Sakit hati dipecat, pemuda ini ancam ledakkan kelenteng di Karawang
Merdeka.com - Polisi meringkus seorang pemuda lantaran melakukan teror di sebuah Kelenteng Kwan Tee Koen, Jalan Ir. H. Juanda Nomor 1A, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Minggu (11/2). Pelaku dibekuk setelah aksinya terekam kamera pengawas di tempat ibadah tersebut.
"Kejadian tadi malam terus kita tangkap tadi subuh atau empat jam sejak diketahui teror itu," kata Kasatreskrim Polres Karawang AKP Maradona Armin Mappaseng saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/2).
Maradona mengatakan, dalam aksinya pelaku mengancam meledakkan kelenteng tersebut apabila tuntutan sejumlah uangnya tak diberikan. Ancaman itu ditulis pelaku dalam selembar kertas disertai nomor rekening lalu menaruhnya dalam kitab suci.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Dia minta ditransfer ke nomor rekening dia atau kalau tidak tempat ini saya bom," kata Maradona membacakan tulisan ancaman pelaku.
Menurutnya, motif pelaku melakukan ancaman lantaran sakit hati kepada bos di tempat kerjanya. Dia mengatakan, kebetulan rekan bos pelaku bekerja berteman dengan pemilik kelenteng tersebut.
"Sementara dia bilang sakit hati. Dia kan kerja di Cikarang dipecat kemudian pesangonnya harusnya dibayarkan Rp 63 juta ini baru dibayar Rp 7 juta. Kebutulan bosnya di Cikarang itu ketua temannya di kelenteng," ujar dia.
Barang bukti berupa tulisan dan motor diamankan saat menangkap pelaku. Pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Karawang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak di Tasikmalaya Ancam Bacok Leher Ibu Pakai Kapak, Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaKarena tak dikasih untuk utang rokok, IM membakar warung kelontong di Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaTerlihat pelaku mengancam dan meminta HP serta uang dari pemilik warung.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelaku mengirimkan sebuah peluru aktif disertai surat berisi ancaman dan pemerasan
Baca Selengkapnya"Saya sering dihantui korban, kadang mimpi digerebek polisi, hidup saya tak tenang," ungkap tersangka KL
Baca SelengkapnyaKasus pembullyan kembali terjadi. Kali ini kasus viral ini terjadi di Cilacap, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaSeorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaHari alias Jepang tertunduk lesu saat dihadirkan di Polres Bogor, Senin (28/4). Padahal sebelumnya dia viral mengancam petugas medis Puskesmas Leuwisadeng.
Baca SelengkapnyaEmosi karena Disuruh Cari Kerja, Pria Pengangguran di Palembang Siram Istri dengan Air Mendidih
Baca Selengkapnya