Ratusan warga Makassar termakan kabar hoaks adopsi anak korban gempa Palu
Merdeka.com - Sejak Kamis (4/10), beredar informasi mengenai 100 anak-anak pengungsi korban bencana di Sulawesi Tengah yang kini ditampung di gedung sekolah TK Akar Panrita Mamminasata, Makassar siap diadopsi.
Kabar ini beredar di media sosial yang ternyata tidak benar alias hoaks. Namun situasi terburu gaduh, ratusan warga silih berganti berdatangan ke tempat penampungan sementara tersebut untuk memastikan kebenaran informasi adopsi anak. Ada yang datang langsung dan ada juga yang menanyakan lewat saluran telepon.
"Hingga petang ini warga yang datang ke tempat kami sudah ratusan orang termasuk yang menghubungi via telepon, karena katanya nomor telepon saya ada tertera di informasi medsos itu. Entah informasi hoaks itu berasal dari mana. Bukan hanya nomor telepon saya, nomor rekan lain juga dihubungi termasuk nomor telepon kantor padahal semua itu tidak benar. Itu hoaks. Anak-anak itu bukan barang yang bisa diserahkan begitu saja," kata Kepala Sekolah TK Akar Panrita Mamminasata, Fitriana Basira yang ditemui, Jumat (5/10).
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Bagaimana Polda Bali memastikan informasi itu hoax? 'Kami langsung koordinasi dengan Kabiro Kompas wilayah Bali dan Kompas tidak ada berita di Website kompastv.com untuk tangga 13 Juni 2024, redaksionalnya juga berbeda dengan Kompas TV, dan itu berita hoaks karena logo Kompas TV di palsukan oleh oknum tersebut,' kata Kombes Jansen dilansir dari akun Instagram Polda Bali.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Disebutkan, sejak Senin (1/10) malam, pengungsi asal Sulawesi Tengah yang menumpang pesawat Hercules milik TNI AU tiba di gedung TK Akar Panrita Mamminasata, Jalan Kirab Remaja, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar.
Jumlahnya ada 116 orang dengan rincian 84 kategori anak mulai dari usia balita, anak TK, SD, SMP dan SMA, lalu perempuan dewasa ada 31 orang dan laki-laki dewasa satu orang.
"Niat kami dari yayasan tulus mau membantu, menaungi. Korban bencana itu khususnya anak-anak itu masih butuh waktu pemulihan, tidak mungkin kita lepas begitu saja. Apalagi soal keberadaan orang tuanya saat ini belum pasti. Bisa saja masih hidup atau sudah meninggal dunia," jelas Fitriana Basira.
Karena beredarnya informasi hoaks itu, kata Fitriana lagi, selain membuat rusak nama baik sekolah, juga menciptakan ketidaknyamanan. Karena sedianya fokus memberikan perhatian untuk pemulihan tetapi kini harus juga disibukkan bagaimana menjawab dan menjelaskan kepada kepada masyarakat, bahwa tidak ada kegiatan pelayanan adopsi anak-anak pengungsi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral satu penumpang kereta cepat Whoosh mengalami penodongan di Stasiun Tegalluar, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaKPU sudah menerima laporan terkini berupa foto dan video kotak suara yang dikirim ke pulau-pulau di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang tersebut.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong
Baca SelengkapnyaDalam video, terlihat beberapa orang cekcok dengan nada suara yang cukup keras.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaBeredar video banjir di Aceh pada 18 November 2023 yang diklaim menyebabkan tumpukan mayat
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaCEK FAKTA: Hoaks Bantuan Sosial Rp150 Juta dari BP2MI untuk TKI
Baca Selengkapnya