Saksi akui ada THR dan umroh dari komisi proyek Dermaga Sabang

Merdeka.com - Karyawan PT Nindya Karya, Sabir Said dan Puddu Razak Mansur, mengakui menerima aliran dana komisi proyek Dermaga Sabang di Aceh pada 2006-2011. Keduanya mengaku menerima pemberian berbeda.

Menurut Sabir sebagai kepala proyek Dermaga Sabang dari PT Nindya Karya, dia menikmati duit komisi itu dari hasil pemberian Board Of Management Joint Operation PT Nindya Karya-PT Tuah Sejati. Dia mengaku awalnya hanya diberitahu uang itu sebagai biaya operasional.

"Saya menikmati yang mulia Rp 147 juta. Saya cuma diberitahu itu uang operasional," kata Sabir saat bersaksi dalam sidang terdakwa Ramadhani Ismy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (6/10).

Sementara Razak mengaku dia sempat menerima hadiah berupa umrah gratis dari salah satu pemasok barang dalam proyek Dermaga Sabang. Tetapi, di depan majelis hakim dia mengaku lupa nama perseroan.

"Saya umrah dari supplier proyek. Karena dia supplier di sana, pasti (umrah) ada kaitannya dengan itu," kata Razak.

Dalam persidangan, staf keuangan proyek Dermaga Sabang yang juga pegawai PT Nindya Karya, Bayu Ardianto, mengatakan dia mengetahui ihwal pengeluaran uang 'operasional' itu. Dia mengaku diperintah oleh mantan Kepala Cabang Aceh dan Sumatera Utara PT Nindya Karya, Heru Sulaksono, supaya menyisihkan sebagian dari uang kontrak buat 'keperluan lain-lain.'

"Saya hanya menuruti perintah BOM. Uang itu saya catat untuk biaya lain-lain. Tetapi di kontrak memang tidak dijelaskan maksudnya biaya lain-lain itu apa. Ke terdakwa ada juga," kata Bayu.