Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saksi nilai polisi gegabah jadikan transkrip alat bukti kasus Ahok

Saksi nilai polisi gegabah jadikan transkrip alat bukti kasus Ahok Sidang ke-16 Ahok. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Penasihat hukum terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama menghadirkan Risa Permana sebagai saksi ahli psikologi sosial. Risa Permana menilai terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama tidak bersalah. Dia menilai pihak kepolisian terlalu dini saat menjadikan transkrip sebagai salah satu alat bukti.

Risa mengatakan menentukan seseorang melakukan kesalahan hanya dengan berlandasan transkrip merupakan tindakan kurang tepat. Sebab transkrip tidak bisa menunjukkan kondisi sebenarnya mengenai keadaan sosial saat Basuki atau akrab disapa Ahok itu berpidato.

"Saya pikir polisi terlalu gegabah menjadikan transkrip sebagai alat bukti. Kalau mau jadikan alat bukti harusnya transkrip disertakan dengan reaksi masyarakat dan kondisi sekitar," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (29/3).

Dia mengungkapkan, sepanjang kasus ini bergulir masyarakat beserta penegak hukum baru melihat sisi kecil dari permasalahan ini saja. Padahal sebenarnya ada kondisi yang lebih luas agar dapat diperhatikan dan dicermati, sehingga tidak jelas tujuan kasus ini.

"Makanya saya bisa katakan tuduhan ini tidak valid. Kalimat yang diambil hanya sedikit saja. Makanya saya bilang kasus ini terlalu sumir. Anda harus melihat kenapa dia merujuk surat tersebut. Siapa yang pernah mengucapkan jangan pilih saudara Basuki Tjahaja Purnama karena agama?" katanya.

Risa mengatakan, pidato Ahok di Pulau Pramuka sebenarnya bukan ingin menyinggung umat muslim, apalagi Pilkada DKI 2017. Sebab pidato pada 27 September 2016 lalu itu ingin mempermasalahkan iklim politik jelang Pilkada.

"Yang dipersoalkan terdakwa bukan masalah agama, Pilkada tapi dia mempersoalkan iklim Pilkada," katanya.

Dia mengungkapkan, mantan Bupati Belitung Timur itu sengaja menyinggung soal Al-Maidah ayat 51 karena pengalaman. "Kita perlu melihat kalimat tersebut itu diucapkan, bagaimana diucapkan bahkan reaksi masyarakat itu sendir," terangnya.

Risa menjelaskan, reaksi masyarakat Pulau Pramuka saat mendengar pidato Ahok tidak ada satupun yang mempermasalahkan. Sehingga, dia menilai, apa yang disampaikan mantan politisi Gerindra itu tidak termasuk dalam bentuk penodaan agama.

"Jadi mengutip Al-Maidah bukan desakralisasi agama," tutupnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi
TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi

Menurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.

Baca Selengkapnya
Ahok Tanggapi Keras Video Viral Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja: Masa Bilang di Depan Umum, Gue masih Waras Bos!
Ahok Tanggapi Keras Video Viral Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja: Masa Bilang di Depan Umum, Gue masih Waras Bos!

Dalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja

Baca Selengkapnya
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'

Padahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganjar Ungkap Sosok Ahok: Semoga Tak Ada yang Tersinggung
VIDEO: Ganjar Ungkap Sosok Ahok: Semoga Tak Ada yang Tersinggung

Ganjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik

Baca Selengkapnya
MK Temukan Tandatangan Berbeda di Dokumen Pemohon Sengketa Pileg DPD Riau
MK Temukan Tandatangan Berbeda di Dokumen Pemohon Sengketa Pileg DPD Riau

Mereka mengaku kalau saat dilakukan tanda tangan, Asep dalam masa penyembuhan.

Baca Selengkapnya
Hakim MK Sentil Ahli Kubu Prabowo: Sesama Guru Besar Tak Boleh Saling Mendahului seperti Bus Kota
Hakim MK Sentil Ahli Kubu Prabowo: Sesama Guru Besar Tak Boleh Saling Mendahului seperti Bus Kota

Arief Hidayat tak sepaham dengan apa yang disampaikan ahli tersebut

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?
TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?

TKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.

Baca Selengkapnya
Viral Temuan Kesalahan Input Jumlah Suara di Sirekap, Bawaslu: Penentu Hasil Adalah Rekapitulasi Manual
Viral Temuan Kesalahan Input Jumlah Suara di Sirekap, Bawaslu: Penentu Hasil Adalah Rekapitulasi Manual

Viral video dugaan kecurangan Pemilu berupaa salah input data jumlah suara pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).

Baca Selengkapnya
Dinilai Ahok Tidak Bisa Kerja, Gibran: Enggak Apa-Apa Kritikan dari Mentor Kami
Dinilai Ahok Tidak Bisa Kerja, Gibran: Enggak Apa-Apa Kritikan dari Mentor Kami

Gibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.

Baca Selengkapnya
Ahok Blak-Blakan Ada Orang Pemda di Balik Parkir Liar, Ini Respons Kadishub Jakarta
Ahok Blak-Blakan Ada Orang Pemda di Balik Parkir Liar, Ini Respons Kadishub Jakarta

Syafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai

Kubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Tegas Ahok Klarifikasi Soal Jokowi Tak Bisa Kerja
VIDEO: Jawaban Tegas Ahok Klarifikasi Soal Jokowi Tak Bisa Kerja

Ahok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya

Baca Selengkapnya