Ratusan Rumah di 3 Kampung Cianjur Retak Akibat Pergerakan Tanah
Merdeka.com - Ratusan rumah di tiga kampung Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, terdampak pergerakan tanah yang mengakibatkan puluhan rumah di antaranya rusak berat sehingga beberapa keluarga terpaksa mengungsi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur, Rabu, mengatakan pergerakan tanah diawali saat hujan turun dengan intensitas tinggi beberapa hari lalu, sehingga terjadi pergerakan tanah dengan panjang 100 meter, lebar 30 centimeter dan kedalaman 25 centimeter di tiga kampung itu.
"Kampung yang dilanda pergerakan tanah di Desa Cidadap yaitu Kampung Cikekep, Ciranca dan Kampung Cimapag. Terparah di Kampung Cikekep, 10 rumah rusak berat dan puluhan lainnya terancam. Dua kepala keluarga dengan 7 jiwa terpaksa mengungsi," katanya, seperti diberitakan Antara, Rabu (29/9).
-
Siapa yang tinggal di rumah nyaris roboh? Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah longsor? Kondisi rumah-rumah yang berada di lokasi bencana tampak banyak yang hancur rata dengan tanah. Rumah yang masih berdiri sudah tak lagi menyisakan atap atau tembok dinding.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah ambruk? Tampak rumah yang langsung ambruk tak tersisa. Kondisinya pun begitu parah.
-
Siapa yang terdampak banjir di Rumah Tigo Ruang? Salah satu warga di Rumah Tigo Ruang, Kecamatan Kuranji, Suci Ramadani mengatakan, air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 02.00 WIB.
Sebagian besar rumah rusak berat di bagian lantai dan dinding mengalami retakan, meski berisiko sejumlah pemilik rumah masih bertahan di rumahnya masing-masing, namun diimbau waspada dan segera mengungsi ketika hujan deras kembali turun lebih dari dua jam, termasuk warga di dua kampung lainnya.
Irfan mengatakan, pihaknya juga mencatat 10 rumah rusak berat dan enam rumah lainnya terancam di Kampung Ciranca dan Cimapag, tidak ada warga yang mengungsi, namun 8 rumah di antaranya mengalami retak di bagian dinding dan lantai akibat pergerakan tanah terus meluas dan bertambah dalam.
"Kami menyiagakan puluhan Relawan Tangguh Bencana (Retana) di tiga kampung tersebut, untuk terus memantau dan segera mengevakuasi warga, ketika melihat tanda alam dan pergerakan tanah terus meluas, sebagai upaya antisipasi jatuhnya korban jiwa," katanya.
Tidak hanya mengancam rumah warga, pergerakan tanah juga menyebabkan jalan desa sepanjang 30 meter dengan lebar 1 meter amblas, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Pihaknya segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan cepat.
"Saat ini, intensitas hujan mulai tinggi di seluruh wilayah Cianjur, kami imbau warga di tiga kampung untuk tetap waspada dan jeli membaca tanda alam. Segera mengungsi ke tempat yang aman, bahkan warga yang rumahnya rusak untuk menumpang di rumah sanak saudaranya ketika malam hari," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaRumah yang roboh berada di Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Pangandaran.
Baca SelengkapnyaNamun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi
Baca SelengkapnyaIwan Setiawan meminta agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaKecamatan Batang menjadi daerah yang paling banyak terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaDua Rumah Sakit di Sumedang Terdampak Gempa, Ratusan Pasien Dievakuasi
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca Selengkapnya