Sering makan korban, buaya Sungai Mentaya dinilai paling ganas
Merdeka.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam mengakui bahwa buaya di Sungai Mentaya Kabupaten Kotawaringin Timur, merupakan buaya paling ganas di Provinsi Kalimantan Tengah karena sudah banyak memakan korban. Hal ini karena belum lama ini seorang warga Mentaya kembali diterkam buaya saat mandi di sungai setempat.
"Melihat dari banyaknya korban, buaya di Sungai Mentaya memang terbilang ganas. Ini harus menjadi perhatian kita semua agar tidak ada lagi konflik antara buaya dengan manusia, apalagi sampai kembali menimbulkan korban," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalteng, Hartono dihubungi dari Sampit, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/5).
Buaya Sungai Mentaya, kembali memakan korban pada Senin (19/5) sekitar pukul 16.30 WIB, seorang warga bernama Yassin (40) diterkam buaya saat mandi dengan rekannya di Desa Jaya Karet RT 1 Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Siapa yang menganggap hiu macan sebagai pemangsa terganas? Mengutip dari nationalgeographic, hiu macan merupakan salah satu hiu pemangsa terganas dengan panjang bisa mencapai 4,5 meter dan bobot bisa mencapai 635 kilogram, bahkan hiu ini dapat memangsa seekor sapi laut.
-
Hewan apa yang paling mematikan? Nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia dan telah membunuh 725.000 manusia per tahun melalui penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
Hartono menduga, populasi buaya di perairan Mentaya cukup banyak. Pihaknya berencana melakukan pendataan populasi buaya tersebut meski langkah itu diakuinya bukan perkara mudah karena wilayahnya cukup luas.
Menurut keterangan warga, populasi buaya cukup banyak diperkirakan ada di sekitar Pulau Lepeh karena mereka sering melihat buaya di kawasan itu. Karena itulah kawasan tersebut diwaspadai karena dianggap berbahaya.
"Kami belum bisa memperkirakan berapa populasi buaya di perairan Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan sekitarnya. Pendataan dan evakuasi juga tidak mudah karena posisi buayanya sulit dilacak. Kalau ada yang tertangkap, baru kita evakuasi," sambung Hartono.
Untuk penanganan masalah ini, BKSDA akan berkoordinasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah. Masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati ketika beraktivitas di sungai karena keberadaan buaya masih mengancam.
"Kami akan kembali turun ke lapangan untuk sosialisasi ke masyarakat agar berhati-hati beraktivitas di pinggir sungai. Rambu-rambu peringatan ancaman buaya sudah lama dipasang, kami berharap itu dipatuhi masyarakat," harap Hartono.
Tewasnya warga diterkam buaya bukanlah kejadian pertama di kawasan itu. Sejak 2013 lalu hingga saat ini saja, setidaknya ada tujuh kali serangan buaya terhadap warga yang sedang beraktivitas di sungai dan sebagian besar korbannya meninggal dunia.
Pada 8 Januari 2013 lalu, Agus Riadi (12) warga Desa Jaya Karet tewas diterkam buaya dan hanya sebagian potongan tubuhnya yang ditemukan. Februari 2013, warga Desa Bagendang Permai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, bernama Galoh (40) menderita luka parah diterkam buaya.
Selanjutnya pada 23 Mei 2013, seorang nenek bernama Atika (63) warga Jaya Karet diterkam buaya dan jenazahnya tidak ditemukan. Kejadian berulang pada 23 Januari 2014, seorang bocah bernama Muhammad Rifqi Abidillah (7) warga Desa Penyaguan RT 02 RW 01 Kecamatan Pulau Hanaut diterkam buaya dan hingga kini juga belum ditemukan. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaKetakutan akan kematian akibat serangan hiu ganas bersifat universal. Yuk, cari tahu jenis-jenis hiu paling ganas dan menakutkan di dunia!
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan pemberani menangkap seekor buaya. Predator tersebut langsung dimasak dan disantapnya.
Baca SelengkapnyaSebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaPenampakan itu disebut horor oleh sebagian orang. Bahkan, ada yang mengaitkannya sebagai pertanda yang tidak baik.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja putra berinisial H (13) nyaris tewas akibat diserang buaya muara. Korban selamat meski mengalami banyak luka gigitan.
Baca SelengkapnyaIkan buntal sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi.
Baca SelengkapnyaPernah melihat ikan yang bentuknya sering mengembang seperti balon?
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan berbahaya dan mematikan yang hidup di sekitar manusia. Cek faktanya di bawah ini!
Baca Selengkapnya