Ribuan warga berebut nasi 'buka luwur' di Makam Sunan Kudus
Merdeka.com - Ribuan warga dari sejumlah daerah di Keresidenan Pati, Jawa Tengah, Senin, memadati kompleks Makam Sunan Kudus untuk memperebutkan nasi 'uyah asem' pada ritual 'buka luwur'. Tradisi 'buka luwur' yang diselenggarakan setiap 10 Muharam, yang tahun ini bertepatan pada Senin (3/11) merupakan ritual untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Ribuan warga yang antre mendapatkan nasi 'uyah asem' memadati kompleks Makam Sunan Kudus sejak pukul 05.00 WIB, dengan harapan tidak perlu berdesak-desakkan untuk mendapatkan nasi jangkrik.
Munjayanah (42), warga Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kudus, mengaku, antre sejak pukul 06.00 WIB, untuk mendapatkan sebungkus nasi uyah asem. Selain dimakan, kata dia, sebagian nasi yang didapatkan juga diberikan kepada anggota keluarganya yang lain serta untuk ditabur di sawah.
-
Bagaimana tradisi Maulid Nabi di Kudus? Gunungan ini kemudian diarak dalam kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka agama Islam. Setelahnya, isi dari gunungan tersebut dibagikan kepada warga setempat.
-
Bagaimana cara warga Indramayu menyambut Ramadan dengan tradisi Ngunjung? Acara ini menjadi salah satu penanda bagi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Biasanya, makam-makam di perdesaan akan menjadi ramai saat warga mengadakan tradisi Ngunjung.
-
Kenapa masyarakat Desa Kemuja merayakan Mauludan? Mauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam memperingati serta penghormatan pada hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi kepungan di Masjid Saka Tunggal? Dilansir dari Liputan6.com, memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadan, atau malam likuran mulai dari selikur (malam 21), relikur (malam 23), selawe (malam 25), dan seterusnya ada tradisi lain yaitu kepungan.
-
Kapan festival Ubud menarik wisatawan? Selain itu, Ubud juga dikenal akan festival eksotis yang menarik, seperti Ubud Writers and Readers Festival, Ubud Food Festival, dan Bali Spirit Festival yang menarik minat para pengunjung dari berbagai negara.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
Ia mengakui, rela antre selama beberapa menit karena ingin mendapatkan berkah. Untuk menghindari kepadatan antrean, panitia buka luwur mengatur warga yang antre agar tidak berdesak-desakan dengan membagi antrean dari sepanjang Jalan Menara menjadi dua antrean khusus untuk laki-laki dan perempuan.
Selain itu, panitia buka luwur juga membuat peta antrean sehingga warga dari luar daerah atau belum pernah ikut antrean tidak kesulitan mengantre.
Untuk antisipasi warga pingsan, panitia juga menyiapkan posko kesehatan lengkap dengan tim medis.
Menurut Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan di Kudus, Senin, jumlah nasi bungkus yang disediakan sebanyak 28.576 bungkus untuk umum.
Sementara nasi buka luwur yang dibungkus keranjang, kata dia, sebanyak 1.962 keranjang yang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.
Nasi bungkus yang disediakan terdiri dari dua jenis, yakni nasi jangkrik goreng dan uyah asem (jawa).
Menu nasi uyah asem meliputi, daging kerbau tanpa kuah, sedangkan menu nasi jangkrik goreng dilengkapi kuah tetelan daging kerbau.
"Khusus untuk umum hanya disediakan nasi uyah asem tanpa kuah agar tidak basi," ujar Nadjib seperti dikutip dari Antara, Senin (3/11).
Sedangkan jumlah beras yang dimasak sebanyak 6,5 ton dari 9,88 ton beras sumbangan masyarakat, serta hewan kerbau sebanyak 13 ekor dan kambing sebanyak 65 ekor.
Pekerja yang bertugas di dapur mencapai puluhan, sedangkan jumlah relawan yang bertugas membungkus nasi sebanyak 300 orang. Pembungkus nasi tetap menggunakan bahan alami, seperti daun jati serta pengikatnya tidak lagi menggunakan tali dari bahan plastik, melainkan menggunakan serat tanaman.
Tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung ratusan tahun silam. Pembagian nasi uyah asem itu disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaPanitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.
Baca SelengkapnyaTanah Lapang Taman Blambangan sudah padat terisi sejak pukul 05.30 WIB. Ratusan kendaraan terparkir rapi di sisi taman.
Baca SelengkapnyaAntrean tampak mengular sampai di gedung-gedung sekitar lapak.
Baca SelengkapnyaAsinan ini sudah melegenda sejak 1975. Cocok untuk menu takjil di bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaKegiatan ini rutin dilakukan oleh pihak DKM masjid
Baca SelengkapnyaHari ini Rabu (10/4/2024) seluruh umat Islam merayakan Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah setelah berpuasa 1 bulan penuh.
Baca SelengkapnyaMenjelang berbuka puasa, Sentra Kuliner di Jalan Kramat Raya yang menyajikan Nasi Kapau dan berbagai makanan khas Sumatra Barat ini ramai diserbu pembeli.
Baca SelengkapnyaSetiap hari menjelang waktu berbuka puasa, pengurus Masjid At-Taqwa membagikan ratusan paket takjil gratis berupa berbagai macam menu makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaSelain menyajikan nasi kapau, berbagai makanan khas Sumatera Barat seperti Lemang Tapai, bubur kampiun, dan kue-kue lainnya pun tersedia di sentra kuliner ini.
Baca SelengkapnyaWarga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaBeberapa orang santri sedang mengantre makanan di pondok pesantren malah mendapatkan pengalaman seperti di resto karens dinner.
Baca Selengkapnya