Tarik ulur Pemprov DKI & Polda Metro soal Pak Ogah atur lalu lintas
Merdeka.com - Kemacetan ibu kota yang semakin parah membuat sejumlah stakeholder memutar otak untuk mengatasinya. Jika Pemprov DKI menggeber pembangunan alat transportasi massal guna mengalihkan pengendara pribadi ke angkutan umum, beda halnya yang dilakukan Polda Metro Jaya.
'Pak Ogah' rencananya akan digandeng Polda Metro Jaya dalam hal ini Direktorat Lalu Lintas untuk membantu mengatur lalu lintas. Polda Metro menolak sebutan Pak Ogah, karena program tersebut dinamai Supeltas atau Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra menjelaskan nantinya Supeltas akan diberi seragam dan gaji tiap bulannya.
-
Siapa yang dipanggil Polda Metro Jaya? Polisi kembali memanggil Juru Bicara Tim Pemanangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Aiman Witjaksono untuk memberikan klarifikasi, terkait kasus dugaan Polisi tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Dimana Polisi mengatur lalu lintas? Banjir mengakibatkan ruas jalan lintas Riau-Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) terendam air.
-
Kenapa Polisi mengatur lalu lintas? 'Kami mengantisipasi agar tidak terjadi kemacetan total. Sebab, jalur yang digenangi air merupakan perlintasan penting penghubung wilayah Riau dengan Sumatera Utara,' kata Rara.
-
Bagaimana cara Polisi Lalu Lintas di Sumut menjalankan tugas? Polisi Lalu Lintas melaksanakan tugas Polri di bidang lalu lintas yang meliputi segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan dalam pengendalian lalu lintas untuk mencegah dan menidakan segala bentuk gangguan serta ancaman agar terjamin keamanan dan keselamatan lalu lintas di jalan umum.
-
Kapan Polisi mengatur lalu lintas? Polwan cantik ini melakukan pengaturan lalu lintas bersama anak buahnya sejak Senin (8/1) malam.
-
Apa strategi Polri kurangi kepadatan lalu lintas? Polri menyiapkan sejumlah strategi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas selama musim mudik 2024. Salah satunya menyediakan fasilitas mudik gratis kerja sama pemerintah hingga swasta.
"Kita namakan mereka itu Supertas, sukarelawan pengatur lalu lintas. Jadi mereka akan kita kerjakan, itu program yang akan dibicarakan, dipresentasi. Nanti dia akan pakai seragam," ujar Halim beberapa waktu lalu.
Supeltas akan diplot di kawasan Kuningan, Mampang dan titik rawan kemacetan lainnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
"Kalau mengenai upah atau gaji, hal ini masih dibicarakan. Itu kita minta beberapa perusahaan untuk menggaji dia. Iya melalui CSR (Company Social Responsibility) itu, nanti kita minta untuk (memberi upah) pengatur lalu lintas," tambahnya.
Namun, rencananya tersebut ditolak Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Djarot khawatir warga akan beramai-ramai mendaftar sebagai Supeltas lantaran gaji per bulannya.
"Saya belum dapat informasi dari mereka, dari pak polisi. Terus berapa orang, fungsinya seperti apa. Dan pak ogah 'enggak mematok' mereka yang putar balik, gak patok biaya, itu kan sukarela," tutur Djarot di Balai Kota, Selasa (25/7).
Mantan Wali Kota Blitar ini mengakui keberadaan Pak Ogah sangat membantu mengatasi kemacetan. Apalagi kepolisian dan Dinas Perhubungan memiliki keterbatasan tenaga untuk mengatur lalu lintas.
"Alasannya pasti kan begitu ya. Nah maka perlu dievaluasi dan kita bicarakan. Jangan kemudian setelah itu wah nanti orang ramai-ramai jadi Pak Ogah," kata Djarot.
Terkait kemungkinan memberdayakan Pak Ogah seperti Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU), Djarot masih akan melakukan kajian terlebih dahulu. Karena untuk tim PPSU memiliki waktu kerja, sedangkan Pak Ogah tidak memiliki waktu kerja.
"(Pak Ogah) Kalau muncul pada saat jam-jam sibuk saja, sedangkan PPSU kan kerjanya ada waktunya sesuai jam kerja, dibagi dalam tiga shift. Tapi enggak ngerti, kita belum ada rencana," ucapnya.
Meski mendapat penolakan dari Djarot, Polda Metro tetap mengajukan proposal terkait anggaran yang akan dibayarkan untuk Supeltas. Padahal, Djarot sudah menegaskan tidak akan menggelontorkan anggaran untuk Supeltas. Karena tidak ada postingannya.
"Kalau honornya itu dari mana anggarannya? Belum terprogram. Terus kita lihat efektivitas seperti apa? Itu kan volunteer apakah sekarang sudah dibantu pemerintah tidak ada kemungkinan dia juga juga menarik uang lagi dari pengendara yang melewati jalan itu," tegas Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar ini mengungkapkan pihaknya belum melakukan pembahasan secara khusus terkait dengan adanya Supeltas. Dia menambahkan, Supeltas tidak akan menjadi pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU).
"Kalau kita buka kan itu sama aja membuka profesi baru lagi. Justru karena itu volunteer diberikan pemahaman, ada yang mengajukan jadi PHL, pasukan orange ya, enggak," tuturnya.
Tak hanya mengirim proposal ke Pemprov, Polda Metro juga mengajukan proposal ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
"Jadi ada dua yang memberikan bantuan ini, kemarin ketemu serahkan proposal pada gubernur, satu. Yang kedua Kadin, kemarin Kadin membuka jalan yang buat MoU, kita sedang garap MoU ini," ujar Halim di Mapolda Metro Jaya, Jumat (25/8).
Menurut Halim, untuk berapa bayaran untuk Supeltas polisi masih menunggu keputusan dari dua institusi tersebut.
"Tergantung daripada anggaran yang mereka berikan, Pemda dengan Kadin," pungkasnya.
Terkait porposal tersebut, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan ada wacana jika gaji yang akan diterima Supeltas sekitar Rp 3,3 juta atau UMR.
"Kalau (gaji) dari APBD akan dibahas bersama DPRD anggaran itu kami eksekutif dan legislatif juga beliau menyiapkan instrumen seperti pola rekrutmen, sistem penilaian, penggajian dan sebagainya masih disiapkan teman Ditlantas," ujar Sigit ketika dihubungi.
Sampai saat ini belum ada besaran gaji yang akan diterima oleh Supeltas. Walaupun sempat ada wacana nantinya gajinya mereka akan sesuai UMR Jakarta sekitar Rp 3,3 juta perbulan. Terkait seragam dirinya menyerahkan kepada Ditlantas.
Meski masih menjadi pro kontra, Polda Metro tetap menyebar Supeltas di sejumlah titik ibu kota.
Bagaimana dengan bayarannya?
Polda Metro mengungkapkan bayaran sementara Supeltas sudah diplot yakni dari pengendara yang melintas.
"Ya untuk sementara dari penggunaan kendaraan yang membagi dengan suka rela kepada petugas Supeltas, nanti ke depannya kita akan usaha agar dapat gaji," ujar Halim.
"Ini sudah mulai pelatihan, silakan lihat di Polres-Polres," tambahnya.
Dia menjelaskan, pelatihan ini sudah dimulai sejak Senin dan akan dilangsungkan selama lima hari. Setelah dilatih, para Supeltas akan dilantik di Mapolda Metro Jaya.
"Pelatihannya lima hari. Nanti pengukuhannya di Polda sini hari Sabtu pagi. Sabtu langsung main," katanya.
Hingga saat ini, sudah 480 orang Supeltas siap diperbantukan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Nantinya, Supeltas tersebut akan diberikan alat-alat penunjang untuk atasi kemacetan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam getaran megapolitan, keyakinan tersebar bahwa uang bukan barang langka, begitulah bukti adanya para polisi cepek di Ibu Kota. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaSejak direkrut menjadi Supeltas, Pak Ogah sudah resmi bisa bertugas di u-turn yang ada di Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaDalam operasi itu turut melibatkan sebanyak 2.938 personel gabungaN.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Pak Ogah dan banyaknya kendaraan yang berputar balik, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan ibu kota.
Baca SelengkapnyaLatif mengatakan, pihaknya telah menyiapkan titik-titik penyekatan untuk menjaga masyarakat supaya tidak melakukan arak-arakan.
Baca SelengkapnyaHal ini menjadi salah satu upaya Pemprov DKI agar jalur TransJakarta tetap steril dari kendaraan selain bus TransJakarta.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.
Baca SelengkapnyaTidak sedikit baliho caleg juga bendera parpol mengganggu pengendara yang melintas
Baca SelengkapnyaRekayasa lalulintas dilakukan mulai pukul 06.00-11.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSimak artikel ini agar mudikmu lancar tanpa hambatan.
Baca SelengkapnyaRekayasa lalu lintas dalam rangka mengantisipasi kepadatan kendaraan selama aksi unjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPolri akan menggelar Operasi Ketupat 2024 untuk mengatur arus mudik dan balik Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah.
Baca Selengkapnya