Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Reaksi Pemerintah Soal Anggapan PPKM Picu Kenaikan Kasus Covid-19

Reaksi Pemerintah Soal Anggapan PPKM Picu Kenaikan Kasus Covid-19 jubir vaksin siti nadia tarmizi. ©2021 Merdeka.com/liputan6

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menegaskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berhasil menekan penularan Covid-19 di lingkungan masyarakat. Pernyataan ini merespons anggapan Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono bahwa PPKM pemicu kenaikan kasus Covid-19.

"PPKM adalah upaya mengurangi kegiatan sosial masyarakat dalam hal ini mobilitas dan interaksi masyarakat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (24/8).

Dia menjelaskan, mobilitas masyarakat menurun hingga 50 persen dengan adanya PPKM. Selain itu, PPKM bisa meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan hingga 85 persen.

"Maka laju penularan bisa diturunkan dan angka positivitas bisa turun 3-5 persen," sambungnya.

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menambahkan, kebijakan PPKM bersifat statis menyesuaikan dengan perkembangan kasus Covid-19.

"Pada prinsipnya jika ditelaah lebih detil, poin pengaturan PPKM tidak statis dan menyesuaikan dengan kondisi kasus sehingga ini akan mempermudah mewujudkan masyarakat yang sehat serta produktif," jelasnya.

Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono mendesak, pemerintah tidak perlu lagi menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Menurut Bambang, setelah dilonggarkan kondisi penularan Covid-19 semakin membaik.

"Sebelum PPKM, pada saat 20 Juni, itu kondisinya sudah sama persis dengan jauh sebelum diberlakukannya PPKM. Dan malah sekarang ini lebih rendah daripada saat kita belum punya pikiran PPKM. Tapi kematiannya pada saat sebelum PPKM malah jauh lebih rendah. Ini bukti bahwa PPKM tidak perlu lagi diberlakukan," ujar Bambang kepada wartawan, Selasa (24/8).

Bambang menuturkan, saat PPKM darurat diberlakukan, angka penambahan kasus Covid-19 naik drastis hampir tiga kali lipat daripada sebelumnya. Hingga 50 ribu kasus baru dengan kematian sekitar 1.400 sedangkan sebelum PPKM jumlahnya 12.000 dengan kematian 371.

"Jadi untuk PPKM sementara tidak diperpanjang lagi, karena rakyat sudah cukup menahan untuk tidak melakukan kegitan. Bila kita lihat dari data hasil PPKM mulai dari darurat sampai 4 level berikutnya, kita dapat melihat penurunan kasus baru karena diturunkannya level PPKM," ujarnya.

Pemerintah dinilai perlu melakukan analisa dampak PPKM yang mengorbankan kondisi rakyat. Masyarakat, kata Bambang, sudah keluarkan biaya yang demikian besar.

Ia menjelaskan, PPKM Darurat dimulai 3 Juli 2021 lalu, pada Saat itu ada penambahan kasus baru 27.913 dan angka kematiannya 493. Seharusnya saat PPKM Darurat, angka Covid-19 menurun. "Tapi kenyataannya bukan menurun, malah menaik," ujarnya.

Pada 25 Juli 2021, kasus baru menjadi 38.679 dengan angka kematian tiga kali lipat, 1.266. Setelah PPKM dilonggarkan pada level 4, sampai 2 Agustus 2021, hasilnya malah membaik, 22.404 dengan angka kematian 1.568.

Kemudian PPKM level berikutnya, pada 8 Agustus, malah terjadi menurun, yakni kasus barunya menjadi 17.384 dengan angka kematian 1.200.

"Ini berarti apa? Semakin levelnya diturunkan PPKM ini, maka kasus baru semakin menurun. Harusnya ini perlu dianalisa oleh pemerintah," ujar Bambang.

Lalu pada 22 Agustus itu terjadi penurunan menjadi 12.408 dan kematian menurun menjadi 1.030. Bambang mengatakan, kondisinya sama persis pada saat Pemerintah belum menunjuk koordinator palaksana PPKM yaitu sekitar tanggal 20 Juni sebesar 13.737 dan kematian 371 pehari. Karena itu, Bambang menilai analisa terhadap hasil penerapan PPKM belum dilakukan secara maksimal.

"Penerapan PPKM dengan analisa yang tidak akurat mengakibatkan begitu banyak kematian. Tidak hanya kematian manusia, namun yang paling membuat rakyat kesulitan, adalah kematian ekonomi," ujar Bambang.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Jalan Tol Laku Keras Saat Pandemi, Menteri PUPR: Kalau Tak Ada Pasti Banyak Orang Frustasi
Jalan Tol Laku Keras Saat Pandemi, Menteri PUPR: Kalau Tak Ada Pasti Banyak Orang Frustasi

Dari berbagai PSN yang dituntaskan oleh Kementerian PUPR telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, salah satunya pembangunan jalan tol.

Baca Selengkapnya
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI

Kemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya ISPA, Ini Penyakit yang Disebabkan Polusi Udara
Bukan Hanya ISPA, Ini Penyakit yang Disebabkan Polusi Udara

Setidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Segini Besaran Santunan dari KPU untuk Petugas KPPS Meninggal Dunia Saat Pemilu 2024
Segini Besaran Santunan dari KPU untuk Petugas KPPS Meninggal Dunia Saat Pemilu 2024

Kemenkes mencatat ada 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya