Sopir Terdakwa Meikarta Akui Ada Transaksi Uang di Puncak Bogor
Merdeka.com - Sopir dari salah seorang terdakwa kasus Meikarta mengungkap modus perpindahan dan kode uang diduga suap terkait proses perizinan proyek di kawasan Bekasi tersebut. Selain itu, dia mengetahui bahwa petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah melakukan pengintaian.
Hal itu terungkap dalam sidang lanjutan kasus suap proyek Meikarta di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LL.RE Martadinata, Kota Bandung, Senin (11/2).
Achmad Bahrul Alam yang merupakan sopir pribadi Henry Jasmen dihadirkan sebagai saksi. Henry Jasmen dalam kasus ini ditetapkan sebagai terdakwa bersama Billy Sindoro, Taryudi dan Fitradjaja Purnama.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Bagaimana KPK mengusut kasus suap dana hibah Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. 'Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti,' ujar Alex.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
Bahrul mengatakan dia diberitahu Fitradjaja bahwa ada tiga mobil KPK saat mereka pergi ke kantor Pemkab Bekasi di bulan puasa pada pertengahan tahun 2018. Bahkan, Fitradjaja mencatat pelat nomor ketiga mobil KPK.
"Pak Fitradjaja Purnama yang memberi tahu bahwa kami dibuntuti. Bahkan Pak Fitradjadja mencatat semua pelat nomor tiga kendaraan yang membuntuti kami karena mereka mengikuti kami terus," kata Bahrul.
Dalam kesaksiannya, ia mengaku kerap mengantarkan Henry Jasmen dan kawan-kawannya ke beberapa tempat. Seperti ke Puncak, Bogor untuk mengambil paket 'Indomie' yang belakang diketahui bahwa itu kode uang.
Saat disuruh Henry ke Bandung, ia pernah memindahkan dus berisi air mineral kepada seseorang. Saat itu ia mengaku tidak tahu isi dari dus tersebut adalah uang.
Keterangan Bahrul pun sesuai dengan BAP yang dibacakan Jaksa KPK. Sebelum mengambil paket 'Indomie', Bahrul mendapat telepon dari Henry Jasmen untuk menemani menyetir Taryudi.
Sementara itu, terkait peristiwa di Puncak, Bahrul dan Taryudi bertemu dengan Henry Jasmen. Taryudi membawa kardus berisi uang untuk THR agar urusan perizinan Meikarta lancar. Di hari yang sama pukul 19.00 WIB setelah berbuka puasa, Taryudi meminta kepada Achmad untuk mengantar lagi. Achmad mengantarkan Taryudi untuk bertemu dengan seseorang di SPBU dekat pintu tol Bekasi Barat. Saat itu, kata jaksa, ada plastik hitam yang diduga uang dan kardus air mineral.
Selain di SPBU, dalam BAP yang dibacakan jaksa, Bahrul di hari yang sama mengantar Taryudi ke sebuah tempat dekat Pemda bekasi. Belakangan diketahui bahwa orang yang ditemuinya adalah Neneng Rahmi dari dinas PUPR Pemkab Bekasi.
Sedangkan di Bandung, masih dalam BAP, Bahrul mengaku pernah mengantar Henry Jasmen ke Hotel Grand Tebu di Bandung dengan membawa sebuah kardus berisi uang.
Usai sidang, Jaksa KPK, Yadyn mengatakan bahwa dalam aksinya, para terdakwa sangat berhati-hati dalam membagikan uang. Indikatornya, mereka mengetahui ada mobil KPK yang sempat membuntuti.
"Dari Bachrul Ulum sudah bisa dilihat pada proses penyelidikannya, ada kontra intelijen sendiri dari mereka yang mengamati tiga mobil petugas KPK pada proses pengembangan dan pengamatan terhadap mereka," ujar Yadyn.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK telah menetapkan 10 tersangka terkait kasus ini
Baca SelengkapnyaBudi Karya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 26 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaBudi Karya mengaku mendukung KPK dalam memberantas korupsi.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dalam rangka penyidikan kasus dugaan suap pengurusan perkara di Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang pegawai Pemkab Bogor yang diperas oleh pegawai KPK gadungan inisial YS.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, penyidik KPK telah menetapkan sepuluh orang sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Baca SelengkapnyaDua tersangka baru yang ditahan yakni Direktur PT BKU Asta Danika dan Direktur PT PKS Zulfikar Fahmi.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah kantor Direktorat Jendral (Ditjen) Minerba pada Kementerian ESDM Rabu (25/7) kemarin.
Baca SelengkapnyaKPK belum mengungkapkan nilai rumah mewah itu dan proses pendataan terhadap aset tersebut masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaKPK juga menggeledah sebuah rumah di Perum Taman Kota Blok B2 Nomor 9, Bekasi, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaCatatan alira uang diduga berkaitan dengan kasus dugaan suap pengurusan perkara di Kejari Bondowoso.
Baca Selengkapnya