Sudah 3 hari banjir di pesisir Bekasi belum surut
Merdeka.com - Banjir di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akibat luapan Sungai Citarum belum juga surut. Padahal, air menggenangi sekitar 300 rumah di sana terjadi sejak Jumat lalu.
"Air di rumah warga masih satu meter," kata warga di Kecamatan Muaragembong, Yusuf Maulana (33), saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (24/4).
Yusuf mengatakan, banjir terjadi sejak Jumat lalu itu berada di Desa Pantai Bakti dan Desa Pantai Bahagia. Banjir di sana akibat jebolnya tanggul Kali Citarum sepanjang seratus meter.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
"Warga swadaya membuat dapur umum dan tenda pengungsian," kata Yusuf.
Akibat banjir, warga tak bisa beraktivitas, sebab sebagian besar jalan tergenang. Selain itu, sawah dan tambak warga juga kebanjiran. Otomatis mata pencaharian mereka hilang.
Camat Muaragembong, Fachrurozi mengatakan, banjir sudah mulai surut, dan kini di rumah warga ketinggian air tinggal sebetis orang dewasa. Pihaknya mengklaim sudah menyalurkan bantuan jangka pendek seperti logistik makanan, serta membuka dapur umum.
Fachrurozi mengklaim tak ada tanggul jebol, melainkan rusak akibat diterjang arus deras. Sebab, tanggul itu berada di tikungan kali. Adapun, tanggul itu terbuat dari tumpukan karung pasir ditahan menggunakan bambu.
"Tanggul permanen sudah jebol dari 2013 lalu. Itu merupakan kewenangan pemerintah pusat. Informasinya tahun depan akan diperbaiki," kata Fachrurozi.
Fachrurozi menambahkan, banjir di sana sulit surut karena berdekatan dengan laut yang sedang mengalami rob (kenaikan air laut). Otomatis air yang menggenangi rumah warga yang berjumlah sekitar 315 sulit mengalir ke laut. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaBanjir rob melanda kawasan pesisir utara Jakarta, Senin (18/11).
Baca SelengkapnyaBanjir rob hari ini merupakan banjir yang tertinggi dalam tiga hari terakhir. Ketinggian banjir limpahan air laut ini mencapai satu meter.
Baca SelengkapnyaBanjir setinggi 30 cm ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur Jakarta sejak siang hari. Kondisi tersebut juga diperparah dengan sistem drainase yang buruk.
Baca SelengkapnyaBanjir rob hari ini merupakan banjir yang tertinggi dalam tiga hari terakhir. Ketinggian banjir rob kali ini mencapai satu meter.
Baca SelengkapnyaSebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaHujan yang mengguyur sejak malam hari membuat pemukiman warga di Kelurahan Rawa Terate terendam banjir.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaHujan deras sejak siang hingga malam hari menyebabkan tanggul Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi jebol sepanjang sekitar 20 meter, Kamis (4/1).
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca Selengkapnya