'Rakyat tak butuh pemimpin pandai orasi dan tak mampu kerja'
Merdeka.com - Peneliti Senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyatakan dirinya menilai ada upaya penyesatan opini bahwa orasi atau pidato bagi calon pemimpin lebih penting dibandingkan kinerjanya.
"Penilaian itu menyesatkan. Kemampuan seorang pemimpin tak bisa hanya dinilai dari kepiawaian berorasi. Masyarakat tak butuh pemimpin yang hanya pandai orasi tapi tak mampu bekerja," tegas Lucius Karus, Kamis (5/6).
Dia menilai, apabila kemampuan memimpin hanya dilihat dari cara berbicara di depan publik, maka menjadi sangat keliru dan merendahkan arti demokrasi.
-
Bagaimana Public Speaking bisa bantu jadi pemimpin? Kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan memandu orang lain melalui pidato atau presentasi dapat membantu seseorang menjadi pemimpin yang efektif.
-
Siapa yang bisa jadi pemimpin? 'Pemimpin adalah penjual harapan.' – Napoleon Bonaparte
-
Siapa yang bisa menjadi pemimpin? Kepemimpinan terdiri dari kombinasi antara kemampuan alami dan keterampilan yang bisa dikembangkan. Ada individu yang mungkin memiliki sifat-sifat bawaan yang mendukung kepemimpinan, seperti daya tarik pribadi dan kemampuan berkomunikasi yang efektif.
-
Apa karakteristik penting pemimpin? 'Milikilah keinginan untuk membuat keputusan. Itu adalah kualitas terpenting dari seorang pemimpin yang baik.' - Tung Desem Waringin
Lagipula, Jokowi dari awal menegaskan bahwa dirinya tak pandai berpidato dan lebih menunjukkan kepada masyarakat hasil kerja nyata yang teruji.
"Jokowi dikenal karena karakter personal yang bersahaja, pekerja keras yang tidak banyak berorasi dengan teori yang rumit dan ilmiah macam-macam. Apa untungnya bagi masyarakat kalau cuma ngomong saja," tegas Lucius.
Menurut dia, bila ingin melihat kemampuan seseorang, yang lebih baik adalah dengan mengadu pasangan calon masing-masing dengan melihat track record masing-masing.
Karena itu, dia berharap Jokowi tak perlu sibuk dengan debat tak penting soal kemampuan berpidato. Panggung orasi dan kampanye, kata Lucius, jelas bukan tempat untuk menguji kapasitas Jokowi .
"Dan yang paling penting bahwa pendekatan panggung melalui orasi kerap membungkus banyak kebohongan dan klaim-klaim yang tidak terkonfirmasi. Tipu daya orator dengan kepiawaiannya berpidato jelas membodohi pendengar," jelasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemimpin adalah sosok yang harus punya gagasan dan rencana terukur.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan para relawan untuk tidak memilih pemimpin yang hanya ingin menikmati kenyamanan dan fasilitas negara.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaJokowi menyayangkan budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang. Simak curhatan Jokowi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan pemimpin adalah pengambil keputusan sehingga penting memiliki penasihat.
Baca Selengkapnya