Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanggapi IDI, Pemerintah Sebut Data Kasus Meninggal Hanya yang Terkonfirmasi Positif

Tanggapi IDI, Pemerintah Sebut Data Kasus Meninggal Hanya yang Terkonfirmasi Positif Pemakaman pasien Covid-19 di TPU Tegal Alur. ©2020 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut data kematian akibat Covid-19 yang disampaikan pemerintah tidak sesuai temuan di lapangan. Sebab, angka kematian di rumah sakit dua kali lebih besar dibanding data yang dimiliki pemerintah.

Menanggapi itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, angka kasus meninggal adalah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hingga hari ini, Minggu (19/4), jumlahnya 582 orang.

"Tentunya kami tidak memasukkan di ke angka 582 ini pasien meninggal dalam status belum terkonfirmasi positif, karena bisa saja bahwa pasien tersebut bukan Covid-19," kata dia saat konferensi Pers di Gedung BNPB, Minggu (19/4).

Yuri kembali menegaskan, angka akumulatif yang dibeberkan ke hadapan publik terkait kasus meninggal dunia adalah yang terkonfirmasi positif.

Namun, jika pasien dalam pengawasan sebelum meninggal dunia sempat melakukan pemeriksaan swab lalu positif, maka pasien itu akan dimasukan ke data konfirmasi Covid-19.

"Jadi tidak seluruh pasien meninggal selalu kita nyatakan sama dengan positif Covid-19, sehingga kemudian dijumlahkan. Karena kita hanya melaporkan kasus meninggal konfirmasi positif," ucap dia.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia menilai data kematian akibat Covid-19 tidak sesuai temuan di lapangan. Sebab, angka kematian di rumah sakit dua kali lebih besar dibanding data yang dimiliki pemerintah.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih, memiliki keyakinan itu.

"Laporan dari rumah sakit memasukkan juga pasien meninggal saat dirawat dengan status PDP. Yang status PDP tersebut bisa jadi belum sempat diperiksa swab, atau sudah diperiksa tapi belum keluar hasilnya," kata Daeng kepada merdeka.com, Sabtu (18/4).

Selain itu, pemeriksaan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) belum dilakukan semua wilayah. Sehingga, kata dia, pasien dalam status PDP yang meninggal belum sempat dilakukan pemeriksaan secara PCR padahal itu sangat mempengaruhi akurasi data kematian dari virus ini.

Dia mendesak pemerintah segera memperluas dan memperbanyak tes PCR di seluruh provinsi. Daeng meyakini, pemerintah akan mendapat data akurat mengenai jumlah positif Covid-19 setelah memakai data ini.

"Perlu perluasan dan percepatan testing supaya datanya cepat didapat," kata dia.

Ditambahkan Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, data yang disampaikan pemerintah memang tidak secara tepat menggambarkan kondisi saat ini.

"Kalau tes PCR hasilnya 2 hari pasti hasilnya lebih besar dari sekarang," kata Slamet.

Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh

Sebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan 400.000 Petugas Pemilu Berisiko Tinggi Meninggal Dunia Tapi Lolos Screening
Menkes Beberkan 400.000 Petugas Pemilu Berisiko Tinggi Meninggal Dunia Tapi Lolos Screening

Dari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu

Baca Selengkapnya
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus

Kemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.

Baca Selengkapnya
KPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
KPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia

KPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun

Selain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.

Baca Selengkapnya