Tanah bergerak, 17 rumah warga di Karawang nyaris ambruk
Merdeka.com - Sedikitnya 17 rumah warga di Desa Sukaharja, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Karawang, Jawa Barat terancam ambruk, setelah tanah di areal permukiman itu ambles sejak Rabu (2/3).
Rumah warga mengalami retak di bagian dinding dan lantai, dengan rekahan lebih dari 30 sentimeter. Selain itu kondisi tiang rumah juga terancam ambruk seiring dengan terjadinya pergerakan tanah.
Iis (35) salah seorang warga menyebutkan kondisi itu terjadi setelah hujan terus mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir, sehingga mengakibatkan tanah labil dan ambles.
-
Kenapa warga Kampung Teko tetap tinggal di kampung yang tenggelam? Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
-
Kenapa warga kampung terisolir tidak memiliki tanah hak milik? Salah seorang warga di sana berkata, tanah di kampung itu bukan tanah hak milik, melainkan masih dimiliki PT KAI.
-
Bagaimana warga Kampung Kopen Lama mengantisipasi longsor? Agar sesuatu yang lebih parah tidak terjadi, warga setempat kemudian mencarikan seekor kambing yang orang setempat menyebutnya 'Wedus Kendit'.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bagaimana warga Kampung Sigandul bersikap tentang longsor? 'Paling longsornya kecil-kecil itu. Kalau tahu bahaya longsor orang sini paling sudah pada lari semua. Pokoknya nggak ada rasa takut. Lagi pula semua sudah ada yang ngatur,' kata warga tersebut.
-
Apa yang mengancam desa pesisir Karawang? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
"Untuk saat ini kami warga masih bertahan, kami tidak memiliki tempat untuk mengungsi," kata Iis, Kamis (3/3).
Ditambahkan Iis, belum ada upaya apapun dari Pemerintah Daerah Karawang. Warga di sana saat ini berharap agar direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Saya khawatir kalau rumah yang kami tempati ambruk dan memakan korban jiwa, tapi belum ada upaya apapun dari pemerintah," Imbuh Iis.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang, Asip Suhendar menuturkan, ada 17 rumah warga mengalami rusak berat.
"Kami masih melakukan pendataan, selanjutnya warga yang rumahnya rusak akan direlokasi untuk sementara. Pasalnya kondisi curah hujan relatif tinggi," katanya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaNamun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaWarga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 700 unit rumah warga mengalami kerusakan usai gempa melanda wilayah Kabupaten Bandung pada pukul 09.41 WIB.
Baca Selengkapnya