Selidiki kasus perkosaan, polisi datangi SMPN 4 Sawah Besar
Merdeka.com - Pihak kepolisian akhirnya mendatangi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Sawah Besar, Jumat (18/10). Pemeriksaan ini terkait seorang gadis belasan tahun, AE (16) yang dipaksa melakukan oral seks dan berhubungan badan dengan salah satu adik kelasnya.
Tindakan yang diduga perkosaan terhadap AE siswa kelas sembilan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Sawah Besar juga direkam oleh enam siswi yang masih satu sekolah dengan korban.
Penjaga sekolah SMPN 4, Adi Juhadi, mengatakan pihak kepolisian datang ke sekolah sekitar pukul 08.00 WIB. Ihwal kedatangan polisi, Adi mengatakan, tidak mengetahui dalam rangka apa.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Dimana polisi melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan. Sementara dua temannya diminta menunggu di luar.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Kapan polisi melakukan pencabulan? Peristiwa ini bermula ketika korban yang ingin mencari perlindungan setelah menjadi korban persetubuhan di salah satu panti asuhan pada Rabu (15/5) lalu sekira pukul 20.30 WIB.
-
Siapa otak pemerkosaan siswi SMP? D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
"Polisi datang jam delapan pokoknya nanti aja sama Kepala Sekolahnya yang ngomong," kata Adi kepada merdeka.com, Jumat (18/10).
Ketika ditanyai sedang apa pihak kepolisian ke SMPN IV, Adi menerangkan, sedang mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah. Adi juga tidak mengetahui berapa jumlah personel polisi yang datang ke salah satu sekolah favorit di Jakarta Pusat ini.
"Lagi bertemu kepala sekolah. Berapa orang ya. Kurang tau berapa orang pihak kepolisian yang datang. Lihat saja nanti," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan merdeka.com di lokasi, ruang sekolah tertutup dengan teralis saat menuju bangunan utama sekolah. Namun kegiatan belajar mengajar di SMPN 4 tetap berjalan dengan lancar seakan tidak terjadi apa-apa.
Terlihat beberapa siswi mengenakan jilbab putih, baju lengan panjang biru muda dan rok biru tua sedang menikmati jajanan dan perbekalan saat waktu menunjukkan pukul 10.15 WIB.
Sebelumnya, orangtua korban, EA (43) yang tidak terima anaknya di perlakukan seperti itu akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu (16/10). Hal tersebut dibenarkan oleh nenek korban bernama Dewi yang tinggal serumah dengan korban. Ia mengatakan saat ini sudah menyiapkan pengacara dalam kasus yang menimpa cucunya.
"Kami sudah memutus pengacara dan semua sudah diserahkan ke pengacara. Sudah lapor polisi tapi belum ditindaklanjuti," jelasnya di rumahnya di Kemayoran Gempol RT 01/ RW 07 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).
Informasi yang dihimpun merdeka.com mengatakan, kejadian terjadi pada Jumat lalu (13/9). Saat itu korban akan pulang ke rumahnya tiba-tiba korban ditarik oleh salah satu temannya di SMPN 4 yaitu A (16), saat itu A memerintahkan FP (15) siswa kelas 8 SMPN 4 untuk mencium korban.
Awalnya korban menolak untuk melakukan ciuman tersebut, namun ia diancam dengan pisau oleh A. Sehingga korban terpaksa harus melepas kerudung dan wajahnya diciumin oleh FP.
Tak sampai di situ, korban dipaksa untuk melakukan oral seks dan melakukan hubungan badan dengan FP. Lebih kejamnya, aksi bejat tersebut kemudian direkam dengan menggunakan HP oleh CD (15) dan dilakukan di depan siswi SMPN 4 lainnya seperti CN (16), DNA(15), IV (16) dan WW (16).
Setelah melakukan aksi tidak bermoralnya di ruang kelas lantai dasar SMPN 4 Sawah Besar pada 13 September 2013, para tersangka yang merupakan teman korban meninggalkan korban dengan kondisi rambut dan seragam sekolah acak-acakan. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memeriksa wali kelas dan kepala sekolah hingga orang tua para terduga pelaku perundungan terhadap siswa difabel di SMPN 4 Makassar.
Baca SelengkapnyaKapolsek Sawahan Kompol Domingos De Fatima Ximenes saat dikonfirmasi atas pelaporan anak buahnya itu pun membenarkannya.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 14 saksi dalam kasus bullying yang menimpa siswi SMP Al Basyariah
Baca SelengkapnyaPencurian sepeda motor di sekolah dasar (SD) di Cengkareng viral di media sosial. Dalam peristiwa itu, pelaku sempat menodongkan senjata api kepada satpam.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga melakukan pelecehan seksual terhadap putri tirinya selama 4 tahun.
Baca SelengkapnyaPolisi mendapatkan laporan telah ada tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang dialami korban siswi SMPN 101, inisial SA
Baca SelengkapnyaPerbuatan bejat tersangka bermula saat korban menonton perlombaan dalam rangka memperingati HUT RI ke-78. Lokasinya persis di depan rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menaruh perhatian khusus pada kasus dugaan pencabulan anak tiri oleh anggota Kepolisian di Surabaya.
Baca SelengkapnyaSeorang pejabat negara inisial S (55) dilaporkan ke polisi karena diduga mencabuli seorang siswi SMP.
Baca Selengkapnya"Yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kepada kami," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi kelas satu SMP di Kabupaten Siak digilir 6 remaja pria saat pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaSeorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca Selengkapnya