Tanggapi IDI, Pemerintah Sebut Data Kasus Meninggal Hanya yang Terkonfirmasi Positif
Merdeka.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut data kematian akibat Covid-19 yang disampaikan pemerintah tidak sesuai temuan di lapangan. Sebab, angka kematian di rumah sakit dua kali lebih besar dibanding data yang dimiliki pemerintah.
Menanggapi itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, angka kasus meninggal adalah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hingga hari ini, Minggu (19/4), jumlahnya 582 orang.
"Tentunya kami tidak memasukkan di ke angka 582 ini pasien meninggal dalam status belum terkonfirmasi positif, karena bisa saja bahwa pasien tersebut bukan Covid-19," kata dia saat konferensi Pers di Gedung BNPB, Minggu (19/4).
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
Yuri kembali menegaskan, angka akumulatif yang dibeberkan ke hadapan publik terkait kasus meninggal dunia adalah yang terkonfirmasi positif.
Namun, jika pasien dalam pengawasan sebelum meninggal dunia sempat melakukan pemeriksaan swab lalu positif, maka pasien itu akan dimasukan ke data konfirmasi Covid-19.
"Jadi tidak seluruh pasien meninggal selalu kita nyatakan sama dengan positif Covid-19, sehingga kemudian dijumlahkan. Karena kita hanya melaporkan kasus meninggal konfirmasi positif," ucap dia.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia menilai data kematian akibat Covid-19 tidak sesuai temuan di lapangan. Sebab, angka kematian di rumah sakit dua kali lebih besar dibanding data yang dimiliki pemerintah.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih, memiliki keyakinan itu.
"Laporan dari rumah sakit memasukkan juga pasien meninggal saat dirawat dengan status PDP. Yang status PDP tersebut bisa jadi belum sempat diperiksa swab, atau sudah diperiksa tapi belum keluar hasilnya," kata Daeng kepada merdeka.com, Sabtu (18/4).
Selain itu, pemeriksaan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) belum dilakukan semua wilayah. Sehingga, kata dia, pasien dalam status PDP yang meninggal belum sempat dilakukan pemeriksaan secara PCR padahal itu sangat mempengaruhi akurasi data kematian dari virus ini.
Dia mendesak pemerintah segera memperluas dan memperbanyak tes PCR di seluruh provinsi. Daeng meyakini, pemerintah akan mendapat data akurat mengenai jumlah positif Covid-19 setelah memakai data ini.
"Perlu perluasan dan percepatan testing supaya datanya cepat didapat," kata dia.
Ditambahkan Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, data yang disampaikan pemerintah memang tidak secara tepat menggambarkan kondisi saat ini.
"Kalau tes PCR hasilnya 2 hari pasti hasilnya lebih besar dari sekarang," kata Slamet.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaSebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSelain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.
Baca Selengkapnya