Satgas Covid-19: Syarat PCR Naik Pesawat Karena Tempat Duduk akan Berkapasitas Penuh
Merdeka.com - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengumumkan aturan perjalanan dalam negeri yang terbaru salah satunya mewajibkan melakukan test PCR untuk moda transportasi udara dalam negeri.
Wiku menjelaskan beberapa penyesuaian dalam peraturan ini dilakukan atas keputusan lintas sektor yang mempertimbangkan kondisi kasus terkini serta kesiapan sarana dan prasarana pendukung implementasi protokol kesehatan di lapangan.
"Keputusan ini dituangkan dalam berbagai kebijakan yaitu surat surat edaran Satgas nomor 21 tahun 2021 kemudian instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 dan nomor 54 tahun 2021 dan surat edaran dari Kementerian Perhubungan," ujar Wiku dalam siaran langsung BNPB, Kamis (21/10).
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara mendeteksi kanker paru? Deteksi dini terbagi menjadi dua: skrining dan diagnosis dini. Skrining adalah tindakan melakukan tes pada populasi sehat yang belum ada gejala. Disarankan mereka yang berusia 45 tahun, perokok aktif atau bekas perokok aktif 10 tahun lalu, punya riwayat pekerjaan terkait bahan kimia, silika dan pertambangan untuk melakukan skrining. Sementara itu, deteksi dini adalah ketika orang mempunyai gejala dan dilakukan pemeriksaan lanjutan. Salah satunya dengan pemeriksaan CT Scan dosis radiasi rendah.
-
Mengapa skrining penting? Skrining adalah deteksi dini untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit atau tidak.
-
Bagaimana Dharma menjelaskan ketidakefektifan PCR? 'Bahkan, banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa PCR yang selama ini digunakan tidak ditujukan untuk mendeteksi virus. Itu hanya untuk memeriksa asidosis. Lalu, mengapa harus dilakukan pemeriksaan dengan cara menyodok, kenapa tidak sekadar mengambil sampel dari air liur jika memang ingin menguji virus,' jelasnya.
-
Apa yang diklaim oleh tes sidik jari? Penggunaan tes sidik jari untuk menentukan bakat dan minat anak telah menjadi tren di berbagai kalangan, namun secara ilmiah, klaim yang mendasari metode ini belum terbukti kuat.
Wiku membeberkan syarat perjalanan wilayah Jawa-Bali dengan moda udara wajib menunjukkan dua dokumen yaitu kartu vaksin minimal vaksinasi dosis pertama dan surat keterangan hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan.
"Pengetatan metode testing menjadi PCR saja di Jawa-Bali dan non Jawa-Bali di level 3 dan 4 ini dilakukan mengingat sudah tidak diterapkannya jarak antar tempat duduk atau seat distancing dengan kapasitas penuh," ujarnya.
"PCR sebagai gold standar dan lebih sensitif daripada Rapid test antigen dalam menjaring kasus positif diharapkan dapat menemukan celah penularan yang mungkin ada," sambungnya.
Wiku juga menambahkan bahwa ada sejumlah row yang harus dikosongkan oleh maskapai saat penerbangan.
"Untuk mengoptimalisasi pencegahan penularan, pihak maskapai wajib memisahkan 3 row yang dikosongkan, untuk pemisahan bagi pelaku perjalanan yang bergejala saat perjalanan," kata Wiku.
Lebih lanjut Wiku juga menjelaskan pertimbangan terkait diberlakukannya lagi test PCR di tengah penurunan level PPKM saat ini.
"Pada prinsipnya penerapan persyaratan pelaku perjalanan di screening dengan PCR khususnya untuk moda transportasi udara ini dalam rangka untuk memastikan tidak terjadi penularan," ujarnya.
"Menggunakan PCR tentunya dengan akurasi yang lebih tinggi daripada Rapid test antigen harapannya pada saat peningkatan jumlah penumpang dengan kepadatan yang lebih tinggi diharapkan tidak terjadi potensi penularan dari orang yang mungkin lolos dari proses skrining apabila tidak menggunakan PCR," sambungnya.
Reporter Magang: Leony Darmawan
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaSterilisasi yang dilakukannya dengan cara penyemprotan cairan disinfeksi khusus di area pesawat sesuai dengan standar operasional dan prosedur yang berlaku.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca SelengkapnyaMengapa para penumpang harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh untuk menuju gate di bandara? Ini jawabannya.
Baca Selengkapnya