Prakiraan BMKG: Puncak Musim Hujan di Jateng Januari-Februari 2023, Ini Sebabnya
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sampai tujuh kali melakukan rekayasa cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di Jawa Tengah.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menuturkan puncak musim penghujan di wilayah Jateng sebenarnya baru akan terjadi di Januari-Februari 2023. Cuaca ekstrem tersebut karena dipengaruhi siklon tropis yang muncul di wilayah barat Australia.
"Kondisi cuaca yang terjadi dipengaruhi faktor angin dari benua Asia dan ada seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Ada pengaruh dari masuknya siklon tropis dari barat Australia," kata Dwikorita, Senin (2/1).
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Kapan angin kencang di Jogja berpotensi terjadi? Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG DIY memprakirakan potensi angin kencang untuk 17 Oktober 2023 terjadi di Sleman bagian Utara, Kulon Progo bagian Selatan, Bantul bagian Timur dan Selatan, dan Gunungkidul pada siang-sore hari.
-
Kapan cuaca panas ekstrem di Jawa Tengah? Akhir-akhir ini cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Cuaca ekstrem pula melanda Provinsi Jawa Tengah.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Kapan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa cuaca ekstrem terjadi di Jateng? Potensi cuaca ekstrem itu dipicu oleh pola belokan angin dan korvergensi yang terlihat dominan di wilayah Pulau Jawa termasuk Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
Tanggal 4-8 Masih Hujan Sedang Hingga Lebat
Dia menambahkan, untuk tiga hari ke depan, wilayah Jawa Tengah masih diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan angin kencang juga berpotensi muncul dengan kecepatan 36 knot atau setara dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
"Ini yang perlu diwaspadai kami minta kepala daerah kalau ada pohon potensi tumbang perlu dipangkas. Untuk yang rawan roboh perlu ditegakan. Karena mulai tanggal 4 Januari, 5, 6, 7, 8 masih ada hujan intensitas sedang. Jadinya, situasinya masih ada genangan di Semarang," ungkapnya.
Khusus tanggal 3 Januari, hujan ekstrem berpotensi turun di Pekalongan, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kudus, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora.
Sedangkan pada 5 Januari 2023, potensi hujan lebat akan terjadi di Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara. Wilayah ini diminta waspada karena turut berpotensi menyebabkan longsor.
"Kondisi hujan sedang saja bisa longsor karena tanahnya sudah jenuh. Bahkan Banjarnegara tanggal 4 sudah mulai waspada. Brebes juga ada banyak di lereng rawan longsor. Dan di tanggal 6 hujannya masih lebat di Purworejo dan Kebumen. Di sana sejak saya kuliah dulu selalu jadi langganan longsor. Untuk tanggal 7 akan meluas sekali ke Pemalang," jelasnya.
Rob Bahaya Bila Disertai Angin Kencang
Terkait potensi banjir berada di pesisir atau rob pada tanggal 8-14 Januari dan 22-24 Januari, Dwikorita menyebut akan menjadi berbahaya bila diikuti angin kencang dan hujan lebat.
"Yang berbahaya kalau kejadiannya muncul bersamaan. Hujan lebat, angin kencang dan rob justru yang patut diwaspadai. Ada juga gelombang tinggi. Di wilayah Laut Jawa yang terdeteksi citra satelit warna cokelat ketinggiannya bisa sampai 4 meter. Perlu diwaspadai di pantai selatan karena bisa sampai 3 meter," pungkas Dwikorita.
Terkait prakiraan cuaca tersebut, BMKG menyarankan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin kencang dalam tentang waktu bersamaan. Kepada pemda juga diminta memperhatikan kerawanan seperti pohon tumbang di Jalan Raya yang membahayakan pengendara.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG Ahmad Yani memperkirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kota Semarang yang dilanda banjir berpotensi dilanda hujan lebat.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaAncaman cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diprediksi akan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaMengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca SelengkapnyaHujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaBerikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca Selengkapnya