Sungai Padang Meluap, Banjir Rendam Ribuan Rumah di Kota Tebing Tinggi
Merdeka.com - Tingginya curah hujan memicu banjir di Tebing Tinggi, Sumut, Jumat (27/11). Air luapan Sungai Padang merendam ribuan rumah yang ada di kota itu.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebing Tinggi, Wahid Sitorus mengatakan, banjir terjadi karena Sungai Padang meluap mulai pukul 03.00 Wib. Luapan itu dipicu tingginya curah hujan pada daerah hulu yang ada di Kabupaten Simalungun.
"Korban atau rumah yang tergenang akibat banjir sementara sebanyak 3.122 KK. Itu sementara, karena sampai saat ini debit air masih terus meningkat diperkirakan korban akan bertambah," kata Wahid.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Siapa yang terdampak banjir Demak? Akibat peristiwa ini, sebanyak 4.000 rumah yang tersebar di lima desa serta area pertanian seluas 275 hektare terdampak banjir.
-
Mengapa banjir di Demak terjadi lagi? Tanggul Sungai Wulan yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh Kementerian PUPR nyatanya tidak mampu menahan debit air sungai akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam sepekan.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Berdasarkan data BPBD Tebing Tinggi, banjir terjadi di 13 kelurahan yang ada di 5 kecamatan. Kelima kecamatan yang sebagian daerahnya dilanda banjir yakni Padang Hulu, Padang Hilir, Rambutan, Bajenis, dan Tebing Tinggi Kota.
"Kecamatan Bajenis yang terdampak paling parah. Total ada 1.451 KK dari 6 Kelurahan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter, bahkan ada yang sampai atap rumah warga," sebut Wahid.
Hingga Jumat (27/11) siang, volume air masih tinggi dan belum ada tanda-tanda surut. Air juga menggenangi sejumlah ruas jalan dengan ketinggian hingga lutut orang dewasa. Namun jalan masih dapat dilintasi kendaraan.
Tim BPBD telah mendirikan posko darurat untuk membantu warga. "Sudah kita dirikan posko-posko di Kecamatan Bajenis dan akan di-droping bahan makanan siap saji seperti beras dan mi instan. Mereka sudah dirikan dapur umum, kita tinggal subsidi bahan makanan saja," jelas Wahid.
Petugas BPBD terus mengevakuasi warga, terutama lansia dan anak-anak, ke lokasi yang lebih aman. Mereka juga masih memonitor kondisi Sungai Padang.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaLebih dari 320 KK menjadi korban banjir setelah sebuah tanggul di kawasan Perumahan Taman Mangu, Tangerang Selatan tak kuat menahan debit air hujan.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan masa tanggap darurat bencana bertujuan untuk mengupayakan semua pengungsi bisa kembali beraktivitas.
Baca SelengkapnyaSelain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca SelengkapnyaHingga kini masih banyak warga yang masih bertahan di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang tak kunjung reda membuat sejumlah wilayah di Kota Padang terendam banjir.
Baca Selengkapnya