Terdakwa kasus pencabulan anak autis dimaki-maki ibu korban
Merdeka.com - Kasus pencabulan terhadap dua anak autis mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (15/1). Tarikah Napitupulu (60) didakwa mencabuli anak tirinya PAS (16) dan anak asuhnya, RM (16), yang merupakan anak berkebutuhan khusus.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) K Sinaga mendakwa Tarikah dengan Pasal 81 ayat (1) dan Pasal 82 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Kedua pasal ini memuat ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun.
Selain hukuman penjara pelaku juga terancam denda paling banyak Rp 300 juta dan paling sedikit Rp 60 juta. "Minimal 3 tahun penjara," kata K Sinaga seusai sidang yang digelar tertutup itu.
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Gimana cara membentak anak bisa bikin anak jadi pembully? Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya. Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
-
Siapa yang kena dampak buruk dari membentak anak? Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengalami gangguan kecemasan, kurang percaya diri, kesulitan bersosialisasi, dan bahkan bisa menjadi pembully. Terlebih lagi, beberapa anak dapat mengalami depresi sebagai respons terhadap bentakan yang terus-menerus.
Usai pembacaan dakwaan, majelis hakim yang diketuai Ramli menunda persidangan hingga minggu depan. Agenda sidang selanjutnya yaitu mendengarkan keterangan saksi.
Usai sidang, kericuhan sempat terjadi di koridor PN Medan. Saat Tarikah keluar dari ruang persidangan, ibu PAS, Donita Manurung, langsung berteriak histeris. Dia memaki laki-laki yang pernah jadi suaminya itu.
"Biadab kau memang, tega kali kau perkosa anak yang cacat, kurang ajar kau," teriaknya sambil berlari mengejar terdakwa.
Donita juga berteriak meminta kepada hakim dan jaksa agar tidak mau menerima suap dalam perkara ini. "Tolong Pak Hakim, tolong Pak Jaksa, jangan mau terima uang dan suap dari dia (terdakwa), tolong Pak Hakim," pintanya sambil menangis.
Emosi Donita mereda setelah Tarikah dimasukkan ke dalam sel tahanan sementara PN Medan. Saat itu, keluarga mencoba menenangkannya.
Sebelum sidang digelar, Donita bersama keluarganya dan belasan anak berkebutuhan khusus, yang didampingi orangtua dan gurunya, berunjuk rasa di depan PN Medan. Mereka menuntut agar Tarikah dihukum seberat-beratnya karena memerkosa anak tirinya, PAS (16), dan anak asuhnya, RM (16). Keduanya merupakan anak berkebutuhan khusus.
Donita Manurung, orangtua PAS, menceritakan kasus pemerkosaan terhadap putrinya dan anak asuhnya terjadi pada Mei 2013 silam. "Suami saya memerkosa anak saya yang merupakan anak tirinya dan anak asuh saya berulang-ulang, saat saya pergi ke gereja," ucapnya.
Perbuatan Tarikah ketahuan setelah RM menceritakan kejadian itu kepada Donita. Perempuan itu pun langsung mengadu ke Polda Sumut.
Dia mengatakan, demo ini sengaja digelar karena mereka khawatir Tarikah lolos dari hukuman berat. Alasannya, sejak awal ada upaya rekayasa dalam penanganan kasus ini. Bahkan keluarga RM sudah berhasil dipengaruhi sehingga mencabut kesaksiannya di Polda Sumut.
"Saya khawatir ada rekayasa dalam kasus ini. Keluarga anak asuh saya yang juga jadi korban sudah berhasil mereka pengaruhi sehingga mencabut kesaksiannya. Mereka bahkan disuruh untuk memfitnah saya. Apa dayaku pak, anakku bisu," ujar Donita sambil menangis.
Bahkan, Donita mengatakan pengacaranya juga turut mempengaruhinya untuk tidak melakukan unjuk rasa. Namun, Donita bergeming. Dia berharap majelis hakim berlaku adil sehingga menghukum Tarikah seberat-beratnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaTetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaMeita ditangkap di rumahnya. Dia mengakui sudah menganiaya balita tak berdosa itu.
Baca SelengkapnyaAkibat penganiayaan tersebut, kedua anak itu mengalami benjol dan memar di sekujur tubuhnya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat tersangka Gregorius digiring keluar menuju ruang tahanan.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan yang dialami oleh seorang anak di day care kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaPelaku APS diketahui adalah ayah tiri dari korban dan ATH adalah ibu kandung dari korban MRS.
Baca SelengkapnyaMengetahui peristiwa itu, ibu korban melaporkan kepada keluarganya dan pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaOrang tua anak korban penganiayaan pemilik Daycare di Depok Meita Irianty (MI) akhirnya buka suara.
Baca SelengkapnyaPemulihan psikologis dilakukan dengan koordinasi bersama Biro SDM Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaJulieghtin menjelaskan kronologi berawal saat pelaku menanyakan kepada istrinya siapa laki-laki pertama yang menidurinya.
Baca Selengkapnya