Setahun Pandemi Covid-19, IDI Sebut Gelombang Pertama Belum Mengalami Penurunan
Merdeka.com - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, bahwa saat ini Indonesia sedang berada di fase pengelolaan infeksi dan krisis puncak gelombang pandemi Covid-19, tepatnya di stage 3 dari total 5 stage.
Dia menjelaskan bahwa pada stage 3 ini, tren angka kesakitan menuju puncak dan angka kasus positif meningkat pesat. Dia juga mengatakan bahwa dalam stage ini, okupansi ruang HCU dan ICU Covid-10 meningkat.
Seperti yang diketahui, per hari ini Senin (1/3), jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia yang masih membutuhkan perawatan yakni sebanyak 153.074. Selain itu, masih ada 73.4343 kasus suspek.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate memang turun saat ini, masih banyak pasien-pasien yang membutuhkan fasilitas (kesehatan)," kata Adib saat konferensi pers virtual Tim Mitigasi PB IDI, Senin (1/3).
Oleh karena itu, meskipun saat ini program vaksinasi pemerintah sudah dilaksanakan untuk para tenaga kesehatan dan pelayanan publik, namun kata dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Karena kenyataannya, kata dia, kurva Covid-19 Indonesia belum turun.
"Kita belum mengalami penurunan dari gelombang pertama ataupun menurun dari puncak. Saat ini memang kita didukung dengan vaksinasi, tapi belum ada data apakah vaksin bisa menjadi tolok ukur terkendalinya pandemi," kata dia.
Adib pun berharap Indonesia bisa segera melewati stage 3 ini. Sebelum bisa menjalani new normal, yang berada pada stage 5, Indonesia masih harus melewati satu stage lagi, yaitu stage 4 de-eskalasi krisis. Adib kemudian menjabarkan apa saja yang harus dilakukan Indonesia agar kurva pandemi bisa segera melandai.
"Yang sangat urgent harus dilakukan adalah 3T, testing, tracing, treatment. Serta isolasi. Lalu penambahan ruang rawat Covid-19 dan penyediaan APD sesuai levelnya," ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap agar Indonesia bisa mempertegas rujukan berjenjang, dengan memaksimalkan peran puskesmas untuk perawatan kasus tanpa gejala ataupun gejala ringan.
Bukan hanya pelayanan kesehatan yang harus ditingkatkan, Adib mengatakan bahwa IDI menyoroti integrasi data kasus Covid-19 yang selama ini dianggap bermasalah.
"Problem yang berkaitan dengan integrasi data, saya kira beberapa hal ini yang menjadi masalah yang harus diselesaikan ke depan. Di tahun 2021 ini harus menjadi prioritas pemerintah," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya