Rekor Penambahan Kasus Positif Covid-19 Nasional Pecah Dua Hari Berturut-turut
Merdeka.com - Pemerintah mengumumkan ada penambahan 1.241 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir di Indonesia, berdasarkan data yang masuk hingga Rabu (10/6/2020) pada pukul 12.00 WIB. Total ada 34.316 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak 2 Maret 2020.
"Kasus positif covid-19 yang kami konfirmasi ada sebanyak 1.241, sehingga totalnya 34.316 kasus," ujar Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di Graha BNPB.
Hari ini merupakan rekor tertinggi penambahan kasus positif corona di Indonesia. Di saat bersamaan pemerintah tengah gencar menyosialisasikan kehidupan normal yang baru atau new normal.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan alasan meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 dua hari terakhir. Menurutnya, hal itu terjadi karena tracing yang agresif oleh pemerintah.
Dia menjelaskan, sebagian besar penambahan kasus hari ini berdasarkan spesimen yang dikirim oleh puskesmas atau dinas kesehatan. Tidak didominasi oleh spesimen yang dikirim oleh rumah sakit.
"Ini adalah bukti bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif dan sudah barang tentu kita akan menginginkan kasus ini kemudian melakukan isolasi dengan sebaik baiknya secara mandiri agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," kata Yuri.
Yurianto mengungkapkan ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus positif corona hari ini. Seperti Kalsel 127 orang, Jawa Barat 139 orang, DKI Jakarta 157 orang, Sulsel 189 orang dan terbanyak dari Jawa Timur, ada 273 orang.
Untuk kasus positif corona komulatif, DKI Jakarta 8.503 orang, Jawa Timur 6,806 orang, Jawa Barat 2.506 orang dan Sulawesi Selatan 2.383 orang.
Yurianto mengungkapkan, jumlah kasus positif Covid-19 per hari Selasa (9/6) pukul 12.00 WIB di Tanah Air menyentuh angka 33.076. Ada penambahan kasus positif sebanyak 1.043 kasus.
"Ini sebarannya tidak merata di Indonesia. Sebagai contoh sebaran terbanyak yang kita dapatkan hari ini adalah di Provinsi DKI Jakarta," kata Yurianto.
Pemeriksaan menggunakan dua metode, pertama real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan kedua tes cepat molekuler.
OTG
Yurianto mengatakan, melonjaknya kasus positif Covid-19 baru menggambarkan penularan masih terjadi di lingkungan masyarakat. Bahkan, masih ditemukan banyak pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).
"Di tengah-tengah masyarakat masih kita dapatkan kasus positif tanpa gejala yang menjadi sumber penularan," kata Yurianto dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (8/6).
Selain itu, masih ditemukan masyarakat yang rentan tertular Covid-19 saat keluar rumah. Akibatnya, mereka dengan mudah terpapar virus asal Wuhan, China itu.
"Inilah yang menjadi catatan-catatan kita," ujarnya.
New Normal
Presiden Jokowi mewanti-wanti munculnya gelombang kedua virus corona (Covid-19). Jokowi pun meminta agar evaluasi penerapan new normal atau tatanan kehidupan baru dilakukan secara rutin.
Pasalnya, Jokowi menilai penyebaran virus corona masih mungkin terjadi sekalipun di daerah yang kasus barunya sudah menurun. Untuk itu, dia mengingatkan gugus tugas dan kepala daerah tak lengah.
"Evaluasi secara rutin, sekali lagi meskipun misalnya sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, hati-hati jangan sampai lengah. Karena di lapangan masih sangat dinamis," jelas Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (10/6/2020).
Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa daerah yang akan menerapkan new normal atau tatanan kehidupan baru di masa pandemi corona harus melalui tahapan yang ketat. Dia meminta jajarannya betul-betul berhati-hati sebelum menetapkan new normal di suatu daerah.
"Jangan sampai ada kesalahan kita memutuskan sehingga terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah karena tahapan-tahapan tidak kita kerjakan secara baik," ucapnya.
Sosialisasi Masif Protokol Kesehatan Covid-19
Dia menekankan pentingnya prakondisi yang ketat sebelum daerah memulai new normal. Kepala daerah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara masif terkait protokol kesehatan Covid-19 melalui dari menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.
"Saya kira kalau ini terus disampaikan ke masyarakat diikuti simulasi-simulasi yang baik sehingga saat kita masuk ke dalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga sudah siap dan ada," katanya.
Jokowi sendiri telah menurunkan aparat TNI-Polri di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat agar disiplin mengikuti protokol kesehatan. Selain prakondisi, dia menyebut pemerintah daerah juga harus memperhatikan waktu yang tepat memasuki tahapan new normal.
"Penentuan waktu, kapan timingnya penting sekali harus tepat. Kalkulasinya, hitung-hitungannya berdasarkan fakta dan data yang ada," ujarnya.
Setiap daerah yang ingin memulai new normal, kata Jokowi, harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dia meminta Gugus Tugas melihat kurva penyebaran virus corona serta tingkat kepatuhan masyarakat sebelum memutuskan.
"Perhatikan juga tingkat kepatuhan masyarakat, pastikan manajemen di daerah siap tidak melaksanakan (new normal)? Kemudian juga hitung kesiapan daerah dalam pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar harus kita hitung dan pastikan," tutur Jokowi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya