Soal Aturan Karantina Pejabat dan Rakyat Berbeda, Luhut Minta Tidak Dibenturkan
Merdeka.com - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, angkat suara soal sindiran mantan pejabat negara yang mempertanyakan, mengapa karantina dilakukan berbeda antara pejabat negara dan rakyat biasa. Menurut Luhut, hal itu sudah sesuai kebijakan yang berlaku tidak hanya di Indonesia tapi juga negara-negara lainnya.
"Mengenai perjalanan ada diskresi kepada eselon satu dan seterusnya itu juga berlaku universal bukan hanya di Indonesia," kata Luhut yang juga Koordinator PPKM wilayah Jawa dan Bali, saat jumpa pers daring, Senin (27/12/2021).
"Kenapa (diskresi)? karena mekanisme bernegara harus terus jalan. Tapi tentu dengan pengawasan ketat," tegas Luhut.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
-
Bagaimana cara mencegah penularan Virus Nipah? Infeksi NiV dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar yang sakit di daerah yang terdapat virus tersebut, dan tidak meminum getah kurma mentah yang dapat terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
Luhut meminta, jangan ada narasi kontradiktif yang membenturkan antara pejabat negara, orang berada dan rakyat biasa. Sebab, apa yang dilakukan pemerintah semata yang terbaik untuk bangsa dan negara dalam pengendalian Covid-19.
"Jadi jangan dibentrok dan diadukan antara pejabat pemerintah, orang berada dan rakyat biasa. Saya kira itu tidak arif kalau ada mantan pejabat kalau bicara seperti itu," tegas Luhut.
"Kita tahu apa yang harus kita lakukan saat ini, dengan pengalaman kita selama ini, kita akan memberi yang terbaik buat republik ini," kata Luhut.
Sebelumnya diberitakan, sindiran terhadap pemerintah datang dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dia mengkritik melalui akun Twitter pribadinya terkait pernyataan Luhut soal banyaknya orang yang mampu tapi memilih karantina gratis.
"Mohon pencerahan, kenapa pejabat dan orang penting boleh karantina di rumah sendiri? Kenapa masyarakat tidak boleh karantina di rumah sendiri? Kenapa yang boleh berhemat atau jadi pelit cuma pejabat/vip? Kenapa masyarakat tidak boleh berhemat/pelit? kenapa cara karantina berbeda," kata Susi dalam akun Twitternya, Selasa, 21 Desember 2021.
Kasus Covid-19 Terkendali
Luhut juga memastikan laju angka kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal itu berdampak pada pemulihan ekonomi yang cepat hingga di pengujung tahun.
"Berkat kerja sama kita semua, kita masih mampu kendalikan Covid pada tingkat yang rendah. Hasilnya, masyarakat bisa beraktivitas lebih banyak pada penghujung tahun ini, dan ekonomi pulih dengan cepat," kata Luhut saat jumpa pers daring, Senin (27/12).
Demi menjaga hal itu tetap terkendali, Luhut pun meminta masyarakat turut serta untuk andil dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dia berharap, Indonesia tidak lagi dihadapkan dengan gelombang baru Covid-19 seperti sebelumnya.
"Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjaga agar kasus tetap rendah agar tidak terjadi gelombang baru, disiplin protokol kesehatan," minta Luhut.
Luhut menambahkan, saat ini Indonesia dan dunia belum lepas jerat Covid-19. Terlebih dengan merebaknya varian baru Omicron. Karena itu, testing dan tracing oleh pemerintah daerah masih tetap dilakukan dan harus kembali digenjot capaian hariannya.
"Jadi kami tetap imbau untuk lakukan itu, karena Orang Tanpa Gejala (OTG) banyak sekali kita temukan dalam omicron ini," pungkasnya.
Reporter M Radityo Priyasmoro/Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut JK orang yang lebih tidak boleh masuk jajaran kabinet adalah yang tidak mentaati Undang-undang
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo sepakat dengan Menko Marves Luhut Binsar Padjaitan agar kabinet Prabowo-Gibran tak diisi oleh orang toxic.
Baca SelengkapnyaJK tak masalah semua pihak beri nasihat untuk presiden dan wakil presiden asal sesuai aturan.
Baca SelengkapnyaGibran meminta Luhut mengungkapkan siapa orang toxic yang bisa ganggu kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak mau mengartikan lebih jauh arah perkataan Luhut.
Baca SelengkapnyaBagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (3/5), Luhut meminta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke kabinetnya.
Baca SelengkapnyaHeru mengingatkan para camat dan lurah tidak bergaya yang mirip atau sama dengan pose kampanye para peserta Pemilu
Baca SelengkapnyaBasuki menekankan bahwa dia tidak akan memberikan arahan para PNS di kementeriannya untuk memilih pasangan calon tertentu.
Baca SelengkapnyaHendropriyono menganggap orang toxic adalah pihak yang anti kemapanan.
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca Selengkapnya