Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak ditemukan sabotase atau terorisme dari jatuhnya Pesawat Lion Air

Tak ditemukan sabotase atau terorisme dari jatuhnya Pesawat Lion Air Pencarian Lion Air JT 610. ©2018 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Satuan Tugas Khusus (Satgasus) yang dibentuk Polri untuk menginvestigasi kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat mulai menemukan titik terang. Investigasi kepolisian diklaim memiliki kecocokan dengan hipotesis awal dari penyelidikan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, investigasi yang dilakukan Satgasus Polri hanya menyentuh urusan non-teknis, seperti pengecekan terhadap latar belakang dan kesehatan kru dalam penerbangan sebelumnya, teknisi pesawat, sekuriti bandara, porter, hingga sekuriti barang.

"Jadi apa yang disampaikan KNKT, hipotesa awal itu hampir klop dengan hasil pemeriksaan kita. Pemeriksaan sementara KNKT kan sudah ada hipotesanya tuh, gangguan navigasi, baik ketinggian maupun kecepatan," ujar Dedi di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (8/11).

Orang lain juga bertanya?

Dedi menuturkan, Satgasus Polri telah memeriksa pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap penerbangan tersebut. Termasuk awak yang sebelumnya menerbangkan pesawat Lion Air PK-LQP itu dengan rute Manado-Denpasar dan Denpasar-Jakarta.

Hasilnya, Polri belum menemukan adanya faktor kesalahan manusia atau human error dalam peristiwa tersebut. Polri juga belum menemukan indikasi sabotase yang menjadi pemicu kecelakaan, termasuk dugaan adanya aksi terorisme pada pesawat tersebut.

"Sabotase sementara belum ditemukan, kemudian serangan terorisme sampai hari ini juga masih belum ditemukan," kata Dedi.

Selain itu, Satgasus yang berisi 10 penyidik pilihan Bareskrim Polri itu juga tidak menemukan adanya penyalahgunaan narkoba baik oleh awal pesawat maupun petugas yang ada di darat.

Jenderal bintang satu itu menuturkan, investigasi masih terus dilakukan untuk membuat terang kasus tersebut. Sementara, hasilnya akan diberikan kepada KNKT untuk disatukan dengan hasil investigasi dari segi teknis.

"Bahan terus dikumpulkan. Nah nanti akan divalidkan dengan hasil KNKT," ucap Dedi.

Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Jenderal Polisi Bongkar Fakta Kejutan, Tak Ada Pembunuhan Kasus Vina Cirebon
VIDEO: Jenderal Polisi Bongkar Fakta Kejutan, Tak Ada Pembunuhan Kasus Vina Cirebon

Menurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina

Baca Selengkapnya
Pendiri Jadi Tersangka Kasus Timah, Sriwijaya Air Pastikan Penerbangan Tak Terganggu
Pendiri Jadi Tersangka Kasus Timah, Sriwijaya Air Pastikan Penerbangan Tak Terganggu

Zaidan menuturkan bahwa Sriwijaya Air Group tetap menjunjung tinggi profesionalisme.

Baca Selengkapnya
Misteri Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma Terungkap
Misteri Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma Terungkap

Polisi merampungkan serangkaian proses penyelidikan terkait kasus penemuan jasad inisial CHR (16).

Baca Selengkapnya
Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban dalam Insiden Jatuhnya Pesawat Jeju Air di Korea Selatan
Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban dalam Insiden Jatuhnya Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

Pesawat yang membawa 180 penumpang dari Bangkok, Thailand itu menabrak dinding saat mendarat karena roda pesawat gagal berfungsi.

Baca Selengkapnya
Kronologi Penembakan Pesawat Smart Air di Intan Jaya, Terdengar 10 Kali Tembakan
Kronologi Penembakan Pesawat Smart Air di Intan Jaya, Terdengar 10 Kali Tembakan

Penembakan terjadi setelah pesawat mendarat di bandara tersebut. Kejadian ini dilaporkan Satgas Damai Cartenz 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jenderal Polisi Cerita Awal Kasus Vina, Anggota Tak Teliti Ditindak Propam
VIDEO: Jenderal Polisi Cerita Awal Kasus Vina, Anggota Tak Teliti Ditindak Propam

Sandi mengatakan, kasus ini berawal tahun 2016, ketika itu penyidik Polri hanya melaporkan terjadi laka lantas.

Baca Selengkapnya