Sudah all out, TNI AL masih merasa bersalah pada keluarga korban
Merdeka.com - Proses Search and Rescue (SAR) pesawat AirAsia QZ 8501 dihari kelima, Kamis (1/1), kembali dilakukan oleh pihak TNI AL, terutama di KRI Banda Aceh. Sekitar pukul 06:40 WIB, 2 perahu karet dari Polair membantu proses evakuasi 2 korban AirAsia, yang berada di kapal Malaysia (KD Lekir) dan KRI Bung Tomo.
Satu perahu karet menjemput 1 jenazah di kapal Malaysia (KD Lekir), sementara 1 perahu karet lainnya menjemput 1 jenazah yang berada di KRI Bung Tomo. Jenazah yang dijemput dari KD Lekir diidentifkasi sebagai korban bernama Kevin Alexander Soetjipto, yang berumur 20 tahun tepat pada hari ini, Kamis (1/1). Sementara satu jenazah lainnya yang dijemput dari KRI Bung Tomo, diketahui bernama Hayati Luthfi.
Kedua jenazah tersebut kemudian langsung dibawa ke KRI Banda Aceh, dan diterbangkan dengan Helicopter menuju Pangkalanbun sekitar pukul 08.15 WIB.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa yang menyelamatkan pilot? Pramugari Nigel Ogden segera merespons dengan melompat ke kokpit dan mengamankan Lancaster dengan memegang pinggangnya agar tidak terlepas sepenuhnya dari pesawat.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
Komandan Guskamlabar, Laksma TNI Abdul Rasyid K. mengatakan, evakuasi kedua korban yang sudah ditemukan sejak Rabu (31/12) kemarin ini memang baru bisa dilaksanakan, karena kendala cuaca buruk dan angin kencang yang tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi dan pemindahan jenazah ke KRI Banda Aceh.
Dirinya juga sekaligus meminta maaf, khususnya kepada keluarga para korban, dan berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian kembali para korban AirAsia pada hari kelima ini.
"Pada hari ini ada 2 jenazah korban yang akan kami evakuasi ke darat dengan heli yang ada di KRI Banda Aceh. Kenapa pagi ini evakuasi baru bisa kita laksanakan, hal itu semata-mata dikarenakan alasan cuaca. Tadi juga bisa dilihat bersama bagaimana kesulitan evakuasi, karena mau mengangkat dari perahu karet ke kapal ini saja susah," kata Rasyid di atas KRI Banda Aceh, Selat Karimata, Kamis (1/1).
"Jadi kami menyampaikan mohon maaf khususnya kepada pihak keluarga, kenapa evakuasi ini menjadi lama karena ada kendala cuaca yang tidak memungkinkan. Tapi alhamdulillah berkat doa kita bersama, cuaca hari ini cukup terang dan kita akan berusaha semaksimal mungkin menemukan kembali korban yang masih belum ditemukan," katanya menambahkan.
Rasyid mengaku dalam memaksimalkan usaha pencarian para korban tersebut, pihaknya akan memaksimalkan keberadaan helikopter yang memang disiagakan di KRI Banda Aceh. Namun dirinya kembali mengingatkan bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu faktor penentu, apakah operasi hari ini bisa berjalan secara massif dan maksimal ataukah akan kembali terbatas karena kendala cuaca.
"Selesai mendrop kedua jenazah ini, heli yang ada di sebelah saya ini akan melaksanakan kembali pencarian, dan mudah-mudahan hari kelima ini kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik," pungkasnya.
Sampai saat ini, keenam jenazah yang sudah ditemukan semuanya sudah dievakuasi ke Pangkalanbun. Tercatat, 2 jenazah telah diangkut dengan helikopter di KRI Bung Tomo pada Rabu (31/12) siang, kemudian 2 jenazah lagi dibawa dengan tug boat milik warga nelayan pada Rabu (31/12) malam, dan 2 jenazah lainnya pun sudah diangkut ke Pangkalanbun pada pagi hari ini, dengan helikopter yang disiagakan di KRI Banda Aceh.
Semua jenazah tersebut saat ini sudah dibawa ke Pangkalanbun, untuk kemudian dilakukan proses penyerahan kepada posko disana, dan selanjutnya akan segera dilakukan pemulangan kepada pihak keluarga korban yang telah menunggu di bandara Juanda, Surabaya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaSesuai informasi yang diterima posko pengaduan, masih ada tiga korban yang belum ditemukan
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca Selengkapnya10 Korban insiden kapal tugboat Surya 03 dan kapal dagang Setia Baru 05 yang terbakar di Desa Kalanis, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Baca Selengkapnya