Sebanyak 18 kecamatan di Banyumas rawan bencana alam
Merdeka.com - Sebanyak 18 kecamatan di wilayah Banyumas Jawa Tengah rawan bencana alam. Buat mengantisipasinya, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas akan mendirikan posko kewaspadaan bencana, di beberapa wilayah prioritas rawan bencana.
"Untuk wilayah Banyumas bagian barat, kami akan mendirikan posko kewaspadaan di Kecamatan Lumbir, untuk wilayah timur kami dirikan di Sumpiuh, dan juga ada posko induk di Kantor BPBD Banyumas," kata Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo Budi, Kamis (12/11).
Pendirian posko penanggulangan bencana dilakukan menyusul tingginya intensitas hujan di wilayah Banyumas. Bahkan, kata Prasetyo, beberapa wilayah sudah mengalami longsor. Dia mengemukakan, BPBD Banyumas sudah melakukan pemantauan dan menyiapkan tim reaksi cepat yang sewaktu-waktu dibutuhkan turun ke lapangan.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Bagaimana cara BPBD Banyumas bersiap menghadapi bencana? Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
"Pemantauan dilakukan mulai dari pagi, siang hingga malam melalui radio komunikasi. Secara bergilir, ada petugas yang jaga hingga malam hari," ujar Prasetyo.
Untuk pemantauan bencana, BPBD Banyumas menyiapkan 14 personel bertugas saban hari dan dibantu warga. Selain itu, dia meminta kepada warga berada di wilayah rawan longsor, banjir, dan angin puting beliung meningkatkan kewaspadaan.
"Terutama jika hujan turun lebih dari tiga jam berturut. Bagi warga yang mukim di wilayah rawan longsor untuk lebih waspada," ucap Prasetyo.
Diprediksi, musim hujan akan terjadi hingga Februari 2016. Sehingga selama itu, tetap terdapat masa tidak turun hujan.
"Yang perlu diwaspadai pada musim hujan kali ini, adalah bencana longsor. Lantaran, musim kemarau yang baru saja berlalu terjadi cukup lama. Sehingga rawan terjadi retakan tanah dan tanah longsor," tutup Prasetyo. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD Bali, mengeluarkan sejumlah titik potensi banjir bandang di wilayah Pulau Bali, selama masuk musim penghujan
Baca SelengkapnyaSejumlah daerah di Banyumas langganan alami kekeringan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaAda pula peringatan mengenai hujan yang disertai dampak seperti banjir
Baca SelengkapnyaBPBD mengimbau pemudik tetap waspada dengan cuaca ekstrem saat diperjalanan
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaPola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara - Barat Daya.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaAncaman cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca Selengkapnya