yang ada. Sikapnya saja sebagai seorang menteri berlebihan," ujarnya. "Ingat tidak saat zaman SBY ada tulisan di belakang truk yang lukisan Soeharto terus dia ngomong 'lebih enak zamanku toh'," ucapnya lagi sambil tertawa.
Dia menegaskan bahwa sikap Tjahjo berlebihan. Kondisi ini hanya memperkeruh keadaan masyarakat sudah mulai kondusif. "Ini kan suasananya sudah mulai adem lagi, warga juga sudah mulai tenang, jangan memperkeruh keadaanlah dengan menggoreng isu-isu yang bisa menimbulkan konflik di masyarakat," tegasnya.
Seperti diketahui, Tjahjo Kumolo marah mendengar ada pendukung Ahok berteriak rezim Jokowi lebih parah dari rezim SBY. Dia mengancam akan mempolisikan aktivis tersebut.
Tjahjo telah menyelidiki identitas yang bersangkutan. Dia mengaku akan mengirimkan surat pada aktivis bernama Veronica Koman Liau itu.
Jika dalam waktu satu minggu tidak ada klarifikasi maka Tjahjo akan melapor ke polisi. "Saya sebagai pembantu presiden warga negara RI dan Mendagri akan melaporkan ke Polisi. Ini pendidikan politik buat siapa pun tidak boleh memaki-maki dan memfitnah Presiden RI dan siapa pun tanpa bukti yang jelas," kata Tjahjo kepada wartawan, Kamis kemarin.
Menurut Tjahjo, sah-sah saja membela Ahok. Namun jangan mengait-ngaitkan vonis dengan pemerintah Jokowi. Dia menyebut sudah jelas Jokowi menegaskan tak mengintervensi hakim. "Saya sebagai bagian dari rezim Jokowi merasa tersinggung," terang Tjahjo.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR dari fraksi PDIP Utut Adianto mengatakan Presiden Jokowi lebih mendengar relawan Projo dibandingkan Gubernur Lemhannas
Baca SelengkapnyaPidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaEros Djarot menilai sikap Jokowi terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo melawan hukum.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.
Baca SelengkapnyaNamun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaHasto mengaku sedih atas penyataan Jokowi yang mendapat sentimen negatif dari masyarakat.
Baca Selengkapnya